Tiit Tiit!
Akash dan Lingga yang memang sedang berdiri di tengah jalan seketika menghindar saat sebuah motor trail membunyikan klakson dengan tiba-tiba, mereka terjengkang kaget melihat pengendara itu terlihat tak santai.
“Buset, dah! Ganas betul, dah, tuh cewek!” ujar Lingga.
Namun saat melihat dua gadis yang berboncengan itu berbelok ke arah rumah dengan pagar bercat putih, Akash dan Lingga pun sadar siapa dua gadis itu.
“Sarah, tuh, Ngga!”
Lingga mengangguk. “Iya, kayaknya.”
“Buset, make trail dia. Lupa gender keknya, tuh, cewek.”
“Hobi gak mandang gender, Kash. Gak usah ngurusin lo!”
Akash mengedikkan bahunya lalu duduk di tempat duduk yang ada di sebelah pagar rumahnya, ia dan Akash berencana untuk menghirup udara malam. Keduanya merasa bosan, ingin nongkrong di kafe tapi malas, jadinya nongkrong di depan rumah saja.
“Si Ares mau ke sini, gak?”
Akash mengedikkan bahu dengan kepala menggeleng. “Chat gue aja gak dibalas.”
“Btw, ngerasa gak, sih, makin ke sini si Ares makin hangat. Walopun masih hangatan Mia Khalifa, sih.”
“Anj, gue silet juga mulut lo lama-lama!” Lingga melempar boneka Chucky yang sejak tadi ada di genggamnya pada Akash.
Sedang Akash berdecak kesal saat boneka itu mengenai wajah aselole miliknya. “Ck, tapi bener, kan, kalo Ares makin hangat. Gue yakin pasti karna dia bergaulnya sama si Diana.”
“Ada janda makan margarin, ngurusin banget, sih, lo!”
***
Diana berbaring dengan kaki berselonjor ke bawah, tangannya terangkat ke atas merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Sepertinya ia butuh tukang pijat, entah kenapa ia merasa sangat lelah. Melihat kedua sahabatnya yang sedang asyik menonton drama, ia berpikiran untuk meminta Sarah menjadi tukang pijat dadakan.
“Sarah, tolong pijatin Diana sampek bunyi kretek, ya!” pintanya.
Tanpa penolakan Sarah mengangguk, ia kemudian meminta Diana duduk di depannya. Dengan senang hati gadis yang ingin dipijat itu mendekat.
Krek!
Setelah dilemaskan, dengan sekali tarik leher Diana langsung lega. Jika saja Sarah membuka jasa pijat, Diana yakin pasti akan laku besar. Sarah sangat pandai memijat. Hehe.
Mereka bertiga menonton drama bersama. Manda yang tak hentinya makan camilan, dan sarah yang masih sibuk mengkrek-krekkan tubuh Diana.
Tak lama nada dering Diana berbunyi, dengan cepat ia beranjak dari duduknya meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Rupanya sang pujaan hati menelepon, tanpa banyak berpikir Diana langsung mengangkat telepon dari Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brass Monkeys
Teen FictionAres G. Syahreza namanya, jangan tanyakan parasnya, karena kalian akan mati ditempat jika melihatnya langsung. Dia dingin dan tak tersentuh. Diana bilang, Ares lebih dingin dari Es krim coklat kesukaannya. Ares tak pernah tertawa, berbicara saja ja...