Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"What?!" Lisa memekik tak percaya. Oh, tentu. Tentu saja ia tak bisa mempercayainya begitu saja. Ia hanya tak menyangka kalau ternyata Jaehyun benar-benar sebejat itu. Disuguhkan dengan fakta bahwa laki-laki tersebut adalah seorang playboy kelas kakap saja sudah sangat mengejutkan. Kini ditambah lagi dengan berita bahwa pemuda bermarga Jung itu pernah memperkosa anak gadis orang lain. Duh ...
Jungkook menghembuskan napas panjang-panjang, berusaha mengerti sepenuhnya akan reaksi yang diberikan si gadis. "Kau harus mendengarkanku, Lalisa. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu."
Lisa menarik lurus kedua sudut bibirnya. Bukan bermaksud untuk tersenyum, melainkan mulai merasa lelah akan semua yang ia dengar hari ini. "Akan kucoba," ujarnya. Ia lantas menoleh, kembali menatap sang lawan bicara. "Terima kasih karena kau sudah peduli padaku. Kuharap apa yang kau katakan itu memang benar, tanpa ada unsur dilebih-lebihkan hanya karena kau merasa tidak suka padanya."
Isi kepala para wanita memang sangat sulit ditebak. Setidaknya, membutuhkan ribuan kalimat untuk menjabarkan agar para laki-laki dapat memahami mengenai apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Namun apapun itu, Jungkook tetap berupaya untuk tetap tenang dalam menghadapinya. Ia tidak ingin menyudutkan atau menekan Lisa, yang berakhir akan membuat gadis tersebut merasa tak nyaman. Jungkook akan berusaha untuk tetap menjaga dan memberitahunya perlahan-lahan.
Suasana hati Lisa sedang kurang baik hari ini. Mungkin gadis itu membutuhkan waktu untuk sendiri guna merenungkan segalanya. Jadi, rencana kencan malam ini akan ditunda sampai waktu yang belum bisa dipastikan.
Setelah makan malam--Lisa langsung naik ke tempat tidur, menarik selimut, dan membuka sebuah novel yang belum sempat diselesaikan. Gadis itu tak banyak bicara pasca perdebatan kecil mereka. Maka Jungkook memutuskan untuk kembali ke apartemennya sendiri.
"Aku akan pulang sekarang," ujar si pemuda.
Sayangnya, Lisa sama sekali tak memberikan jawaban apapun terkait ucapan Jungkook. Gadis itu bertingkah seolah tak ada siapa-siapa di apartemen ini selain dirinya. Bersikap seperti tak sedikitpun mendengar suara-suara orang lain, hingga yang dilakukannya hanya membolak-balik lembar demi lembar kertas yang ada di atas pangkuannya dengan tenang.
Lagi-lagi Jungkook hanya bisa menghela napas. Benar. Lisa sedang membutuhkan waktu untuk sendiri, tanpa gangguan dari siapapun. Si pemuda lantas melangkah masuk ke area kamar mandi, menaiki wastafel dan plafon untuk mencapai ruang apartemennya sendiri seperti biasanya. Sang Ayah selalu mengunci pintu utama menggunakan kunci ganda sekaligus password. Jadi Jungkook harus berpura-pura bodoh meski sebenarnya ia bisa saja membobol semua kunci-kunci itu. Supaya Ayah tak khawatir, pikirnya.
Seperginya Jungkook, kini berganti Lisa yang membuang napas kasar-kasar. Ia melempar bukunya ke sisi ranjang yang lain, dan berbaring dengan lelah. Tak hanya tubuhnya saja yang letih, melainkan juga dengan isi kepalanya.