Cahaya redup yang menerangi ruang bawah tanah menambah suasana mencekam. Koleksi mengerikan milik Jiminpun menambah kesan mengerikan di ruang itu. Pisau, pistol dan senjata tajam lainnya tergantung rapi di dinding sebagai hiasan. Beberapa manekin manusia juga tersusun di sudut ruangan dengan berbagai pakaian mode yang dikenakan di tubuhnya.
Tidak hanya itu, beberapa tikus putih juga tengah berlarian di dalam kurungan yang berada di atas meja besar milik Jimin.
Park Jimin, pria itu kini tengah menatap fokus pada salah satu dinding ruangan yang penuh dengan tempelan foto. Seperti peta yang memang sudah ia konsep sedemikian rupa. Foto beberapa orang sudah tertempel di sana dengan berbagai coretan yang ia buat.
"Rosa ... Lee Soya ... Lalu siapa lagi yang ingin kau bunuh, Park Jimin?"
Mendengar ucapan seorang pria dari balik jeruji besi di ruangan itu, Jimin sontak menoleh dengan tatapan tajamnya.
"Kau akan menunggu giliran, Han Gyo Joo. Apa kau sudah tidak sabar?" ucap Jimin dengan smirk di bibirnya kemudian ia kembali memfokuskan atensinya ke foto-foto yang ia tempel.
Han Gyo menatap ngeri ke arah Jimin. Meski sebenarnya dia tidak takut sama sekali dengan ancaman Jimin. Karena, dia sendiri adalah seorang psikopat yang sudah membunuh puluhan orang. Tapi tetap saja Jimin bukanlah seseorang yang bisa ia anggap remeh. Jimin bukan psikopat sepertinya, tapi dia adalah manusia jenius yang beberapa saraf otaknya tidak berfungsi, dia lebih mengerikan. Sulit bagi Han Gyo untuk memanipulasi Jimin.
Bisa membuatnya tertangkap dan terkurung di jeruji besi itu saja sudah membuktikan bahwa Jimin bukan orang yang bisa ia katakan lawan. Ia melarikan diri bertahun-tahun dari polisi tetapi akhirnya tertangkap oleh Jimin.
"Apa kau sangat membenciku? Aku ini Ayahmu, Young," ucap Han Gyo Joo sedikit memelas. Begitulah setiap Jimin ada di sana. Han Gyo Joo pasti akan berusaha mengambil perhatian Jimin dengan kalimat-kalimat manipulatifnya. Itu adalah sifat alamiah dari seorang psikopat, memanipulasi lawan bicaranya agar ia mudah mengelabuhinya.
Tapi berbeda dengan Jimin. Tentu saja Jimin tidak bisa dirayu dengan kalimat manis apapun. Jika Jimin memang mudah ia manipulasi, tentu saja Han Gyo sudah terbebas dari 5 tahun lalu.Ingatkan, Jimin tidak bisa merasakan emosi apapun. Percuma saja Han Gyo berusaha sekuat apapun dia tidak akan peduli.
Jimin sama sekali tidak menghiraukan ucapan Han Gyo Joo. Ia masih fokus pada papan di hadapannya. Ia mulai mencoret beberapa foto dan menempelkan foto baru di sana. Foto dua mayat wanita yang beberapa hari lalu ia bunuh, Rosa dan Lee Soya.
Rosa, dia adalah anak dari wanita yang pernah dibunuh oleh Han Gyo Joo saat Jimin kecil. Sedangkan Lee Soya adalah anak kandung Han Gyo Joo bersama sekertarisnya di perusahaan tempat Han Gyo Joo bekerja saat Jimin masih kecil. Kebetulan Lee Soya pun bekerja sebagai wanita malam dan Jimin sangat benci dengan wanita malam. Itulah yang membuat Jimin semakin bersemangat membunuh keduanya.
Bagi Jimin, orang-orang yang membuat Ibunya menderita adalah orang-orang yang pantas mati di tangannya.
"Aku sudah bilang. Aku bukan anakmu. Jangan mengaku sebagai Ayahku." Tanpa menoleh ke arah Han Gyo Joo. Jimin kembali mencoret beberapa foto lainnya. Kemudian ia duduk di kursinya dan menghirup udara panjang. Ia sandarkan kepalanya di sandaran kursi dan sesekali memejamkan mata.
Jangan lupakan bau anyir yang memenuhi ruangan itu. Indra penciumannya begitu menikmati adanya bau itu. Bagi Jimin itu adalah bau paling menyegarkan. Membuat gairah di tubuhnya meningkat.
"Aku akan segera menemukan siapa pembunuh Ibuku. Setelah itu, aku akan membunuhmu," ucap Jimin masih dengan mata terpejam.
Han Gyo membulatkan matanya sempurna. Ia mendekat pada besi yang mengurungnya dan tertawa remeh. "Aku sudah katakan padamu. Pembunuh So Hee adalah kau sendiri, Young. Kenapa kau masih berusaha mencarinya? Kau tidak tau apa yang dilakukan Jimmy, Jhon, Jeny ataupun Jeze saat mengambil alih dirimu. Salah satu dari mereka pembunuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT] UNTUK PEMBELIAN SILAKAN DM ATAU CHAT CHIMMYOLALA. -- HE IS DEVIL BUT LIKE AN ANGEL -- _____ Masa lalu kelam membuat Park Jimin, seorang Dokter Spesialis Bedah terhebat di Seoul harus mengalami penyakit psikologis. Ia memiliki DUA SIS...