"Yoongi hyung. Hentikan!" teriak seseorang yang baru saja menembak ke arah Yoongi. Ia berlari ke arah Yoongi dan menarik kedua lengan Yoongi ke belakang untuk menangkapnya. Tapi dengan cepat Yoongi mengelak dan mendorong pria itu.
Jleb!
Satu tusukan berhasil Yoongi lesatkan ke perut Jungkook. Ya, pria yang baru saja menembak Yoongi adalah Jungkook.
Yoongi menyeringai puas. "Jadi, kau yang selama ini membantu Jimin?" Ia terkekeh kemudian mencabut pisau yang ia hunuskan di perut Jungkook.
Di sisi lain, Jimin masih sibuk menyelamatkan Nina yang sudah tampak pucat dan lemah. Darah mengalir dari leher Nina.
"Nina, bertahanlah kumohon ...," ucap Jimin dengan wajah begitu cemas dan khawatir. Ia merengkuh tubuh Nina dan menitikkan air matanya. Entahlah, apa kali ini dia bisa merasakan emosi? Atau ini hanya bagian dari aktingnya? Nina tidak tahu itu.
Jimin dengan cepat melepas semua tali yang mengikat lengan dan kaki Nina dengan cepat.
Tanpa Jimin sadari, Yoongi sudah berdiri tepat di belakangnya dengan wajah menyeringai. Pisau yang ada di tangannya ia ayunkan begitu cepat ke bahu Jimin.
"Jimin, awas!" teriak Nina saat melihat Yoongi mulai melayangkan pisaunya ke arah bahu Jimin.
Bukan menghindar. Jimin melah semakin mendekap Nina dan lagi-lagi Yoongi berhasil melesatkan pisaunya.
Jimin memang sengaja tidak menghindar. Dia melindungi Nina agar Nina tidak lagi terluka.
"Tetap di sini," perintah Jimin kemudian berbalik ke arah Yoongi yang masih terkekeh dengan seringainya.
Jimin mencabut pisau yang ada di bahunya. Ia lirik Jungkook yang masih meringis kesakitan karena perutnya yang tertusuk pisau. Kemudian ia kembali menatap Yoongi dengan tatapan tajam.
Tanpa berfikir panjang, Ia ambil palu yang tergeletak di lantai kemudian kembali berjalan ke arah Yoongi yang sama sekali tidak merasa takut dengannya.
Jimin memukulkan palunya ke dinding sembari berjalan mendekati Yoongi. Setelah dirasa dekat, Jimin mulai melayangkan palunya ke arah Yoongi. Beberapa kali Yoongi mampu menghindar. Sampai akhirnya Jimin mendorong Yoongi hingga terbaring di lantai. Ia duduk di tubuh Yoongi dengan seringai tajam menyorot ke arah Yoongi.
"Kau harus membayar semuanya, Yoon ...," ucapnya kemudian memukul keras kepala Yoongi dengan palunya. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Membuat Yoongi sedikit kewalahan untuk menghindar. Darah mulai mengucur dari kepala dan mulut Yoongi. Tapi ia tidak menyerah begitu saja. Yoongi memutar posisi Jimin menjadi di bawahnya dan melayangkan pukulan pada wajah Jimin berkali kali. Ia juga memukulkan palu yang Jimin pakai.
Untuk beberapa waktu mereka terus melakukan itu. Membuat keduanya benar-benar dipenuhi darah yang mengucur dari kepala mereka.
Isakan tangis Nina terdengar di sela suara perkelahian yang begitu mengerikan itu. Nina tidak sanggup melihat Jimin yang sudah di penuhi darah dan luka. Ia juga tidak sanggup jika melihat Jimin harus membunuh seseorang di hadapannya seperti ini.
Jimin tidak mengindahkan teriakan Nina. Amarahnya masih begitu tersulut. Ia tidak bisa menahannya lagi. Hari dimana dia bisa membunuh Yoongi adalah hari yang sangat ia tunggu-tunggu sejak lama.
"Matilah bersamaku, Jimin-ssi," desis Yoongi dengan mulut yang sudah mengeluarkan darah. Ia masih mampu menyeringai.
Jungkook yang sedari tadi menahan sakit, akhirnya mencoba membangkitkan diri kemudian mencoba melerai Jimin dan Yoongi.
"Hyung, hentikan!" teriak Jungkook sembari menarik tubuh Yoongi dari Jimin.
Yoongi mendorong kasar Jungkook yang mencoba menariknya dengan tubuh yang terhuyung-huyung memaksa untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT] UNTUK PEMBELIAN SILAKAN DM ATAU CHAT CHIMMYOLALA. -- HE IS DEVIL BUT LIKE AN ANGEL -- _____ Masa lalu kelam membuat Park Jimin, seorang Dokter Spesialis Bedah terhebat di Seoul harus mengalami penyakit psikologis. Ia memiliki DUA SIS...