✨10

7.5K 1.6K 99
                                    

"Jadi, bagaimana?" Chaeyoung bertanya sembari memilih-milih pakaian yang ia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, bagaimana?" Chaeyoung bertanya sembari memilih-milih pakaian yang ia sukai. Tak perlu melihat pricetag. Ia sudah cukup percaya diri dengan kartu kredit di dalam dompetnya.

Lisa juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua memang sedang berada di sebuah butik, iseng berbelanja untuk merileksasi diri. "Entahlah. Sekarang aku jadi bingung harus melaporkannya pada polisi atau tidak."

Chaeyoung mengerutkan dahi dalam-dalam, menoleh pada sahabatnya dengan pandangan bertanya, "Dia memasang cctv di apartemenmu, loh. Apa kau sama sekali tak merasa risih?"

"Iya, aku tahu. Tapi setelah aku pikirkan matang-matang, sepertinya J memang orang yang baik," kata Lisa. "Dia sama sekali tidak memiliki niat buruk padaku, tidak merugikanku, dan tidak melukaiku. Yah, meski sampai detik ini aku masih tidak tahu apa alasannya menyembunyikan diri dariku."

"Jadi kau benar-benar mengizinkannya dan membiarkan dirimu sendiri tak memiliki ruang privasi?"

Lisa terkekeh mendengar nada cemas Chaeyoung. Ia mengerti seberapa khawatirnya gadis Yoon itu padanya. "Aku masih memiliki toilet yang tak terjamah olehnya. Lagipula, memangnya apa yang akan aku lakukan di apartemen? Aku tidak punya kekasih. Aku juga tidak memiliki rahasia besar sehingga membutuhkan ruang privasi selain area toilet."

"Tunggu, tunggu." Chaeyoung benar-benar menaruh perhatian penuh pada Lisa. Semangat berbelanjanya sudah tak semembara tadi. "Jadi kau percaya kalau si J itu tak menaruh cctv di toiletmu?"

Lisa mengangguk ringan tanpa beban, membuat Chaeyoung semakin gemas ingin menarik daun telinganya. "Kenapa kau bisa mempercayai ucapannya begitu saja?"

"Ehmmm, entahlah. Aku hanya percaya kalau dia benar-benar orang yang baik." ucap Lisa yang tetap teguh pada asumsinya. "Dia mengumpat kasar, terdengar sangat frustasi dan tersiksa ketika aku sengaja masuk ke toilet. Bagiku hal itu sudah cukup membuktikan kalau J tidak berbohong."

"Lalu, sekarang kau sungguh-sungguh berniat untuk menerima pertemanannya?"

Lisa mengangguk lagi. "Selama ia tak melukaiku dan tak merugikanku, kurasa itu sudah cukup. Aku sudah tidak merasa takut lagi padanya, justru sangat tertarik akan maksud, tujuan, beserta alasannya yang ingin berteman denganku. Aku juga benar-benar penasaran dengan wajahnya. Apa menurutmu akan setampan Jungkook BTS? Jaehyun NCT? Atau Juyeon The Boyz? Kkk~" ia terkikik sendiri di akhir kalimat.

Oh, astaga ... Anak ini benar-benar ...

Chaeyoung menghela napas pasrah. Kalau sudah begini, ia sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi. Gadis Yoon itu lantas menukas, "Baiklah, terserah kau saja. Tapi kalau kau mulai merasa terganggu akan sikapnya, jangan lagi mengulur waktu dan segeralah lapor pada polisi. Apa kau mengerti?"

"Siap!" Lisa tersenyum lebar. Ia berpikir bahwa keputusan ini adalah yang paling tepat. Sebab percuma saja jika ia berlari sejauh-jauhnya. J tetap akan menemukannya. Jadi yang bisa ia lakukan sekarang adalah mengikuti alur permainan yang J suguhkan.

Selesai berbelanja, Chaeyoung mengantar Lisa sampai di depan gedung apartemennya. Sebenarnya orang tua Lisa sudah berulang kali bertanya, apakah Lisa ingin dikirimi mobil atau tidak. Tapi Lisa menolaknya. Tujuannya tinggal terpisah dan jauh dari orang tuanya adalah karena ia ingin membiasakan hidup sederhana dan mandiri. Ia sama sekali masih merasa cukup dengan bepergian menggunakan bus atau taksi. Lagipula, terkadang Chaeyoung juga membawa mobil. Jadi sesekali Lisa masih bisa ikut menumpang. Kkk~

Kecuali mengenai hasrat berbelanja. Lisa masih agak susah menanggulanginya dengan baik. Namun meski begitu, serius! Pengeluarannya untuk berbelanja pakaian, sepatu, atau aksesoris lainnya berkurang sedikit demi sedikit jika dibandingkan dengan saat ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Yah, setidaknya Lisa sudah mendapatkan kemajuan yang cukup signifikan dalam hal berhemat.

Menenteng beberapa kantung belanja, sejenak Lisa terkesiap ketika menemukan sebuah buket bunga di depan pintu apartemennya. Gadis itu lalu meraihnya, menghirup harum semerbak yang dikeluarkan. Tak ada nama pengirimnya disana.

Sampai kemudian, ponselnya berdenting dua kali.

J
Kupikir nyaris semua gadis menyukai bunga. Jadi aku mengirimkannya untukmu.

J
Apa kau menyukainya?

Dan--hei, kau tahu hal apa yang membuat Lisa sangat terkejut? Bukan hanya karena buket bunga itu--tapi juga karena secara tak sadar, dua sudut bibirnya ditarik hingga membentuk sebuah senyuman.

Dan--hei, kau tahu hal apa yang membuat Lisa sangat terkejut? Bukan hanya karena buket bunga itu--tapi juga karena secara tak sadar, dua sudut bibirnya ditarik hingga membentuk sebuah senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cryptic | lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang