"Apakah dia adalah salah satu pengagum rahasiamu?" Chaeyoung bertanya setelah menyeruput jus melonnya, membiarkan cairan itu mengaliri tenggorokannya yang terasa kering. Mendengar kisah nyata yang baru saja dialami oleh Lisa, membuat sekujur tubuhnya cukup bergidik ngeri.
Lisa menggeleng pelan. Sesi kuliah hari ini sudah selesai. Namun ia memilih untuk mengajak Chaeyoung mampir ke sebuah cafe, sebab ia tak ingin cepat-cepat kembali ke apartemen. Gadis Hwang tersebut bahkan tak lagi berselera untuk menghabiskan segelas iced cappucino kesukaannya. "Aku tidak tahu. Tapi bukankah ini benar-benar mengerikan? Haruskah aku melaporkannya pada polisi?"
"Untuk berjaga-jaga, kau bisa melakukannya. Setidaknya, hubungi polisi untuk memeriksa ruang apartemenmu. Kita tidak tahu apa yang akan J lakukan ke depannya."
"Kau benar, Chae." Lisa mengangguk setuju. Ia seakan memiliki secercah harapan sehingga semangatnya mulai tersulut. "Sepertinya aku harus menghubungi pihak kepolisian untuk membantu memeriksa apartemenku. Melihat pesan-pesan yang J kirimkan, entah mengapa aku yakin sekali kalau pemuda itu meletakkan sebuah kamera di sana."
"Benar. Kau juga bisa memberikan nomor ponsel J untuk diteliti agar kepolisian bisa melacak keberadaannya, dan mengetahui siapa sosok yang berada di baliknya."
"Aish! Kau pintar sekali!" Lisa menjentikkan jarinya dan memekik senang. Ada perasaan lega ketika ia memberikan pelukan erat untuk Chaeyoung. "Kau benar-benar pintar! Terima kasih untuk sarannya!"
"Tentu saja." Chaeyoung menukas singkat, tersenyum sombong sembari mengibaskan rambutnya. Seakan teringat sesuatu, gadis bermarga Yoon ini segera bertanya, "Tapi, Lisa ... apa selama ini kau merasakan ada sesuatu yang aneh? Merasa seperti seseorang tengah membuntuti langkahmu, atau hal-hal aneh lainnya?"
"Ehmm ... kurasa, tidak."
"Berarti si J itu tidak melakukan hal-hal buruk padamu?"
Lisa menggeleng dua kali. "Tidak. Aku hanya merasa tidak nyaman saja ketika menerima pesan-pesannya. Kau tahu? Aku sungguh-sungguh merasa seperti sedang diawasi. Namun di luar itu semua, tak ada hal buruk yang terjadi padaku. Kesialan yang biasanya terjadi adalah bangun kesiangan karena malam harinya aku menonton drama. Dan baru-baru ini, dompetku tertinggal di apartemen. Itu saja."
Chaeyoung melipat tangannya di atas meja, sejenak menyipitkan mata tatkala berpikir, "Tapi mungkin tidak, sih, kalau sebenarnya si J itu hanya benar-benar berniat ingin menjadi temanmu saja?"
"Teman?" Lisa mengangkat satu alis, menatap tak setuju pada Chaeyoung. "Mana ada teman yang bersikap semenyeramkan ini? Dia benar-benar seperti seorang penguntit yang hendak mengganggu ketenanganku."
"Hahah, baiklah, baiklah." Chaeyoung mengalah. Ia paham betul mengenai kekhawatiran temannya ini. "Apa dia menghubungimu lagi?"
"Tidak. Semalam aku telah memblokir nomor--"
Ting!
Ting!
Lisa dan Chaeyoung sontak membeku. Kini, denting ponsel Lisa terasa seperti memiliki kekuatan magis yang mampu membuat sekujur tubuh mereka menegang seketika.
Chaeyoung masih bungkam, melirik Lisa yang mulai menggamit ponselnya sendiri di atas meja, dimana gadis Hwang itu juga tengah meneguk saliva keras-keras.
+82xxxx27
Lisa ...+82xxxx27
Kenapa kau memblokir nomorku?
KAMU SEDANG MEMBACA
cryptic | lizkook✔️
Fanfiction[M] "Hi, Lalisa! Mari berteman!" Started : 210821 Published : 310821 Finish : 261121