4. Gara-gara Kinder Joy

914 89 11
                                    

Sebuah gagang sapu menghalau langkah Akash, baru saja ia ingin keluar pagar. Namun ia dikagetkan dengan seorang gadis yang tiba-tiba saja menodongkan sapu padanya.

"Kak Akash, minta nomornya kak Ares dong!"

Fyi, Diana dan Akash itu tetanggaan. Hanya selisih dua rumah saja.

Akash mengangkat sebelah alisnya, "Lah, emang lo siapa?"

Diana kembali menodongkan sapu yang sempat ia colong di post satpam, sebagai senjata untuk mengunci pergerakan Akash jika saja kakak kelas sekaligus tetangganya itu hendak menolak permintaannya.

"Ehem, Plis deh kak. Gausah sok gak kenal gitu, emang siapa sih yang gak kenal Diana di komplek ini?"

"Si gadis cantik berparas melati serta berbudi luhur se-Jakarta Selatan!"

"Bilang, siapa sih yang gak kenal Diana Abigail anaknya pak Saga mantan ketua RT yang sekarang menjabat sebagai panglima TNI Angkatan Udara?"

Diana menghempaskan rambut yang diurainya dengan songong, "Diana kok gak dikenal. Kebangetan banget!"

Mata Akash terasa berkedut, "Lo sakit?"

Diana berdecak kesal, "Ais, gak mau tau. Pokoknya Diana mau nomor telponnya Kak Ares!!"

Akash melewati Diana begitu saja, benar kata Ares. Cewek itu memang sedikit gila.

"Kak!"

Akash berbalik malas, namun sedetik kemudian badannya langsung tegap seperti terisi jutaan ion.

Diana menggoyang-goyangkan sesuatu di tangannya, dengan senyum mengejek.

"Kak Akash dapat ini, asal Diana dapat nomor kak Ares.

Akash merasa seperti di ujung tanduk. Ia berada di antara dua pilihan yang sangat sulit.

Akash menyerah, ia mengangkat tangan tanda mengalah. "Okeh, gue kasih lo nomor Ares."

Dan pada akhirnya, 10 buah Kinder Joy berhasil membuat Diana mendapatkan nomor Ares.

Kasihan Ares, nomor handphone-nya yang bersifat sangat rahasia, berhasil diketahui oleh makhluk aneh hanya karena sogokan Kinder Joy.

Matilah kau Akash!

_____

Ares melempar ponselnya yang sedari tadi terus berdering ke kasur, ia jengah melihat nomor yang sama terus mendialnya berkali-kali.

Triiiingg!

Takut telinganya akan bermasalah, Ares akhirnya dengan berat hati meraih dan menekan tombol hijau di ponselnya.

"HALO KAK AREESSS! INI DIANA ADEK KELAS KAKAK YANG BENTAR LAGI BAKAL JADI PACAR KAKAK. SAVE YA NOMOR DIANA SUPAYA ENAK NGEHUBUNGI-"

Tut!

Sial, hampir saja telinganya benar-benar bermasalah. Untung saja ia langsung mematikan panggilan dari orang tak jelas itu.

Sebentar, dari mana gadis itu mendapat nomor teleponnya?

Yang tau hanya mama, papa, Akash dan juga Lingga.

Tidak mungkin jika mamanya atau papanya yang membagi nomornya.

Lingga, tidak mungkin juga. Lingga tidak semudah itu disiasati.

Ares berdecak, nama Akash terngiang-ngiang di kepalanya. Akash adalah tersangka utama, Sahabatnya itu memang sangat muda di bujuk rayu. Apalagi jika sudah disogok menggunakan,

... Kinder joy!

_____

Ting!

Pagi kak Aresku sayang!

Sebuah pesan teks masuk, dan Ares tak mempedulikan itu. Ia memakan sarapannya dengan khidmat.

Ting!

Semoga pagimu secerah mentari pagi!

Lagi, lagi-lagi pesan Diana terabaikan.

Ting!

Dan semoga hari ini kak Ares sudah ingat caranya tersenyum :)

The end, Ares mematikan ponselnya.

Setelah sarapan seorang diri, Ares bergegas ke sekolah.

Di tengah jalan, dari kejauhan Ares melihat seorang gadis di depan sana merentangkan tangan mengahalau motornya melaju.

Bedebah sekali gadis aneh itu!

Ares memelankan laju motornya, lalu berniat melewati gadis itu dengan mengarahkan stir motornya sedikit ke kanan, namun gadis dengan nama Diana itu juga ikut ke kanan. Ares ke kiri, Diana juga ke kiri.

Gadis gila!

Diana tersenyum Pepsodent saat Ares sudah tak lagi mencoba lari darinya.

"Pagi kak Ares!"

"Semoga pagimu secerah mentari pagi!"

"Dan semoga hari ini kak Ares sudah ingat caranya tersenyum!"

Diana menyapa Ares seperti pesan teks yang ia kirim pada Ares, ia yakin Ares belum membacanya. Jadi ia ucapkan langsung saja.

"Gila!" gumam Ares. Dan tertangkap di pendengaran Diana.

"Iya, Diana emang gila. Tergila-gila sama kak Ares."

Ares menggeleng tak percaya, gadis itu jelas memang sudah gila.

_____

Ares mengusap kasar wajahnya, ia menatap nyalang Akash.

"Demi apa lo bagi nomor gue cuma gara-gara disogok Kinder Joy?"

Akash menatap takut-takut pada Ares, "Diana ngasih sepuluh Res, sayang banget kalo ditolak."

"Gue bisa kasih lo seratus kalo lo mau!!" Ares tidak terlalu marah sebenarnya, hanya kesal saja.

Akash menunduk, "Sorry, Res."

Bahkan Lingga ikut menunduk karena kuatnya aura menyeramkan yang terkuar dari tubuh Ares.

Ares meninggalkan kedua sahabatnya, mereka sedang berada di rooftop sejak tadi.

Akash menatap nanar kepergian Ares, "Semua gara-gara Kinder Joy, huh!"

Ares yang berjalan santai menuju kelas, mendengar suara auman semacam suara auman kucing kejepit lawang.

"Kak Ares! Udah bisa senyum belum?!!"

Sial!

_____

Selasa, 16 Juni 2020

Selamat membaca dan semoga terhibur 🖤

Kutunggu komentar kalian, jangan lupa divote juga ya :)

Brass MonkeysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang