Berita penangkapan Kim Taehyung sangat cepat menyebar. Seperti pagi ini, suara kerumunan orang-orang sudah memenuhi jalanan di depan Kantor Kepolisian Seoul. Tentu saja mereka adalah para pendemo yang menuntut keadilan. Mereka berdemo untuk meminta pihak kepolisian menghukum mati pembunuh berantai yang sudah meresahkan masyarakat.
Tidak hanya itu, para wartawan juga sudah mulai berdatangan untuk meliput para pendemo yang begitu antusias itu. Mereka mencari bahan untuk diliput tentunya, apalagi Kim Taehyung adalah seorang CEO dari perusahaan yang lumayan terkenal di Seoul, pasti semua orang menginginkan berita terbaru tentangnya. Berharap Taehyung muncul dari gedung kepolisian itu dan bisa mereka masukkan sebagai berita terbaru.
Semuanya kacau, akibat ditangkapnya Taehyung, banyak pegawai dan karyawan mengundurkan diri dari perusahaannya karena ketakutan. Tentu saja, siapa yang tidak takut jika di sekitarmu ada seorang psikopat gila yang membunuh banyak orang. Bisa saja salah satu dari keluarganya juga memiliki gen yang sama dan melakukan hal yang sama, begitulah pikir mereka. Saham perusahaan juga menurun drastis. Membuat Paman Lee sangat marah dan kecewa pada Taehyung.
Hampir satu jam pagi ini Taehyung sudah menyelesaikan proses introgasi, dan kembali ke sel tahanan sementara. Dia diberi ruangan khusus yang terpisah dari tahanan yang lain karena ditakutkan akan melukai tahanan yang lain. Ruangan yang cukup sempit dan lembab.
"Kim Taehyung-ssi, ada yang ingin bertemu denganmu," ucap seorang petugas yang baru saja membuka sel miliknya.
Taehyung beranjak dari duduknya tanpa mengekspresikan apapun. Ia keluar dari selnya dan memasuki ruangan pertemuan khusus untuk pengunjung dan tahanan.
"Ni-Nina?" Taehyung terdiam sesaat melihat Nina tengah berdiri di hadapannya.
"Bagaimana kabarmu?" tanyanya kemudian. Ia menarik kursi yang ada di hadapannya kemudian duduk dengan tenang.
Tidak ada jawaban dari Nina. Nina hanya menatap Taehyung dengan tatapan kecewa dan sedih.
Keduanya diam, hingga membuat seisi ruangan tampak hening. Hanya suara kipas ventilasi yang mengisi keheningan itu.
"Itu bukan kau kan, Tae?" tanya Nina dengan wajah sendunya.
Taehyung tidak menjawab pertanyaan Nina. Dia malah mendekat ke arah Nina dan memeriksa lengan Nina dengan raut khawatir. "Apa dia melukaimu? Lihatlah, wajahmu sedikit lebam dan-"
"Tunggu, bagaimana kau tau?"
Nina spontan menarik lengannya dari Taehyung. Ia menatap Taehyung dengan tatapan heran. Taehyung seolah tau kalau dirinya baru saja diculik."Jawab pertanyaanku, Tae!"
"Ah, Ani ... Aku hanya melihat luka lebam di wajahmu dan lenganmu. Jadi aku panik, kalau-kalau Jimin melukaimu," jelasnya kemudian. Dia hampir saja membuat Nina curiga tentangnya.
"Baiklah. Sekarang katakan padaku, bukan kau kan yang membunuh mereka?" tanya Nina dengan penuh penekanan. Ia ingin memastikan jika berita yang beredar tidaklah benar.
Taehyung tersenyum miring mendengar pertanyaan Nina. Ia menjilat bibir bawahnya kemudian sedikit terkekeh.
"Jika aku menjawab, aku bukan pembunuhnya. Apa kau akan percaya?"
"Tentu saja aku percaya, Tae," jawab Nina spontan.
Taehyung tersenyum, Ia mendekatkan wajahnya ke arah Nina dan kembali bertanya, "Bagaimana kalau aku memang benar-benar pembunuhnya?- apa kau percaya?" Bibirnya menyeringai dengan tatapan mengintimidasi.
Nina sontak memundurkan badannya menjauh. "Jangan bercanda, Tae!"
Taehyung malah tertawa melihat respon Nina. Ia mengangkat tangannya yang terikat borgol menunjukkannya pada Nina. "Ini tidak akan lama, Nina. Aku akan membawa pembunuh yang sebenarnya," ucapnya kemudian tersenyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐖𝐎 𝐒𝐈𝐃𝐄𝐒 [M]• Park Jimin Fanfiction [TERBIT] ✔️
Fanfiction[SUDAH TERBIT] UNTUK PEMBELIAN SILAKAN DM ATAU CHAT CHIMMYOLALA. -- HE IS DEVIL BUT LIKE AN ANGEL -- _____ Masa lalu kelam membuat Park Jimin, seorang Dokter Spesialis Bedah terhebat di Seoul harus mengalami penyakit psikologis. Ia memiliki DUA SIS...