Beberapa menit berpikir karena dilanda kebingungan, sampai akhirnya lelaki itu memutuskan untuk mengikuti Yuna dari belakang. Dia hanya ingin memastikan kalau perempuan itu tidak akan kenapa-napa lagi. Yuna hanyalah manusia bergender perempuan yang baru saja kejar-kejaran dengan seekor serigala. Sudah pasti sekarang otaknya memburam.
Lelaki itu terkejut ketika melihat Yuna masuk ke rumah yang pemiliknya sudah sangat ia kenali.
Setelah Yuna menutup pintu, lelaki itu menghampiri rumah tersebut dan melihat ke dalam melalui kaca jendela. Dari sini, terlihat kalau Yuna tengah dipapah untuk masuk ke kamar oleh seorang wanita tua. Nenek Shihya.
Sudah dia bilang, kalau rumah ini adalah rumah dari seseorang yang sangat lelaki itu kenali. Iya, dia sangat akrab dengan Shihya bak cucu sendiri. Jadi, apa hubungan Yuna dengan Shihya?
Setelah membaringkan tubuh Yuna di ranjang dan keluar dari kamar, Shihya melihat wajah seorang pemuda yang mengintip dari jendela rumahnya. Wanita tua itu bergegas membuka pintu dan menyambut sang tamu pengintip.
"Meski kita sudah bertemu seribu kali, kau tidak akan sekalipun kuizinkan untuk mencuri, Jaebum."
Lelaki itu terkekeh. Ya, siapa yang menyangka kalau laki-laki jelmaan dari seekor serigala cokelat tadi adalah Jaebum? Ckck, dunia sungguh sedang bercanda. Bagaimana bisa dia bertemu dengan Yuna di sini? Entahlah, antara takdir atau kebetulan. Karena keduanya berbeda, dan hanya beda tipis dalam jangkauan waktu saja.
Jangan lupa bahwa Jaebum adalah seorang werewolf dari bangsa Lorzt. Dan jangan lupa kalau Kota Ilsan adalah daerah asalnya.
"Aku ingin memakan masakanmu, Nek, boleh?"
Itu alibi. Yang benar, Jaebum ingin melihat keadaan Choi Yuna karena dilingkupi rasa penasaran dan juga khawatir.
"Maaf, Jaebum. Aku tengah sibuk mengurus cucuku yang datang hari ini. Dia sedang sakit, dan tiba-tiba saja dia pingsan. Membuatku pusing dan bingung."
Jaebum terkejut kala mengetahui suatu fakta tersebut. Yuna itu ... rupanya adalah cucu Shihya? Tak terduga sama sekali.
"Pingsan? Cucumu? Siapa?" tanya Jaebum. Khusus pertanyaan terakhir, ia cukup berpura-pura tidak mengetahui.
"Iya, dia baru saja pingsan. Jadi, kau pergilah dan jangan berisik," usir Shihya.
Jaebum mencoba mencari ide lain agar dapat masuk ke rumah Shihya. Dan binar di matanya hidup ketika ide itu berhasil ia temukan. "Tadi aku sempat melihat seorang gadis yang masuk ke rumah ini. Dia sangat mirip dengan teman sekelasku saat di Incheon. Aku ingin memastikannya, benar apa tidak kalau cucumu itu adalah teman sekelasku saat di Incheon."
Berhasil. Jaebum melihat ada secercah peluang ketika melihat Shihya menatapnya secara antusias.
"Benarkah begitu? Jaebum-ah, cucuku juga dari kota Incheon. Mari silakan masuk, siapa tahu kalau dia adalah orang yang kau kenal itu. Tapi, jangan berisik, ya?"
Jaebum tersenyum simpul menuruti. Akhirnya, ia dapat masuk juga. Memang otaknya tengah koslet hari ini. Hanya saja, melihat keadaan Yuna setelah ribut dengan serigala membuat Jaebum tidak tenang. Ia jelas khawatir terhadapnya.
Melalui celah pintu kamar yang terbuka sedikit, Jaebum dapat melihat kalau gadis itu tengah terlelap.
"Apa benar?" tanya Shihya.
Jaebum mengangguk. "Benar, dia Choi Yuna yang kukenal."
Shihya spontan menganga tak percaya, seolah hari ini kebahagiaan tengah berpihak sedikit padanya. Beberapa saat yang lalu, hatinya merasa sakit karena melihat keadaan sang cucu. Tapi begitu mendengar Jaebum berkata kalau dia mengenal Yuna, perasaannya jadi senang seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf [The Lorzt's Regulation]
Lupi mannariBermula dari ketidaksengajaan yang menimpa. Tombak yang menusuk jantung sang kepala sekolah tepat di depan mata Choi Yuna membuatnya harus terseret dalam sebuah aturan bangsa werewolf. Sedangkan Lim Jaebum, tentu berusaha untuk mencegah bahaya dari...