Imajinasi

2.5K 211 4
                                    

"emmm.... Shaan.."

"aku ngantuk ge, mau bobo, jangan ganggu napa".

".. A.. Aku bukan mau ganggu, tp aku blm nyikat gigi".

Shani pun menghirup tubuh dan mulut gracia.

"ga ah, ga bau"

"shaan, lepas dulu, aku blm pake cream malam".

Shani pun melepaskan pelukannya, membiarkan gracia melakukan kegiatan rutin sebelum tidur.

Setelah selesai, gracia melihat shani sudah terlelap, nafasnya teratur, wajahnya terlihat damai, dan dia terlihat nyaman. Ia menghampiri shani dan ikut berbaring, tangannya dengan kaku dan ragu menyentuh pipi shani, mengusapnya dengan lembut, jantungnya berdetak kencang, ia takut nantinya malah membangunkan shani.

"ini seperti mimpi, orang yg aku cintai kini ada didepanku, bahkan sebelumnya dialah yg memintaku tuk jadi kekasihnya,  apakah ini bisa berlangsung dalam waktu yg lama?" ucap batin gracia. Ia sedikit menurunkan tempo usapannya dan akhirnya berhenti karena terhNyut dalam pikirannya sendiri. Entah mengapa, shani menggesek2an pipinya pada tangan gracia dan wajahnya pun terlihat gelisah, awalnya gracia kaget, tapi setelah ia kembali mengusap pipi shani, shani pun berhenti dan kembali tenang.

" tapi tak apa, seengga nya aku pernah menjadi milikmu" ucap batin gracia lagi.

Gracia mengalihkan pandangannya pada tembok, ia membayangkan disebuah taman, mereka mengabiskan waktu bersama, melihat anak2 kecil yg sedang bermain dengan penuh tawa, dan salah satu diantara mereka menghampiri keduanya dan ikut mengajak main bersama, Melihat shani ikut bermain bersama anak2 seakan tanpa beban dan seakan mereka seumuran, dan setiap momen itu shani abadikan, setelah itu mereka duduk ditepian danau memandangi dua angsa yg saling berenang beriringan dan saling menempelkan kening, diikuti gracia dan shani yg saling menempelkan kening, saling tersenyum dan saling memandang, keduanya pun semakin mendekat, bibir mereka semakin mendekat.... Dan gracia kembali sadar.

Ia menggelengkan kepalanya cepat, berani2 nya dia membayangkan seperti itu pada orang yg ada didepannya ini, yg memiliki paras cantik khas blasteran indo-surga. Gracia tersenyum bodoh atas imajinasinya barusan.

"sadar greee, mimpi jangan ketinggian, nanti jatuhnya sakit, skrng jalani aja yg ada" batin gracia mengingatkan, diikuti dengan nafas panjang.

Gracia kembali menatap shani yg tertidur.

"mungkin kalau bukan karena kunci apartemen ku jatuh, kita gakan ketemu, kenalan, akrab dan sekarang bisa kaya gini. Mungkin ini emang takdir yg harus aku jalani, kebersamaan dan nyaman ini membuat aku jatuh hati padamu, cinta datang karena terbiasa, aku harap kita akan terus bersama " kembali batin gracia bersuara.

"mungkin aku udah lancang mencintai kamu sedari dulu, mungkin sebenernya aku ga layak buat kamu, tp aku harap biarkan rasa ini pernah bahagia, bahagia karena mencintai kamu. Shani" kali ini bibirnya yg berkata, gracia mengucapkannya dengan lirih.

Ada suatu dorongan yg membuat wajah gracia mendekat, ia semakin bisa liat wajah shani lebih jelas, semakin dekat sampai bibir mereka hanya berjarak beberapa centi saja. Namun tiba2 kesadaran gracia kembali namun ada suatu dorongan yg sulit gracia tahan, batin gracia sedang berperang antara mengikuti dorongan atau mengikuti logikanya. Akhirnya gracia mengambil jalan tengah, mengarakan bibir nya ke kening shani dan menempel disana, ia menyalurkan semua rasa dalam dadanya melalui kecupan itu, sampai ia terpejam dan menikmatinya, jantungnya menjadi normal kembali, akhirnya semua penatnya tersalurkan.

Kecupan itu terlepas, mata gracia masih terpejam, lalu ia tersenyum lega.

"love you shani". Ucap gracia dengan lirih kembali, namun ia merasa senang.

Tapi..... kesenangannya tak berlangsung lama. Karena saat membuka mata, senyuman itu luntur dan hilang, detak jantungnya kembali meningkat bahkan ada keringat yg menetes dari dahinya.

Shani membuka matanya dengan senyum tipis, dengan mata yg menatap intens ke matanya, membuat gracia membeku dan kaku.

"love you too sayang" ucap shani.

"ka... Kamu blm.... tidur? Eh.. Aku.. Bangunin .... kamu ya?" ucap gracia terbata2, ia seperti orang kepergok maling.

"kok gugup gitu siiih hmmm?"

"engg....ga, kamu... kebangun.. ya? Maaf aku bangunin kamu". Ucap gracia merasa bersalah.

Kali ini shani yg mengelus pipi gumbil gracia.

"aku dari tadi ga tidur kok" ucap shani dengan senyum yg semakin mengembang.

Tubuh gracia semakin membeku.

"ja.... Jadi..." ucapan gracia terhenti karena shani sudah menarik tubuh gracia dan memeluknya erat.

Shani meletakkan tangannya di dada gracia, ia merasakan detak jantung gracia sangat kencang, dan shani menyukainya seperti musik favoritnya, ia merasakan bahwa gracia benar2 mencintainya. Lalu shani kali ini mengambil posisi ternyaman untuk tidur. Ia mengeratkan pelukannya.

"ayo bobo sayang" ucap shani manja.

Gracia memejamkan matanya, entah mengapa ia nurut saja dengan perintah shani.

"met bobo syg" ucap shani lalu mengecup pipi gracia. Tanpa menunggu jawaban gracia, shani memejamkan matanya.

"ya tuhan gimana aku tidur kalau diginiin terus" ucap batin gracia.

Setelah 10 menit shani terlelap, kini gracia ikut terlelap, ia perlu meredakan detak jantungnya terlebih dahulu.









Segitu dulu ya guys, maaf kalau ada salah2 kata, typo, dan aga ngejelimet bahasanya serta ga jelas ceritanya.
Masih amatiran hehehe.

Ini ceritanya jadi kaya dengerin suara hati nya gre ya? Hehehe

Ga lupa mau ucapin makasih sama yg udah baca, vote, dan komen.

Hasil Halu AjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang