[Yuna's Pov]
Rasanya tidak ingin sekolah ketika melihat wajah kusut dengan mata bengkak milikku yang terpampang jelas di cermin.
Aku bisa setidakjelas itu ternyata. Hanya karena kepergian satu laki-laki asing, membuat mataku terbuka semalaman dengan otak yang menolak berhenti memikirkannya.
Kata banyak orang, kalau ada seseorang yang membuatmu kepikiran ketika dia pergi, itu artinya dia adalah sosok yang spesial bagimu.
What the heck? Kata-kata bucin pasaran!
Aku bangun tanpa tenaga dan melangkah ke kamar mandi, kemudian menyalakan shower dengan suhu tertinggi. Biarkan saja tubuhku kedinginan, malah shower dingin selalu membantu untuk menyetrika kembali wajahku yang kusut dan tertekuk.
Setelah mandi dan berganti seragam, aku duduk di meja rias. Wajahku sudah lumayan segar, tapi masih kusam. Biasanya aku hanya pakai sunscreen dan loose powder saja. Tapi, kini aku mengoleskan concealer juga di bawah mata. Itu concealer pemberian Eunha saat hari ulang tahunku, setahun yang lalu. Dia memberiku concealer, katanya untuk menutupi kantung mataku yang sangat hitam akibat sering menangis karena ulah ayah.
Iya, dulu aku memang sangat lemah. Kalau sekarang, sudah kebal dengan aturan-aturan ketat yang ayah berikan, jadi sudah jarang menangis dan warna kantung mataku kembali normal sehingga concealernya jadi menganggur. Tapi hari ini, concealer itu kembali berguna.
•
Aku mengantuk sekali hingga tidak tahan untuk tak tidur di tengah pelajaran. Sampai tangan Eunha menggoyang kuat tubuhku, menyuruhku untuk bangun.
Aku pun membuka mata dengan kepala yang sedikit pening. Dapat kulihat, hampir satu kelas melihatku dengan tawa yang tertahan.
"Choi Yuna, kau sakit?" tanya Pak Suho, guru Sastra Inggris yang kemudian menyuruh Eunha untuk mengantarku ke UKS. Syukurlah, wajahku yang sepucat ini berhasil membuat guru itu mengira kalau aku sedang sakit, padahal mah tidak, aku hanya mengantuk berat.
Dapat kudengar, Eunha berdecak sebal, tapi ia tetap menuruti perintah Pak Suho.
"Cepat, Choi Yuna!" ucap Eunha dengan ketus. Biasanya, dia tidak memanggil dengan nama lengkapku, kenapa hari ini ....
Setelah kami sampai di UKS, Eunha duduk di kursi yang terletak di sebelah ranjang tempat aku merebahkan diri. Lalu, gadis itu membuatku terkejut karena mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Dia berkata, "Harusnya aku yang sakit, bukan kau. Kau tega mengambil Jaebum dariku, Choi Yuna? Kau bilang kau tidak menyukainya ... Kenapa kau setega ini?"
"Kau salah paham. Aku bahkan sama sekali tidak bertegur sapa dengan dia selama kalian pacaran. Aku bersumpah."
Eunha menatapku tajam. "Lalu kemarin itu apa? Kau bahkan tidak menolak ajakannya yang menarikmu untuk berbicara berdua."
"Aku juga tidak tahu apa pun. Aku sudah memberontak, tapi percuma saja karena tenaganya seperti kuda lumping raksasa." Aku mencoba bergurau, tapi dia masih menatapku dengan ekspresi seperti itu. Eunha tampak berbeda.
"Harusnya aku tidak menyelamatkanku saat itu. Biarkan saja kau dipukul. Kau pantas mendapatkannya."
Sebentar ...
APA KATANYA?!
Kemudian, Eunha beranjak, berniat meninggalkanku di UKS. Mataku melebar mendengar Eunha berkata seperti itu. Hatiku mendadak sakit mendengar kalimat itu. Tidak, Eunha. Kau jangan seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/274656443-288-k303025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf [The Lorzt's Regulation]
LobisomemBermula dari ketidaksengajaan yang menimpa. Tombak yang menusuk jantung sang kepala sekolah tepat di depan mata Choi Yuna membuatnya harus terseret dalam sebuah aturan bangsa werewolf. Sedangkan Lim Jaebum, tentu berusaha untuk mencegah bahaya dari...