1 • 박지민

762 182 573
                                    

"Kau sudah bangun, Sweetie?"

Uhm...
Gadis berambut hitam terurai itu hanya menggeliatkan tubuhnya pelan. Tidak berniat membuka matanya.

"Apa kau kelelahan?"

Pria yang sekarang ini berstatus sebagai suaminya itupun tampak khawatir melihat istrinya yang sepertinya kelelahan karena acara pernikahan mereka semalam.

"Istirahatlah. Aku akan bersiap-siap bekerja," ucapnya sembari mengecup lembut kening istrinya yang masih tertidur pulas itu kemudian melangkah ke arah kamar mandi.

Park Jimin, dia adalah pria tampan dengan kecerdasan yang luar biasa. Ia bekerja sebagai dokter spesialis bedah di Rumah Sakit milik ayahnya, Rumah Sakit Johwa.

Di umurnya yang terbilang muda, dia mampu menduduki kandidat dokter bedah terhebat di Korea Selatan. Karena belum ada sejarah bagi seorang Park Jimin gagal melakukan aksi bedahnya terhadap pasien.

Kemampuannya sangat hebat. Bahkan dia sanggup menyelesaikan studi kedokterannya itu hanya dalam waktu singkat. Entahlah, otaknya sangat jenius dan IQnya di atas rata-rata manusia normal.

Tidak hanya itu, Park Jimin juga merupakan anak tunggal di keluarganya. Tuan Park Johwa dan Nyonya Park Yonji.

Pria dengan wajah bak malaikat dan berhati lembut itu selalu menjadi pujaan setiap wanita. Suaranya dapat meluluhkan siapapun yang mendengar. Bahkan tidak sedikit dokter, perawat ataupun pegawai rumah sakit di tempatnya bekerja tergila-gila dengan visual dan sikapnya.

Sempurna. Itulah satu kata yang cocok untuknya.
Tapi, siapa yang tau. Jika, semua kesempurnaan itu memiliki kekurangan?

"Kau akan berangkat sekarang?" tanya Nina dengan suara seraknya sembari mengerjapkan matanya perlahan.

"Kau sudah bangun, Sweetie?" tanya Jimin dengan lembut sembari membenahi dasi yang ia kalungkan di lehernya.

Park Nina yang merupakan istri sah Park Jimin itu kini beranjak dari tempat tidurnya menyusul suaminya itu berdiri.

"Apa tidak ada libur?" tanya Nina sembari memeluk erat Jimin dari belakang.

Jimin tersenyum manis dan dengan segera membalikan tubuhnya menghadap kearah sang istri kemudian menunduk menatap sepasang manik mata kecoklatan yang ada di hadapannya itu.

"Aku harus bekerja, Sayang. Apa kau ingin berbulan madu?" tawar Jimin.

"Apakah boleh?" ucap Nina mendongak menatap suaminya itu dengan manja.

"Tentu saja boleh, Sweetie. Apa yang tidak untukmu?" ucapnya kemudian mendekatkan wajahnya hingga hidungnya menyentuh hidung mungil milik Nina.

"Kemana?"

"Aku ingin ke-pulau Jeju," jawab Nina dengan wajah menggemaskan.

"Baiklah. Tapi, tunggu pekerjaanku selesai. Kita akan berbulan madu. Oke?"

Nina mengangguk dengan semangat menyetujui tawaran dari suaminya.
"Keol!"

***

Pagi yang cerah. Sangat cerah. Secerah senyum Park Nina saat ini, yang tengah semangat menyusuri jalan menuju klinik kecantikan miliknya. Kliniknya berjarak tak jauh dari rumahnya. Jadi, dia memilih jalan kaki untuk pergi ke sana sembari menikmati udara pagi.

Park Nina merupakan dokter estetika atau biasa disebut sebagai dokter spesialis kecantikan. Ia bekerja di Klinik kecantikan miliknya sendiri, Nina Beauty Skin.

Sebelum bertemu dan menikah dengan Park Jimin, ia memang sudah memiliki klinik kecantikannya sendiri sejak dua tahun yang lalu. Di dalamnya ia memiliki lima karyawan dan satu asisten dokter.

𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang