Sesampainya di rumah gracia, mereka bertemu dengan mba, shani duduk di kursi ruang tamu namun gracia membawanya masuk ke ruang tengah, membiarkan shani ngemil sementara ia masuk ke kamar orang tuanya. Selama di kamar gracia memandangi foto orang tuanya, rindupun memenuhi hatinya, ingin rasanya bertemu.
Shani yg diam di ruang tengah, mengobrol dengan mba yg tinggal dirumah gracia, mba sudah tinggal disana sebelum gracia lahir, jadi mba adalah salah sayu saksi hidup gracia, shani yg kepo bertanya tentang banyak hal, dan mba dengan senang hati menjelaskan apa lagi masa2 indah keluarga gracia, dari awal gracia mukai bisa berjalan, gracia yg manja, gracia yg tiba2 menjadi dewasa, dan kini gracia sudah mandiri.
Gracia keluar dari kamar ortunya dengan perasaan murung, sedih tak bisa melampiaskan rindunya pada orang tua. Shani yg melihatnya langsung bangkit dsn menghampiri gracia. Tanpa sepatahkata pun shanj langsung memeluknya dengan erat.
"kalau kamu mau nangis, gapapa" ucap shani sambil mengelus punggung gracia. Tak berapa lama isak tangis gracia mulai terdengar.
Pintu terbuka, disana datang pak gito, orang kepercayaan ayahnya.
"pak gito, ini ada nak gracia".
Pak gito langsung sigap dan menyalami gracia setelah pelukan shani terlepas.
"apa kabar nak gracia?"
"baik pak, gimana bu eli dan de muthe?"
"sehat kok nak, baik, mereka sehat selalu, saya gatau nak gracia disini jadi saya ga bawa laporan bulan ini"
"gapapa pak gito nanti lagi aja, saya lg kangen rumah aja"
"oya nak gracia motor nya mana? Tumben biasanya parkir di depan rumah?"
"motorku hancur pak, rusak karena kecelakaan"
"innalillahi, nak gracia gapapa? Ada luka lecet?"
"ga kok pak, aku dah sehat lagi kok"
"syukurlah kalau gt"
"oya pak, tabungan saya ada ga buat beli motor yg kemarin?"
"ooooh itu? Nak gracia mau beli motor baru?"
Gracia mengangguk.
"mau beli berapa? 2? 4?"
"1 lah pak, kok banyak banget?"
"ya jangankan 4 nak, uang tabungan kamu tu bisa buat beli 10 motor kaya gitu"
"hahaha banyak banget ya? Emang pegawai yg lain ga protes?"
"jangankan protes pak, saya aja udah naikin gaji buruh2 kita 2x, sampai mereka punya usng lebih buat tabungan. Tp ksrena itu mereka kerja nya semakin semangat. Hasil panen bagus terus, dan laku di pasar"
"syukurlah kalau begitu"
"jadi mau berapa motor nya?"
"1 aja lah pak, tolong siapin, nanti 3 minggu lagi saya ambil motornya pas udah siap surat2nya"
"siap pak boss, dengan senang hati saya siap melayani pak boss".
Setelah itu pak gito pamit untuk pulang, gracia cukup lega akhirnya kebutuhannya bisa terpenuhi.
Tiba2 sebuah tangan melingkar di perutnya, itu adalah tangan shani, Memeluknya erat dan menyandarkan kepalanya di bahu gracia.
"kamu pasti kangen orng tua kamu ya?"
Gracia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"yaudah kita ziarah nanti ya, aku anter"
"jangan shan, nanti ngerepotin kamu"
"engga, ga ngerepotin, aku mau kok nganterin".
Gracia kembali mengangguk.
****************************
Kini mereka berdua berada di makam ayah dan ibu gracia, gracia duduk dan memanjatkan doa terbaiknya untuk mereka. Sedangkan shani hanya bergumam dalam hati, mendoakan mereka yg gracia cintai, dan memohon maaf sebesar2ny Karena telah menyakiti orang yg mereka sayangi. Shani menatap makam mami ve"maafin aku tante, udah nyakitin anak tante. Aku janji akan berusaha agar itu akan jadi yg terakhir, aku akan membahagiakan gracia sepenuh hatiku". Ucap shani dalam hati.
Gracia bangkit setelah dirasa sudah cukup berdoa, shani dapat melihat airmata yg berlinang, lalu ia menarik gracia masuk kedalam pelukannya, sehingga gracia sedikit lebih tenang.
Lalu shani menggandeng gracia untuk kembali pulang kerumah. Awalnya gracia enggan melakukan hal seperti itu, tapi setelah shani menggenggam tangannya, shani sama sekali enggan melepaskannya, bila genggamannya terlepas, shani akan dengan cepat melingkarkan tangannya di lengan gracia.
"tolong ge, jangan dilepas" lalu genggaman tangan shani pun semakin erat.
Sesampainya dirumah mereka makan di meja makan yg sudah di sediakan mba.
"ge kamu mau makan apa?" ucap shani yg sedang mengambil nasi untuk jatah gracia. Gracia sendiri heran dengan apa yg shani lakukan.
"aku... Telur sma kangkung aja" ucap gracia.
Shani pun menurutinya.
"segini cukup?" tanya shani. gracia mengangguk. Piringpun diberikan untuk gracia, lalu shani memgambil untuk dirinya, suasana hening sampai gracia membuka suara.
"kamu kenapa baik banget sama aku?"
"kenapa emangnya ge?"
"kamu mau nganter aku jauh sampai rumah ku kesini, bahkan kamu harus bolak balik anter aku. Aku malah jadi repotin kamu".
"hei, apanya yg ngerepotin? Aku lakuin semua ini atas kemauan aku sendiri, dan aku senang lakuin semua itu, termasuk waktu aku bikin nasi goreng buat kamu, jujur aku khawatir aku lupa selera makan kamu, tp ternyata engga, kamu makannya lahap banget tadi. Itu udah bikin aku senang ge".
"iya emang lahap, aku kan blm makan, trus emang kamu masih inget selera aku".
"syukurlah, udah cocok jadi pasangan kamu kan?"
"hah!?"
"eh ge, ngga ngga ngga".
"(duh shan knp mesti keceplosan gt sih? Agresif bgt, baru gini doang udah minta jadi pasangan)" gumam shani dalam hati.Mereka kembali melanjutkan aktivitasnya, shani mengantarkan gracia pulang ke kosan, lama kelamaan obrolan mereka makin mengalir, shani senang setelah akhirnya mereka bisa kembali akrab lagi. Setidaknya.... Ia akan bisa bersamanya terus.
Haloo.... Masih ada kah yg baca?
Semoga aku ga digebugin yaaa. Maaf lama update dan maaf update nya dikit. Karena emang real life harus diutamakan. Tp buat sekarang bakal nyoba nyicil kok. Makasih yg suka nagihin
Makasih jg buat yg udah baca vote, komen.
Semoga cerita ini masih bisa menghibur kalian.
See you at the next part
Btw ada cerita lain. Baru up 1 part sih, bentar lg up part 2.