Candaan

377 70 21
                                    

Masuk fakultas kedokteran itu gak mudah. Apalagi ngejalanin kesehariannya. Tapi Jacob selalu bawa santai aja. Kalau dia panik, stress malah dia yang sakit. Siapa juga yang bakal ngurusin?

Ya Eric sih pastinya. Tapi kan pacarnya juga pasti ada jadwal kuliah sendiri. Gak bisa selalu ngejaga dia kalau dia sakit kan.

Tapi akhir-akhir ini Jacob gak bisa dibilang santai. Orang itu masih terus-terusan ngehubungin Jacob pakai nomor lain, karna nomor yang dulu udah Jacob blokir.

Seakan semua masalahnya jadi satu dan malah berpengaruh sama studinya. Dia gak bisa untuk tenangin pikiran dan berusaha santai.

"-mending gini gak sih lebih jelas?"

"Biar gak banyak yang tanya! PINTAR KAMU GYURI!"

"Jacob, gimana?"

Jacob yang awalnya ngelamun jadi buyar dan natap tiga temennya gantian.

"Y-ya boleh, gitu aja."

"Gitu gimana?" Si ketua kelompok nanyain dan buat Jacob jadi diem.

Gyuri sebagai orang yang paling akrab sama Jacob tau masalahnya apa.

"Mending istirahat dulu aja yuk. Udah tiga jam non-stop ngerjain presentasi."

"Makan, ayo makan!"

"Yuk! Kalian mau apa? Aku pesenin sama Minghao." Tanya Gyuri.

"Samain aja sama kalian." Jawab Saerom. Tinggal Jacob sama Saerom doang disana. "Aku bukan maksud buat marah tadi. Maaf ya."

"Gak papa kok, lagian aku juga emang gak tau. Harusnya aku yang minta maaf karna gak fokus."

"Lagi banyak pikiran ya? Kayaknya kamu akrab banget sama Gyuri, kamu bisa cerita kalau emang butuh temen. Kita gak seakrab kamu sama Gyuri sih ya, jadi mungkin agak sulit buat percaya. Tapi kalau kamu mau cerita ke aku, aku feel free kok."

Jacob senyum. Banyak orang baik di dunia ini sebenernya. Tapi bagaikan bunga aster yang keberadaannya tertutup oleh pohon besar. Alias gak kelihatan kalau gak dilihat dari dekat.

"Makasih ya. Tapi bukan masalah gede kok. Cuman kepikiran dikit aja jadi gak fokus."

"Ni awo owo aini—"

"Diem!"

Jacob dan Saerom bareng-bareng nengok ke Minghao yang barusan ditampol sama Gyuri. Mau ketawa, tapi kasihan sama si keturunan chindo itu. Kena tampolnya gak main-main, beneran kenceng banget:")

"Malu-maluin banget sih sumpah." Gyuri duduk sambil ngedumel dan natap Minghao kesel.

"Kenapa sih ribut mulu?" Tanya Saerom.

"Aku cuman nyanyi—"

"Apanya?! Sambil joget ngegodain mbak kasir gitu! Aku yang malu bodoh!"

"Udah, stop! Kamu teriak gitu juga malu-maluin!"

♥︎♡︎♥︎

Anak kontrakan lagi pada gabut sore-sore. Terus tiba-tiba Ten ngajak Sunwoo ke indoapril.

Dan disini lah mereka berdua. Di depan rak jajanan sambil bawa dua keranjang belanjaan. Keranjang yang dibawa Sunwoo udah penuh, tinggal ngisi yang dibawa sama Ten aja.

Sambil nunggu Ten milih-milih jajanan Sunwoo gabut keliling. Tapi dia jadi salah fokus lihat satu anak balanja sendirian. Masih kecil adeknya, kira-kira tujuh tahunan lah.

Tiba-tiba aja ada anak lain digandeng bapaknya natap anak itu tajem. Sunwoo bingung, kenapa gitu tiba-tiba disinisin nih anak? Adek yang sendirian itu kelihatan bodo amat juga ditatep tajam begitu.

𝐂𝐎𝐍𝐓𝐈𝐍𝐔𝐄𝐒 ; 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang