Seseorang sedang duduk di tepi danau kampusnya, dengan nafas pelan, tatapan kosong, dan pikiran yg entah kemana arahnya. 2 hari lalu ia mengantarkan orang terakhir yg ia cintai menuju pusara peristirahatan, ia benar2 tak rela namun memang ini harus ia terima. Ia menoleh ke samping, bahu yg dulu menjadi tempat bersandar kekasihnya, kini terasa lebih ringan. Namun rasa berat itu pindah kedalam dadanya sehingga menimbulkan sesak yg menyiksa.
Tak jauh dari sana, ada 2 orang yg sedang memperhatikan orang itu.
"shan, samperin gih"
"a.. Aku belum siap fen"
"trus kapan siapnya? Bahkan harusnya kamu meluk dia waktu ia terakhir kali melihat celine".
Shani pun terdiam.
"kamu kalau gini terus, bisa kehilangan dia selama samanya"
"kamu kenapa ngomong gitu?"
"karena kamu ga ada saat dia sedang sedih, dan kamu melakukannya berkali2". Pukulan telak dari feni menusuk hati shani.
"samperin atau tinggalin dia" ucap feni tegas
Tanpa ba bi bu shani lngsung berjalan menghampiri gracia, meninggalkan feni yg tersenyum dan meninggalkan keduanya.
*************************
"geee....." ucap shani dengan nada lirih
Yg dipanggil hanya menengok dengan wajah sendu dan mata yg basah.
Shani mengambil posisi untuk duduk disampingnya.
"kamu ngapain disini?" tanya shani
"ga ngapa2in" gracia menjawabnya dengan datar.
Mereka kembali terdiam.
"kamu... Kangen ya ama celine?" tanya shani. Ia menatap gracia lekat
"banget, aku kangen sama dia, bahkan aku sampai skrng masih ga percaya kalau dia udah pergi".
Shani berinisiatif merengkuh tubuh gracia.
"kamu kalau mau nangis, nangis aja gapapa" ucap shani sambil mengusap lengan gracia.
Yg di peluk awalnya diam namun lama2 isak tangis nya terdengar. Shani menyandarkan kepala gracia di bahunya. Ia tau gracia begitu terpukul, begitu juga dirinya.
Namun setelah cukup lama menangis gracia melepaskan diri dari pelukan shani, dan caranya terkesan memaksa.
"kamu kenapa ge?"
"aku lupa kalau kamu punya orang", ia pun menoleh ke lawan arah.
Shani meringis, perlukah ia memikirkan hal itu saat dirinya menawarkan diri menjadi sandarannya?
"kamu ga perlu mikirin itu gee... Kamu mau cerita, cerita aja, aku siap kok, apapun cerita kamu, dan kapanpun kamu mu. Aku ada terus".
Tiba2 gracia menoleh cepat kearah shani, namun tatapan nya berubah menjadi tajam, sorotnya menggambarkan kemarahan.
"bisa bisanya kamu ngomong gitu" gracia pun bangkit, melenggang meninggalkan shani. Shani ikut bangkit dan mengejarnya.
"ge maksud kamu apa?"
"bisa bisanya kamu ngomong yg bertentangan dengan kenyataan?"
"bertentangan apa?"
"kamu ada terus? Darimana? Kamu malah ialng terus"
"gee"
"kamu kemana waktu dulu aku telepon berkali2? Aku waktu itu lg down banget, lagi butuh kamu, lagi pingin kamu disii aku. Tapi kamu gada, bahkan setelah aku menyeraj menghubungi kamu, kamu gada satu kali pun mengubungi aku"
"ge maaf mungkin waktu itu lagi sibuk, kamu kenapa emangnya?"
"mami ve..... Meninggal"
Shani pun tersentak.
"mami ve meninggal saat dia tidur memeluk aku, aku bangun mami ve udah gada, aku hubungin kamu berkali2 dan tak ada satupun yg kamu angkat, karna kamu lagi liburan sama tunangan kamu. Bahkan kamu tak sama sekali hubungin aku setelah itu. Dan saat aku nyamperin kamu, sudah ada bibir yg cium kening kamu dan kamu menikmatinya didepan mata aku dan waktu itu aku masih jadi pacar kamu".
Shani menatap tak percaya pada gracia.
"sekarang biarkan aku pergi".
Gracia pun berbalik dan berlari meninggalkan shani yg terduduk lemah disana.
************************
POV Shani
Aku berjalan gontai menuju rumahku, saat menuju ruang tamu, aku menemukan seno sedang mengobrol dengan papa.
"kamu dari mana saja shani? Seno sudah nunggu dari tadi" tanya papa
"ada kegiatan ukm pa"
"kenapa ga bilang dulu, kasian seno udah nungguin, dia mau ajak kamu jalan"
"pa, bisa jalan nya lain kali aja? Shani cape".
Aku pun langsung menutup pintu kamar dan menguncinya rapat2. Pikiranku kacau, kata2 gracia terngiang2 di kepalaku. Aku tak menyangka kalau aku menyakitinya sedalam itu, aku selingkuh dibelakangnya, tak ada saat dia terpeluruk, membiarkan dia sendiri menahan semua sakit itu.
Awalnya aku menerima seno karena permintaan papa, dan dia juga memang awalnya adalah sosok pasangan idaman dimataku, namun seiring saling mengenal, kita tau kekurangan masing, ternyata dia orang yg pemaksa dan suka mengadu, itu hal yg sangat aku tidak suka, puncaknya saat kemarin aku menengok celine, dia memaksaku untuk pergi dengannya, sedangkan aku sendiri merasa bertanggung jawab atas celine, bukan cuma karena dia juniorku, tp karena aku juga menyayanginya layaknya adikku sendiri, bahkan wajah kami saja mirip. Tapi dia tetap memaksa dan mengancam mengadukannya pada papa. aku tak peduli, aku kesal dengan sikapnya.
Kembali ke gracia, aku tak menyangka bahwa dia akan kehilangan maminya secepat ini, padahal saat kami bertemu dulu, beliau tampak sehat, bersih, terawat dan sangat cantik, aku yakin dia titisan bidadari, dan akhirnya aku tau paras manis, senyum menggemaskan dan pipi gembul milik gracia itu asalnya dari mana. Tp sekarang beliau sudah tidak ada, gracia pasti sangat terpukul apa lagi ayahnya sudah berpulang duluan. Gracia menanggung beban kesedihan yg sangat berat, aku saja membayangkan rasanya tak sanggup bila itu terjadi padaku.
Tak sadar air mataku meleleh keluar, bisa bisanya aku menyakitinya saat dia cuma punya aku saat itu. Aku merasakan rasa bersalah yg mendalam, dan kini baru aku sadari, aku menyesal sudah memilih seno dibandingkan gracia. Namun apakah aku bisa kembali bersamanya? Dengan kondisi seperti sekarang ini? Ingin rasanya aku menghampirinya dan memeluknya erat, meminta maaf atas semua luka yg ku beri dan menjahit semua luka yg ada dijatinya.
"maafin aku ge... Hiks....hiks..." aku menangis memegangi dadaku dan memandangi foto2ku bersamanya di galeri hp yg sebenarnya tak pernah ku hapus.
******************
Keesokan harinya saat jam pulang kuliah aku diam di dalam mobil di area parkiran kampus menunggu gracia pulang, aku akan mengikutinya agar tau dimana kosnya sekarang, setidaknya aat aku tau, aku akan sering mengunjunginya agar bisa memperbaiki hubungan kami.
"aku harap kita bisa kaya dulu lagi ge, maksudku menjadi sepasang kekasih seperti dulu".
Sebelumnya aku bilang aku gatau kapan cerita ini up lagi, tp yg pasti, aku bakal usahain cerita ini akan aku selesaikan. Dan aku harap cepat atau lambat, cerita ini akan selesai seperti yg aku bilang sebelumnya.
Makasih yg udah komen vote ataupun baca.
See you at the next part.