Sepuluh menit menjadi penetapan waktu kini untuk terlelapnya Yuna dengan posisi membelakangi Jaebum yang sedang memperhatikan punggung gadis itu. Karena tadi kehabisan topik, jadi mereka tidak saling bicara lagi. Saat Jaebum melirik tubuh Yuna, ia dapat menyimpulkan kalau perempuan itu tidur, bisa dilihat dari perutnya yang bergerak naik-turun dengan teratur. Baguslah kalau dia bisa beristirahat meski di tempat seperti ini.
Tak lama kemudian, pintu penjara terbuka, sehingga atensi Jaebum teralihkan. Orang yang datang adalah Mark Lee. Jaebum memperhatikan langkah Mark, dari menutup pintu hingga mendekat ke arahnya. Lelaki Lim itu menyambutnya dengan air muka tak terbaca.
"Maaf lama. Aku mencari plastik bersih dulu. Ini, minumlah," kata Mark seraya menyodorkan satu plastik berisi air ke arah Jaebum. Pria itu juga mengeluarkan dua kotak dengan warna berbeda. Salah satu dari kotak itu ia serahkan pada Jaebum. Jaebum mengucap terima kasih saat tahu kalau isi dari kotak hitam tersebut adalah potongan-potongan daging mentah yang tampak segar.
Binar langsung terbaca di kedua mata Jaebum. Perutnya tergelitik oleh kerumunan cacing kepanasan yang lapar, menuntun tangannya untuk bergerak tergesa saat menyuap daging-daging itu ke dalam mulut. Sangat lezat. Maaf kalau Jaebum terlihat seperti gelandangan kelaparan. Nyatanya memang ia tak terasupi oleh daging dari kemarin.
"Kotak yang merah itu isinya nasi dan daging masak. Untuk Yuna nanti," jelas Mark. Sambil menelisir tatapannya pada tubuh Jaebum, ia berkomentar secara antusias untuk menunjukkan kekagumannya, "Luar biasa, semua lukamu sembuh. Tidak salah lagi, Yuna bukan manusia biasa sepertinya."
"Kau bicara apa? Dia manusia biasa," protes Jaebum sensitif. Memang kalau bukan manusia biasa apalagi? Tidak mungkin juga kalau Ibu Peri. Setelah menelan sebuah lahapan, ia mengomel, "Dan kenapa kau membawa Yuna kemari? Sudah kubilang jangan! Kau tidak mempan saat diancam akan dipotong dengan perunggu. Beruntunglah karena aku berbaik hati untuk tidak melakukan itu."
"Aku tidak bisa membiarkanmu mati begitu saja, bodoh!"
Jaebum dibuat terkejut karena Mark tanpa rasa takut malah tertawa. Terlebih, ia juga mengatai Jaebum. Keberaniannya untuk tertawa santai dan mengatai seorang werewolf ber-range 2 sungguh patut diacungi jempol kaki.
"Dia menangis, Jaebum, jadi aku tidak tega," tutur Mark, memakai nada lebih sopan dibanding sebelumnya. Dari raut wajah Jaebum, terbaca kalau lelaki itu sedikit terganggu dengan kata-kata 'menangis'.
"Yuna menangis karenamu karena dia benar-benar peduli. Lain kali kau jangan seperti itu lagi. Yuna pasti sedih," sambung Mark.
Jaebum menoleh. Kenapa hari ini ia banyak menerima ilmu perasaan? Dari Yuna maupun Mark, keduanya sama saja. Dan ia juga seolah disalahkan terus-terusan. Namun, Jaebum memilih melupakan hal itu. Masih ada hari esok untuk memperbaiki. Sudahlah, Jaebum mengaku kalau ia bersalah.
"Aku lupa menanyakan sesuatu. Kau masuk kemari dan membawa semua makanan ini di depan Daejoong? Kau bisa dihukum jika ketahuan." Jaebum menutup kotak makan kosongnya.
"Kau belum tahu, Lim Jaebum? Kau berhasil mengalahkan Daejoong juga. Rajaku pingsan karenamu. Kalian seri tadi malam. Dia masih berusaha memulihkan diri sekarang. Berbaring terus-terusan di kamarnya."
Jaebum menaikkan alis terkejut, meminta penjelasan lebih. Berdasar perkiraannya, tadi malam Alpha Team kalah. Tapi ternyata ... seri? Sungguh?
"Kau baru tahu kalau kau berhasil membuat Daejoong tak sadarkan diri?" tanya Mark, sadar bahwa Jaebum belum mengetahui hal itu. Pantas saja lelaki itu tidak ada semangat sama sekali di wajahnya, mungkin karena ingin menyerah duluan.
"Ya, aku baru tahu." Jaebum mengangguk, tampak senang seketika. "Range 1 punya kelebihan dalam proses pemulihan luka yang lebih cepat. Tapi, Daejoong masih dalam proses penyembuhan juga?"
![](https://img.wattpad.com/cover/274656443-288-k303025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf [The Lorzt's Regulation]
WerewolfBermula dari ketidaksengajaan yang menimpa. Tombak yang menusuk jantung sang kepala sekolah tepat di depan mata Choi Yuna membuatnya harus terseret dalam sebuah aturan bangsa werewolf. Sedangkan Lim Jaebum, tentu berusaha untuk mencegah bahaya dari...