✨5

7.6K 1.6K 141
                                    

Karena merasa takut bukan main, Lisa memutuskan untuk mematahkan kartu ponselnya sendiri dan menggantinya dengan nomor yang baru pada malam itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena merasa takut bukan main, Lisa memutuskan untuk mematahkan kartu ponselnya sendiri dan menggantinya dengan nomor yang baru pada malam itu juga. Gadis tersebut bahkan sampai menginap di apartemen Chaeyoung selama tiga hari, sebelum akhirnya kembali ke apartemennya sendiri di hari minggu.

Lisa juga sampai kesulitan berkonsentrasi pada mata kuliahnya karena hal itu. Lihat? Sebesar ini efek dari teror yang diberikan oleh pemuda misterius bernama J tersebut. Sialan, memang.

"Hai!"

Lisa sontak terperanjat ketika mendengar sebuah suara yang tahu-tahu muncul tanpa aba-aba. Mungkin karena efek menegangkan yang dihasilkan oleh teror itu masih membekas untuknya, gadis itu sampai mudah terkejut dengan hal-hal kecil seperti ini. Ya, Tuhan ... untuk saja jantung Lisa tidak meledak.

Jaehyun yang merupakan tetangga samping kiri kamar apartemen Lisa itu segera menatap dengan penuh rasa bersalah. "Eh? Maaf, aku sudah membuatmu terkejut."

Laki-laki bermarga Jung itu memang cukup ramah dan bersahabat. Ia berkuliah di universitas yang berbeda dengan Lisa, namun masih bisa mengakrabkan diri karena mereka berdua adalah tetangga di gedung ini.

Lisa menghembuskan napas pelan, mengukir sekelumit senyum kala membalas, "Tidak apa-apa, kok. Aku hanya sedang melamun saja, hingga tak menyadari kalau kau sudah berada di sisiku."

Jaehyun memegang pundak kanan Lisa, menatapnya setengah cemas, "Kau baik-baik saja?"

Gadis tersebut lantas balas tersenyum pada Jaehyun setelah menekan password pintunya. "Iya, aku baik-baik saja, kok."

"Mmm ... tapi rasanya aku baru melihatmu hari ini," kata Jaehyun. "Apa kau baru saja pergi berlibur?"

Lisa terkekeh, "Tidak, kok. Belakangan ini aku menginap di rumah Chaeyoung."

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" Jaehyung bertanya penasaran sekaligus khawatir. Pemuda ini benar-benar tampak peduli pada Lisa. "Apa pendingin ruangannya bocor? Atau ada tikus yang berkeliaran? Aku bisa memperbaikinya atau memanggil petugas kalau--"

"A-ah, tidak, tidak." Lisa segera menggeleng pelan sembari mengibaskan tangan. Gadis itu tersenyum kaku seraya menukas cepat, "Bukan karena itu, kok. Ruang apartemenku baik-baik saja. Aku menginap di rumah Chaeyoung karena ia baru saja putus cinta. Jadi aku harus banyak-banyak menghibur dan menemaninya."

Jaehyun tidak tahu kalau Lisa berdusta. Si gadis memang sengaja berkata begitu karena tak ingin menimbulkan kekacauan di kawasan apartemen ini. Lisa juga akan segera membuat laporan ke kantor polisi. Setidaknya, ia takkan banyak bicara pada orang lain sebelum polisi datang untuk memeriksa ruang apartemennya.

"Ohh, begitu." Jaehyun mengangguk paham. "Baiklah. Tapi kalau sewaktu-waktu kau memerlukan bantuan, kau bisa langsung menghubungiku."

Lisa menarik senyumnya, kemudian membalas, "Terima kasih, Jaehyun-ssi. Aku--"

"Aish, sudah berapa kali aku katakan untuk jangan berbicara formal padaku?" kata Jaehyun, setengah merajuk. "Santai saja, Lalisa. Kita ini seumuran, loh."

Gadis itu tertegun sesaat, merasa sedikit dejavu dengan panggilan tersebut, yang mengingatkannya akan sesuatu. Lalisa. Itu ...

Ah, tapi tidak, tidak. Itu 'kan memang namanya. Lalisa Hwang. Tak jarang, teman-temannya juga memanggilnya dengan sebutan Lalisa, bukan hanya Lisa. Serius, gadis ini jadi lebih sensitif akan hal-hal kecil semenjak J hadir dalam hidupnya. Ugh, sial!

Lagipula, tidak mungkin J adalah Jaehyun, 'kan?

Jadi, mengabaikan segala bentuk kecamuk di dalam kepala, Lisa lantas menyelipkan surainya ke belakang telinga, kemudian mengangguk pelan--sedikit malu-malu. "Baiklah. Terima kasih, Jaehyun. Aku akan menghubungimu ketika aku membutuhkan bantuan."

Jaehyun tersenyum senang. Ia lalu menepuk-nepuk pundak kanan Lisa, sebelum akhirnya pamit undur diri dengan melangkah melewati si gadis. Jaehyun bilang, ia ada janji untuk pergi hang out bersama teman-temannya.

Lisa menghembuskan napas pelan. Gadis itu segera berjalan masuk ke dalam ruang apartemennya dan mengunci pintu. Merasa cukup was-was sembari melangkah pelan mengelilingi ruang demi ruang, Lisa yakin bahwa tempat ini masih sama seperti sebelum ia tinggalkan tiga hari yang lalu. Gelas kotor yang tergeletak di atas meja makan sejak saat itu bahkan masih berada di sana. Tidak ada yang berubah selain debu-debu tipis yang samar-samar mendarat di atas barang-barangnya. Selebihnya, sama sekali tak ada keanehan atau perubahan.

Setelah Lisa mengganti nomor ponselnya, ia juga tidak menerima pesan-pesan yang dikirimkan oleh J. Ya, seharusnya memang begitu, sebab ia tidak memberitahukan nomor ponsel barunya kepada banyak orang, kecuali pada kedua orang tuanya, dan Chaeyoung selaku teman terdekatnya. Sempit sekali kemungkinannya bagi si J itu untuk kembali mendapatkan nomor ponsel Lisa.

Gadis itu menghembuskan napas lega, mendaratkan diri di atas sofa seraya memejamkan mata sejenak.

Okay, semuanya sudah selesai, 'kan?

Ah, tapi sepertinya dugaan Lisa salah besar. Sebab bagaimana bisa kedua matanya sontak membelalak dengan jantung yang berdegub cepat ketika membaca beberapa pesan yang baru saja masuk ke layar ponselnya.

+82xxxx27
Lisa ... jangan takut.

+82xxxx27
Aku tidak akan menyakitimu.

+82xxxx27Aku tidak akan menyakitimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cryptic | lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang