Part 16.

130 14 0
                                        


Assalamualaikum

Bismillahirrahmanirrahim ☺️

Happy reading:)

"Aku bersyukur memiliki mu istriku yang selalu sabar akan segala sifat ku."
~Muhammad Rizki al-Fatih~
__________________


Rizki berjalan dengan tangan di masukkan ke dalam saku celananya dengan muka datar tatapan mata tajam yang jika siapapun melihatnya akan langsung menciut. Tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya itu malah semakin menambah ketampanan seorang Rizki Al-Fatih.

Ia berjalan menuju ruangan kerjanya, ya sekarang ia sudah berada di dalam kantornya. Para karyawan yang melihat bosnya sudah masuk kembali pun menunduk hormat. Ada yang takut, ada yang penasaran dengan pernikahan bosnya, dan ada juga yang terpesona dengan ketampanan bosnya itu. Tapi Rizki biasa saja dengan muka datar plus dingin andalannya dia tetap berjalan tanpa menghiraukan segala tatapan karyawannya.

Setelah sampai di depan ruangan yaitu ruangan CEO RF Corps Rizki pun langsung masuk dan menduduki singgasananya (aseek singgasana ga tuh:v). Tidak lama ada seseorang yang masuk begitu saja kedalam ruangannya.

"IKII AKHIRNYA LO MASUK KANTOR JUGA GUE RIBET TAU NGGA!!" pekik seseorang itu yang tidak lain adalah Reza teman tergesrek Rizki yang kebetulan menjabat juga sebagai sekretaris piribadi Rizki dikantornya.

"Waalaikumsalam." sindir Rizki kebiasaan Reza nih lupa ngucap salam.

"Hehe Assalamualaikum pak bos." cengir Reza.

"Hm apaan lo kemari? kerja sono." usir Rizki malas dia tuh kalo berurusan dengan Reza.

"Dih songong amat gue udah kerja mulu ya cape ah." keluh Reza sambil mendudukkan dirinya di depan Rizki.

"Gimana perusahaan aman?" tanya Rizki serius.

"Aman lah orang gue yang ngerjain pasti aman terkendali." sombong Reza memang semenjak Rizki cuti nikah Reza lah yang mengambil alih seluruh pekerjaan Rizki.

"Bagus kalo gitu. Sekarang jadwal gue apa? kalo bisa ngga usah banyak-banyak deh kangen istri nih." ujar Rizki bucin.

"Dih bucin songong amat awas lo kalo gue nikah nanti." gerutu Reza cape dia tuh disuguhi kebucinan temannya mulu.

"Emang ada yang mau sama lo?" tantang Rizki.

"Jangan salah boy gini-gini gue ngga ada calon." lirih Reza diakhir kalimatnya.

"Ngga usah sok makannya. Jadi apa jadwal gue?" tanya Rizki lagi.

"Hari ini cuma ada satu rapat sama perusahaan QB Corps jam satu abis makan siang sisanya cuma tanda tangan berkas aja." jawab Reza.

"Bagus berarti gue bisa pulang cepet deh." girang Rizki.

"Eh gimana lo udah una-una belum?penasaran gue." tanya Reza antusias. Hayo una-una apaan?.

"Una-una apaan njir?" bingung Rizki pertama kali dia mendengar kata-kata itu.

"Ngga sok polos lo." tuding Reza.

"Gue ngga ngerti coba ngomong yang jelas." pinta Rizki.

"Itu loh olahraga malam." terang Reza.

Dan yang pada dasarnya memang Rizki ini rada konek yang kaya gitu jadi dia langsung mengerti. Maklum cowo. Ia pun senyum-senyum sendiri seperti orang gila tanpa membalas perkataan Reza.

Reza yang melihat bosnya itu senyum-senyum macam orang gila pun menyimpulkan bahwa dia sudah una-una.

"Anjir lo udah una-una nih pasti gimana rasanya? enak ngga? enak lah pasti." cecar Reza penasaran.

Iklas Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang