"apa sih leee" ujar gracia tak nyaman sambil melepaskan lengannya.
"ayolaaa, suapiiin"
"engga yaaaa michele, aku juga lapar" tegas gracia.
Michele hanya cemberut dengan kelakuan gracia, setelah selesai makan gracia langsung bangkit dan berpamitan pada keduanya, meskipun respon mereka datar2 saja, mungkin kesal karena gracia seperti mengabaikan mereka, padahal itulah gracia, cukup acuh dengan keadaan sekitar, tp dia tetap mau berteman dengan siapapun.
Sesampainya dikosan gracia langsung berbaring diatas kasurnya, hingga tak sadar ia pun tertidur.
Setelah beberapa jam, kesadarannya berkumpul dan mulai bisa merasakan sebuah tangan yg mengelus pelan kepalanya. Gracia sedikit membuka matanya dan mendapati sesorang yg tersenyum memandanginya.
"kamu kok bisa masuk kesini sih?" tanya gracia dengan nada serak khas bangun tidur.
"kamar nya ga dikunci, kamu lupa ya?"
Gracia tampak berpikir, dan memamng benar, gracia lupa mengunci pintu.
"hehehe maaf"
"iya gapapa, lain kali jangan lupa lagi yaaa"
Gracia mengangguk, lalu ia branjak ke kamar mandi untuk mencuci muka nya.
Setelah selesai mereka berbincang ringan sambil berbaring ditas tempat tidur, saling berhadapan.
Shani senang gracia sudah tidak sekaku sebelumnya, obrolan mereka pun kembali mengalir seperti saat mereka berteman dulu. Alhasil waktu seakan berjalan cepat dengan kebersamaan mereka.
Hubungan mereka berjalan lebih dari 4 bulan, mereka mulai saling beradu argumen, meskipun bisa diselesaikan, tapi harus dilalui oleh perbedaan pendapat yg menaikkan volume bicara mereka. Usia 5-8 hubungan mereka merupakan cerita yg unik, karena mereka sering berdebat bahkan berantem di chat, namun di dunia nyata mereka sangat harmonis seakan tak ada masalah apa apa. Memasuki usia ke 9 bulan, hubungan mereka sering diisi dengan cekcok
"kamu kok sibuk banget gre?"
"iya kan aku mau persiapan lomba, kamu juga minggu lalu sibuk kan?"
"iya kan minggu lalu aku sibuk BEM gre, persiapan buat kegiatan fokus".
"emang sibuk banget ya sampe susah banget buat ngasih kabar?"
"aku harus fokus gre, acaranya harus lancar, demi kebaikan kampus juga nantinya"
"ya kalau gitu aku juga kan harus fokus demi bawa nama baik kampus"
"tapi kamu lebih sibuk gre, jangan kan buat bareng, ketemu aja jarang srkarang karena kamu latihan terus".
"kemarin juga kamu gitu, ketemu aku juga disekretariat sebentar, abis itu kamu sibuk lagi, kalau aku ga nungguin kamu disana, kamu ga sadar kan ada aku?".
"cukup ge aku gamau debat, aku cape, aku mau pulang, istirahat, permisi". Shani pun berlalu meninggalkan gracia.
Itu salah satu contoh debat mereka.
saat di kosan, gracia berbaring memejamkan matanya, ia berfikir, mungkin dia yg kurang mengerti dengan kondisi saat ini, shani membutuhkan waktu untuk dirinya, dan organisasinya, karrna gracia selalu memahami bila shani sedang kuliah. Mungkin gracia harus lebih bersabar dan lebih menerima apapun kegiatan shani, biarkan shani fokus. Gracia mengambil keputusan untuk vacum dari kegiatan mahasiswa diluar kuliah dan memberi shani waktu kapan pun shani memintanya, gracia akan selalu ada untuknya.Hari pertama hubungan mereka sudah jalan 11 bulan, gracia memaksa shani memberinya waktu untuknya, ditengah kegiatan shani yg padat, gracia memohon2 agar shani mau menemaninya.
"kita mau kemana sih gre? Trus kamu sejak kapan bisa naik motor? Kok aku gatau sih?"
(Ceritanya motor gracia)
"ada deh, aku bisa naik motor dari sd kelas 6, ya jelas kamu gatau kan aku kekampus jalan kaki sayang". Ujar gracia sambil memakaikan helm di kepala shani, salah satu adegan yg menurut orang2 romantis. Gracia melihat shani cemberut tak kuasa menahan rasa gemasnya dan mencubit pelan pipi shani.
Shani memeluk gracia dari belakang dan motor gracia mulai melaju. Perjalanan ditempuh dalam waktu 3 jam, melewati jalanan aspal yg ada diantara hutan cemara yg asri, belum lagi ada padang rumput hijau yang membentang luas ditambah dengan sinar mentari pagi yg hangat, membuat pagi shani begitu cerah.
Sampai lah mereka di suatu desa yg berada di kaki gunung. Desa tersebut bisa dibilang terpencil namun bisa juga dibilang modern, meskipun bangunan nya masih terbuat dari rotan bambu, tapi disana banyak yg sudah mengaplikasikan teknologi masa kini. Bahkan jaringan telefon selulerpun sangat lancar disana. Kemudian, sampai lah mereka di sebuah rumah yg paling besar diantara rumah disana, namun masih dengan bilik bambu nya, begitu tampak dari luar.
Segitu dulu ya guys, maaf update nya lama, yg nulis kadang suka gapunya ide.
Makasih yg udah mau baca, vote dan komen, moga cerita nya menghibur meskipun makin ga jelas yaaa. Mohon maaf juga karena masih banyak kekurangan.