Tak ada hentinya warga SMA Jaya berteriak histeris saat inti Arios berjalan dengan cool di sepanjang koridor. Rega, dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya, dan tatapannya yang begitu tajam. Satria, berjalan seperti peserta fashion show, sesekali menyugar rambutnya ke belakang. Arya, cowok tukang tebar pesona, yang sibuk maladeni para cewek-cewek yang tengah memujinya. Terakhir Reval, cowok itu berjalan dengan memainkan ponselnya. Tanpa memperdulikan kaum hawa yang memanggil-manggil dirinya.
Sedangkan di belakang mereka, ke empat gadis itu tengah mengamati gerak-gerik ke empat cowok itu. Tidak, Veli, Anya dan Ara saja yang sibuk mengamati mereka. Jangan tanyakan Lia, gadis itu sudah muak dengan segala tingkah laku warga sekolahnya. Lia menutup telinganya karena berisik akan teriakan siswi-siswi.
"Ck! Ini gendang kuping gue bisa konslet nih lama-lama!" Ucap Lia yang masih menutup telinganya.
"Sttt... Udah lo diem, gak usah cari gara-gara sama mereka. Lo mau di serbu fans-fans fanatik mereka" Ucap Ara berniat menakut-nakuti Lia.
"Bodo amat yang penting gue tenang" balas Lia tak perduli.
"Terserah lo deh, kalau Lo di gebukin masal gue gak ikut-ikutan ya" ucap Ara terkekeh.
"Gak masalah, kalau gitu gue duluan ya" Ucap Lia, ia berbelok mencari jalan yang dekat untuk menuju parkiran.
"Lia! Yah main pergi aja kita di tinggal, susul yuk" Ara menarik tangan Veli.
"Pelan-pelan Ra!"
"Eh dugong! Tungguin gue!" Anya berlari mengejar kedua sahabatnya.
***
Siang ini, Via meminta anak-anak nya untuk mencicipi kue buatan nya. Biasanya Via memang suka membuat kue, segala macam kue Via hampir bisa membuatnya. Namun sayang, anak-anak nya tidak ada waktu untuk mencicipinya. Karena, sibuk dengan sekolah mereka.
"Ayah kemana Bun?" Tanya Rega yang baru saja duduk berhadapan dengan Raya yang sedang makan kue.
"Ada, di kamar, lagi istirahat" jawab bunda yang tengah berdiri di samping Raya.
Ardan, ayah Rega tidak hanya stay di sekolah saja, ia juga mempunyai perusahan besar. Ardan adalah keturunan dari keluarga kaya raya yang berada di Korea Selatan. Ayahnya orang Korea, dan bunda nya orang Indonesia.
Ardan memilih menetap di Indonesia bersama istri dan anaknya. Karena suatu keinginan nya, ingin membangun perusahaan di Indonesia. Dan SMA Jaya itulah, menjadi bangunan pertama yang ia bangun dengan hasil dari jerih payahnya. Dan juga bantuan dari sang ayah tentunya.
Setelah mengangguki ucapan bunda nya, Rega mulai menyicip kue buatan bunda nya.
"Gimana bang, enak? Kata Raya sih enak" tanya Via pada Rega.
"Enak" jawab Rega seraya menatap Via.
"Alhamdulillah" Via tersenyum lembut, ia bersyukur kue yang ia buat enak.
Selesai acara makan kue, Rega langsung ke kamarnya. Menyambar jaket, dan ponselnya lalu keluar.
"Mau kemana?" Tanya Ardan di ruang tv.
"Jalan"
"Iya, ke mana?"
"Biasa" ucap Rega singkat. Ardan dan Via sudah biasa mendengar kata-kata singkat yang terlontar di bibir anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGIA
Teen FictionBEBERAPA CHAPTER DI REVISI!! Dijodohkan dengan ketua geng motor yang notaben nya dingin, apa lagi dulu sempat menjadi teman kecil. "Hug and kiss me" "Ekhem, hug aja" "Hug and kiss, atau gue-" "Iya iya! Oke! Hug and kiss" __________ TOLONG BIJAK DALA...