Tiga hari kemudian...
Di dalam sebuah ruangan. Terlihat dua orang pria duduk berhadapan dengan pikiran masing-masing. Jimin bersandar di kursi sembari menatap ke luar jendela dengan tatapan kosongnya. Sedangkan Seokjin, duduk dengan tatapan yang terus mengarah pada Jimin.
Sudah tiga hari ini, Jimin berada di rumahnya. Kejadian di rumah sakit saat Hoseok memukuli Jimin membuatnya harus turun tangan dan membawa Jimin menjauh dari sana. Dia tahu, Hoseok begitu marah pada Jimin. Seokjin melakukan ini juga karena suatu alasan.
Terlihat kedua lengan Jimin sudah terikat borgol di sana. Bukan karena ditangkap oleh pihak kepolisian, melainkan itu dilakukan Seokjin untuk menghindari sesuatu hal yang tidak Seokjin kira. Karena, Seokjin juga tahu kalau Jimin sedang di luar kendali. Polisi bahkan belum mengetahui jika pelaku yang membunuh Yoongi adalah Jimin, salah satu dokter di rumah sakit Johwa.
Selama tiga hari ini juga, berita yang beredar di layar televisi dan sosial media membicarakan kematian Min Yoongi yang merupakan detektif kepolisian di Seoul. Mereka benar-benar murka karena berdasarkan berita dan barang bukti yang ada, Yoongi adalah satu-satunya pelaku pembunuhan berantai itu.
Jimin tersenyum miring mengingat ucapan-ucapan yang ia lontarkan tiga bulan lalu pada Hoseok. Omong kosong yang selalu ia ucapkan pada kakak iparnya itu membuatnya menyesal saat ini.
"Aku akan melindunginya, Hyung. Aku janji!" ucapnya saat itu. Saat pertama kali ia mengatakan untuk menikahi Nina dan berjanji tidak akan membuat Nina terluka.
Pada saat itu, Hoseok memang sudah mengetahui tentang kepribadian ganda yang ada pada Jimin. Tetapi, dia tidak terlalu mempermasalahkan itu karena dalam satu tahun ke belakang kepribadian Jimin tidak ada yang muncul lagi.
Awalnya, Hoseok menolak Jimin untuk mendekati Nina. Alasannya tentu karena ia takut kepribadian Jimin menyakiti adiknya itu. Namun, saat mengetahui Nina juga menyukai Jimin dan sering menanyakan tentang Jimin padanya.
Hoseok berubah pikiran dan menyetujui permintaan Jimin untuk menikahi Nina. Bukan karena itu saja sebenarnya. Tetapi, karena dia juga tahu kalau Jimin bukan pria brengsek seperti pria lain di luar sana. Keluarganya juga keluarga terpandang, tidak mungkin Jimin melakukan kesalahan.
Namun, semua kalimat yang Jimin katakan hari itu tidak bisa Jimin tepati. Setelah hidup dengan Nina, ia selalu membuat Nina masuk ke dalam kehidupannya yang kacau. Karena dirinya, Nina harus merasakan sakit dan kecewa.
Kalau saja dia tidak memiliki kepribadian ganda, atau dia tidak ingin membalaskan dendamnya karena pembunuhan Ibunya 18 tahun lalu itu. Mungkin Nina tidak akan mengalami ini, dan mungkin kepribadian gandanya tidak akan menguasai dirinya lagi.
Jimin menunduk menatap besi yang melingkar di kedua lengannya. Semuanya sudah berakhir baginya. Keegoisannya tiga bulan lalu membuat semua orang yang benar-benar tulus padanya terluka.
Hoseok, Nina dan keluarga Nina yang sudah mempercayainya kini kecewa. Ia tidak bisa menepati janjinya untuk menjaga Nina. Untuk tidak menyakiti ataupun membuat Nina terluka.
"Alasanku menikahi Nina karena dia berbeda. Dia begitu menarik daripada wanita lain yang kutemui. Juga, karena sepertinya dia bisa melindungiku dari kepribadian gandaku. Ternyata, aku salah. Aku malah menjadikannya umpan untuk balas dendamku, dan kepribadian gandaku," ucap Jimin dengan smirk di bibirnya.
Kalimat yang ia ucapkan tidak sama dengan ekspresi yang ia tunjukkan. Dia terdengar menyesal. Namun, saat mendapati raut wajahnya, dia tampak bangga dengan kesalahannya. Sulit dimengerti.
"Apa kau mulai merasakan emosi?" tanya Seokjin.
Jimin mendongakkan kepalanya menatap Seokjin dengan senyum miring. "Apa itu penting?" tanyanya kemudian berdecih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT] UNTUK PEMBELIAN SILAKAN DM ATAU CHAT CHIMMYOLALA. -- HE IS DEVIL BUT LIKE AN ANGEL -- _____ Masa lalu kelam membuat Park Jimin, seorang Dokter Spesialis Bedah terhebat di Seoul harus mengalami penyakit psikologis. Ia memiliki DUA SIS...