Why?

8.3K 278 3
                                    

"Aduh mana ya?"

Seorang gadis berwajah imut dengan rambut sebahu terlihat kebingungan mencari kunci apartemennya, lalu tiba2 ada gadis lain dengan rambut panjang yg menghampirinya.

"Permisi, ini punya kamu bukan?"

"Oh iya, makasiiiih ini dari mana kok ada di kamu?"

"Tadi aku nemu di tangga, Kamu buru2 kayaknya ya?"

"Oh iya. Makasih yaaa. Mau masuk dulu?"

"Engga. Aku masih ada tugas, besok saja aku kesini"

"Ooh iya, sekali lagi makasih yaaa. Kamu baik bangeeeet."

"Ah ga kok biasa aja. Oya, nama aku shani. Nama kamu siapa?"

"Waaah aku shaniaa". 

Kami tertawa saat mendengar nama kami yg hampir sama dan dari situ awal kami mengenal, besok nya dia mengunjungi apartemenku, dan besok nya dan besok nya dan besoknya. Dia selalu menghampiriku, bahkan sering menginap di apartemenku. kami pun bertukar nomor hp dan media sosial.

"Nama lengkap kamu tu siapa sih?"

"Shania Gracia. Kenapa?"

"Aku punya temen namanya shania juga, nanti tertukar sama nama kamu. Jadi kamu aku panggil nya gracia aja ya?"

"Yaudah deh boleh"

"Hehe makasih gee"

"Ge?"

"Iya biar lebih mudah aja. Aku panggilnya Ge aja"

"Iya deh sebebasmu aja ci"

"Ci?"

"Iya kan kamu setahun lebih tua dari aku. Aku biasa nya manggil cici kalau ke kaka perempuan"

"Iya deh sebebasmu aja ge"

"Lah ngikutin?"

Hahahahahaaha....

Kamipun tertawa bersama. Ada ada saja tingkah laku kami. Rasanya senang srkali punya teman seperti dia, banyak hal yg bida kami bagi, itu membuatku nyaman bersamanya.
Hari demi hari berlalu, tp sebenarnya ga cuma hari, minggu dan bulan pun sudah kami lewati. Sudah 4 bulan semenjak aku mengenalnya. Dia baik seperti seorang teman, bisa menggila bersama seperti seorang sahabat, bisa berbagi cerita dan petuah seperti saudara. Shani memang teman yang baik.

Teman? Aku rasa tidak sebatas itu.

Karena selalu ada perasaan hangat saat melihat senyumnya, rasa sejuk merasakan sentuhan tangannya, rasa gugup bisa bertatapan dengannya, rasa khawatir saat dia tak memberi kabar, rasa tenang saat melihat wajah polosnya kala tertidur. Pernah suatu malam dia menginap di apartemenku. Ku pernah memberanikan diri menyentuh pipinya, dia tak suka di sebut chubby, walaupun itu memang adanya.

"Lembut"

Itu yang kurasakan, seperti sikapnya padaku. Walaupun ku anggap perhatiannya seperti kepada seorang adik, itu selalu sukses membuat dada ini berdesir.

"aku rasa, aku jatuh cinta padanya"

Saat aku meyakini itu, malah ada fakta baru yg ku ketahui. Aku mengunjungi apartemennya dengan membawa beberapa makanan untuknya. Aku mengetuk pintu, dan saat pintu terbuka muncul lah seorang lelaki.

Hasil Halu AjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang