question of the day; would you die for your teammate in tdiu?
//
Gamble; 76
The Dead Inside Us
- Safe City -
//
Pelukan itu begitu erat, diberikan oleh Yuqi yang harus menahan tangisannya walau ia gagal. Tak sanggup untuk berpisah dengan Lucas yang selama ini telah berada di sampingnya sepanjang waktu. Menjadikan kekuatan baru setelah ia harus kehilangan Minnie.
Tentu saja, itu pun berat untuk Lucas sendiri, tetapi ia tak memiliki pilihan. Terus berlari bersama yang teman-temannya, harus kehilangan lagi-dan-lagi adalah hal yang sangat menyakitkan. Setidaknya dengan Lucas berada di dalam Kota Aman, dia bisa mencari cara untuk membawa mereka masuk sembari memberikan informasi perkembangan di dalam dan mempelajari tatanan kota tersebut.
Karena semua orang berhak untuk hidup dan selamat.
Walau Lucas juga sadar, mereka telah membunuh pula untuk saling melindungi.
Dengan berat, Lucas menarik diri untuk melepas pelukan. Tak ingin memberikannya rasa yang lebih berat, sehingga Lucas harus menahan Yuqi untuk tidak terlalu terlarut.
Lalu ditatapnya yang lainnya secara bergantian, melihat bagaimana tatapan mereka justru membuat Lucas semakin berat. Yang membuat Lucas pada akhirnya memilih untuk memalingkan wajah sambil membenarkan posisi ransel di punggungnya, lalu tersenyum.
"Terima kasih." ucap Lucas, membiarkan diri terus berpaling untuk beberapa waktu, hingga ia menguatkan diri untuk menatap mereka kembali. "Terima kasih karena... mempertahankanku untuk terus hidup saat aku sudah putus asa."
Lucas sedikitnya melirik ke arah Yuqi, kemudian pada Lisa. Di mana Yuqi masih menangis sambil berusaha meredam suara dan Lisa menahan tangisannya hingga wajah dan matanya memerah.
"Terima kasih juga karena telah mempercayaiku selama ini. Aku merasa tak berhak menerimanya setelah apa yang kuperbuat dahulu."
Dan saat itu, Lisa yang mendekat ke arah Lucas, segera memberikannya pelukan. Berbisik tepat ditelinganya, mencoba agar siapapun tak bisa mendengarnya.
"Lucas, hati-hati." ucap Lisa tertahan. "Jangan sampai Kak Vivian tahu aku masih hidup. Jangan biarkan mereka tahu, yang lainnya sudah mati."
"Mengapa?" balas Lucas tercicit.
Lisa hanya menggelengkan kepala sambil mengusapi punggung Lucas sebelum menarik diri. Tersenyum dengan matanya yang bergetar, lalu memilih untuk mundur dan memalingkan wajahnya.
Melihat bahwa perpisahan itu tak bisa berlangsung lama, Hanbin segera mengambil alih. Diliriknya Giselle, Haruto dan Arin yang sudah bersiap juga dengan ransel masing-masing. Lalu Hanbin mempersilahkan mereka untuk mengucapkan selamat tinggal.
Namun Haruto hanya memalingkan wajah dan Giselle tersenyum tak peduli. Kecuali Arin yang segera membawa langkahnya mendekat pada Soobin, di samping Heejin, lalu menjatuhkan airmata saat menatapnya.
"Aku tak percaya kau lebih mempercayai Heejin..."
Di posisinya Heejin hanya diam menahan diri, membiarkan Arin berkata apa saja selama ia akan pergi.
Arin pun dengan cepat memeluk Soobin yang hanya diam, membenamkan wajhanya di dada tersebut kemudian. "Aku takut, Soobin... hiks..."
Di posisinya, Soobin sendiri mematung, tak tahu harus membalas apa. Karena rasanya terlalu sesak bahkan matanya terasa sangat panas. Tak bisa is membayangkan bahwa di belakangnya, Arin telah melakukan sesuatu yang buruk. Dan bahkan Yeonjun sejak awal pun terlihat tak menyukainya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ THE DEAD INSIDE US 5 - BAGIAN 2 (BLACKPINKXBTSXGIDLEXIKONXLOONAXATEEZ)
AcciónBTS x BLACKPINK x (G)I-DLE x iKON x LOONA x TXT x ATEEZ (STRAY KIDS x THE BOYZ) SURVIVAL-ACTION STORY! Kelompok terpisah terasa sama buruknya dengan perpecahan di dalam kelompok itu tersendiri. Penghianatan menyisakan trauma yang membuat kepercaya...