Dua puluh tiga tahun yang lalu ...
Di ruangan serba putih terlihat seorang wanita berumur 21 tahun itu tengah terbaring lemah selepas melahirkan putra pertamanya.
"Euisa-nim ...." So Hee menahan lengan Si Hyuk, psikiater baru yang memeriksa kesehatan psikis So Hee.
"I-iya? Ada apa So Hee-ssi?"
So Hee menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya pelan sebelum akhirnya ia mengatakan apa yang ia inginkan. "Apa kau bisa membantuku?" tanyanya kemudian. Wajahnya masih terlihat begitu pucat dengan peluh yang masih tersisa di wajah So Hee.
"Apa yang bisa kubantu?"
"Kau bisa menukar bayiku dengan bayi itu?" pinta So Hee dengan suara yang sedikit serak. Ia menunjuk pada keranjang bayi yang berada di sebelah keranjang bayi miliknya.
Si Hyuk membulatkan matanya. Itu melanggar aturan rumah sakit, dan dirinya akan mendapat masalah besar jika ketahuan menukar seorang bayi.
"Apa maksudmu? Aku tidak mungkin menukar bayi itu. Itu melanggar aturan rumah sakit dan-apa kau tidak menyayangi anakmu? Kenapa kau ingin menukarnya?"
So Hee meraih lengan Si Hyuk dan memohon. "Aku tidak ingin anakku menjadi psikopat. Kumohon tukarkan dia ... dia bisa hidup lebih bahagia bila bersama orangtua yang tepat." So Hee mulai menitikkan air matanya. Ia sangat berharap Si Hyuk menuruti permintaannya.
"Apa kau ingin oranglain yang menanggungnya jika anakmu benar-benar memiliki gen psikopat?" tanya Si Hyuk dengan penuh penekanan.
So Hee terdiam mendengar pertanyaan Si Hyuk. Ya, dia tidak seharusnya melakukan itu. Dia yang seharusnya menanggung semua resiko yang akan terjadi karena dia yang melahirkan bayi itu. Tapi, logikanya selalu mengatakan sebaliknya. Dia tidak ingin mengurus anak yang mungkin saja berbahaya untuknya juga untuk keluarganya yang lain.
"Kau terlalu berfikir keras, So Hee-ssi. Kau akan semakin stress jika seperti ini-Selama kau hamil kau cukup tertekan dan kau selalu melakukan pemeriksaan psikis padaku. Jangan tambahi pikiranmu dengan pikiran-pikiran burukmu itu." Si Hyuk mencoba menenangkan. Ia tidak ingin So Hee menukarkan bayinya hanya karena pikiran-pikiran buruk So Hee.
So Hee menjadi stress dan tertekan karena saat usia kehamilan So Hee yang memasuki ke-8 bulan, divonis memiliki gen istimewa yaitu gen psikopat. Mulai dari situlah, So Hee mulai khawatir dengan kehamilannya dan ingin menggugurkan bayinya. Sampai akhirnya, ia menghubungi Si Hyuk untuk memeriksakan psikologisnya yang semakin hari semakin buruk.
Si Hyuk selalu meyakinkan So Hee untuk tidak menggugurkan bayinya dan tetap melahirkan. Karena menurut Si Hyuk bisa saja tes yang dilakukan itu tidak benar. Lagi pula usia kehamilannya sudah mendekati masa melahirkan. Tidak mungkin So Hee menggugurkan bayi yang sudah bernyawa itu. Itu sama saja membunuh bayi yang ada di dalam kandungan So Hee, bukan lagi menggugurkan.
"Baiklah," jawab So Hee menyerah. Ia melepaskan lengan Si Hyuk dan kembali merebahkan tubuhnya.
Karena melihat respon So Hee yang tampak lebih tenang dan menyerah dengan keinginannya, Si Hyuk pamit keluar dari ruangan itu dan meninggalkan So Hee sendirian.
Tidak berhenti di situ. Malam harinya saat rumah sakit sepi. Tentunya ruangan So Hee juga tampak sepi. Ternyata So Hee mengendap-endap memasuki ruangan bayi yang sedikit gelap itu. Ia memindahkan bayi miliknya dengan bayi yang ada di sebelah keranjang bayinya.
"Mianhe, uri agi ...." [Maafkan aku, bayiku ...] Tanpa berfikir panjang, So Hee memindahkan bayinya dan kembali ketempatnya.
Namun tanpa sepengetahuan So Hee, Si Hyuk tidak sengaja melihatnya dan Si Hyuk kembali memindahkan bayi So Hee ke keranjangnya yang asli.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT] UNTUK PEMBELIAN SILAKAN DM ATAU CHAT CHIMMYOLALA. -- HE IS DEVIL BUT LIKE AN ANGEL -- _____ Masa lalu kelam membuat Park Jimin, seorang Dokter Spesialis Bedah terhebat di Seoul harus mengalami penyakit psikologis. Ia memiliki DUA SIS...