"Maksud kamu gimana?"
"Gausah boongin hati kamu sendiri gre, aku cinta ama kamu, kamu cinta aku kan? Jujur gre. Awal aku tau aku bahagia banget karena cinta aku terbalas"
Shani mengambil tangan kanan gracia dan mengarahkan ke dadanya
"ini berdetak kencang saat deket kamu gre, beda sama aku waktu sama dia, mungkin aku nyaman, mungkin aku suka, tp ga ada perasaan ini, dan aku risau pas kamu ga ada gre"
Shani menunggu respon gracia tapi dia tetap diam, lalu shani mengambil tangan gracia dan menggenggamnya.
"gre, please, jadikan aku milik kamu, dan kamu jiga jadi milik aku" ujar shani penuh harap
Gracia menarik nafas panjang, dan kepalanya semakin menunduk.
"maaf shan, aku ga bisa"
Shani terkejut, awalnya gracia hendak menarik tangannya, namun shani menahan dengan erat.
"k..... Kenapa gre?" ucap shani terbata
"ini ga benar, ini bukan yg aku mau, dan aku tau kamu dengan dia, dan saat aku tau kamu udah ga ama dia, aku mikir, jangan2 kalian pisah karena aku. Aku ngerasa bersalah banget" ucap gracia sendu.
Lalu shani menarik dagu gracia untuk menghadap kearahnya.
"bisa ga kamu ga mikirin itu? Biarkan itu jadi urusanku, skrng cukup kamu jadi milikku, dan kita jalani saja ya?" ucap shani kembali berharap
Gracia yg menatap shani hanya terpaku dan mendengar kata2 shani, otaknya seakan berhenti berfikir. Jantungnya juga berdetak kencang, ini yg ia harapkan dulu tapi bukan begini jalan yg ia mau, tp entah apa yg mendorong, kepala gracia mengangguk sambil menatap shani.
Senyum shani mengembang, langsung menubruk gracia dan memeluknya. Air matanya meleleh, rasa lega menyeruak dalam hatinya, tak ada rasa takut dan beban di dadanya, semuanya sirna dengan anggukan gracia.
Berbeda dengan gracia yg masih terpaku dan blm membalas pelukan shani. Ia masih bingung apa yg terjadi.
"makasih ya syg. Aku bahagia banget"
Cukup lama shani memeluk gracia dengan erat, rasanya bahagia tanpa perlu merasakan balasan dari gracia, lalu shani melepasnya.
"kamu dah makan blm? Kamu mau makan apa? Aku siapin ya?" cerocos shani, gracia hanya mengangguk, belum sanggup berkata apa apa.
Shani hendak mengambil hp nya di tas namun gracia menahannya. Shanipun menengok.
"kenapa gre?"
Gracia tak menjawab, ia mengulurkan tangannya ke wajah shani, lalu menghapus jejak airmata disana, shani pun tersenyum dengan perlakuan manis gracia, meskipun kaku, itu begitu membuat shani nyaman.
"kamu duduk disini yaa, aku pesen makanan dulu" shani mendudukkan gracia di tepi tempat tidur, gracia hanya terdiam tanpa banyak berkata bahkan bahkan tanpa bersuara.
Didalam kepalanya masih memikirkan apa yg barusan terjadi, dari awal shani tiba2 datang ke kosan, menciumnya, mengatakan bahwa tunangannya sudah berakhir, memintanya menjadi keksih, dan ia akhirnya menerima tanpa berani berargumen lebih, seakan ia sulit menolak permohonan shani. Tunggu, mencium? Ia merasakan bahwa bibirnya masih basah akibat ulah shani.
Gracia terlarut dalam lamunannya, tak terasa tiba2 shani sudah duduk disebelahnya.
"ngelamunin apa siiiih hmmm? Diem aka dari tadi. Oya kamu dulu kalau pacaran kaya gimana?" tanya shani
Gracia menggeleng
"belum pernah pacaran?"
Gracia mengangguk
Shani pun ber oh ria, shani merangkul pundak gracia dan mengarahkan agar semakin dekat dengannya, kepala gracia ia arah kan untuk berbaring ke pundaknya, lalu tangan shani yg satunga menggenggam tangan gracia lalu mengusapnya, dan kemudian mencium punggung tangan gracia. Rangkulan itu terus dilakukan sampai tiba pesanan shani, dua bungkus sushi dan minuman.
"nah, makan yu syg" shani menyiapkan semua peralatan makan mereka berdua, sedangkan gracia masih saja terdiam.
"karena kamu dari tadi diam terus, jadi aku suapin aja yaaa" ujar shani, shani benar2 tak memikirkan mengapa gracia diam saja, ia lebih memikirkan bagaimana ia memperlakukan gracia dengan baik, karena shani baru tau gracia blm pernah pacaran sebelumnya, pasti ia masih kaku.
Dalm pikiran gracia, ia masih dengan idealismenya, namun semakin lama ia semakin berpikir bahwa ia tak seharusnya berfikir begitu, ini mungkin memang sudah jalannya, kadang sulit menerima apa yg tidak kita harapkan, tp yg terbaik buat kita belum tentu yg kita harapkan. Shani tampak bahagia saat ini, saat gracia mencoba menerimanya, karena ia tak menerimanya, itu akan menyakiti hati shani meskipun shani tak menampakkannya.
Sempat shani lihat gracia menarik nafas panjang dan akhirnya menatap kearahnya. Suapan demi suapan gracia terima, hingga suapan terakhir, gracia menahan tangan shani dan mengarahkan suapan terakhir ke mulut shani.
"kamu juga harus makan sayang" ujar gracia.
Segitu dulu yaaaa. Moga kalian suka
Makasih yg udah baca, yg udah vote dan yg komen.