Spam lope biyu dunk kalau kalian rindu pasangan ajaib.
💙💙Maka akan kalian temukan keajaiban.
***"Daddy, tadi Cla dari mal, mandi bola sama banyak temen."
Chandra menatap layar ponsel Wenda, asyik mengobrol dengan bocah lima tahun sejak sepuluh menit lalu. Melalui sambungan video call, gadis kecil di seberang sana berceloteh dengan riang tentang apa yang ia lakukan hari ini, ke mana saja ia pergi.
Pria dengan setelan celana training dan kaus hitam panjang itu, duduk bersandar di kepala tempat tidur, layaknya pasangan kekasih yang sedang saling melemparkan kabar, ia menanggapi semua celotehan di seberang sana, sesekali kalimat rindu menghiasi obrolan mereka.
"Oh, ya? Asyik dong, tapi daddy nggak diajak." Chandra pura-pura memasang wajah kecewa.
"Daddy enggak ada, momo juga enggak ada."
"Iya, Sayang. Daddy sama Momo di Bandung. Nanti daddy bawain oleh-oleh buat Cla, ya."
"Cla mau ngobrol sama momo, Daddy. Momo Wen, mana?"
Chandra mengalihkan atensinya ke pintu kamar mandi, Wenda masih di dalam sana, belum juga ada tanda-tanda akan keluar.
"Bentar lagi, ya. Momo Wen masih mandi, belum selesai."
Clarissa mengangguk, Chandra kembali memperhatikan apa yang sedang balita itu kerjakan. Tangan kecilnya memegang pensil warna, ada buku mewarnai di hadapannya. Dua hari tidak melihat anak ini, rasanya ada rindu terselip. Beruntung yang di sana merasakan hal serupa, itu sebabnya saat panggilan video dari nomor Kak Ina masuk ke ponsel Wenda ia segera menyambutnya. Chandra tahu, jika sudah melakukan panggilan video pastilah Clarissa yang menelepon.
Derit pintu kamar mandi terdengar, Chandra menoleh ke sana. Wenda dengan tubuh berbalut bathdrobe mendekat ke arah Chandra, mendengar obrolan Chandra dengan seseorang yang suaranya sangat ia hapal.
"Halo, anak cantik," sapa Wenda mencondongkan wajahnya ke depan layar ponsel.
"Momo!" teriak Clarissa heboh.
Wenda terkekeh melihat betapa menggemaskannya anak itu. "Aah, momo kangen Clarissa. Lagi apa, Sayang?"
Masih dengan posisi yang sama, Wenda sedikit menunduk hingga bathdrobe bagian dadanya sedikit terbuka. Wanita itu tidak tahu jika laki-laki di sampingnya menelan ludah susah payah.
Chandra bangkit dari posisinya, menyerahkan ponsel itu ke pemiliknya. Ia beranjak meninggalkan Wenda yang sudah duduk di pinggir tempat tidur. Langkahnya menuju koper Wenda yang ia ambil tadi dari kamar bawah. Mencari piama wanita itu untuk dikenakan, setelah berhasil ia temukan langkahnya dibawa kembali menghampiri Wenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kami: Tokophobia
RomansaSudah memasuki tahun ke dua Wenda dan Chandra mengarungi bahtera pernikahan di usia muda. Namun, fobia yang diderita Wenda membuat rumah tangga mereka memiliki cerita tersendiri. "Kalian pernah dengar istilah tokophobia?" "Tokophobia tempat belanja...