EPILOG

8.9K 1.5K 497
                                    

Ketika kau baru saja dihadapkan dengan sebuah bukit dan nyaris memutar balik karena sudah terlanjur berkecil hati, ingatlah pada ratusan gunung yang pernah dan sudah berhasil kau daki sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika kau baru saja dihadapkan dengan sebuah bukit dan nyaris memutar balik karena sudah terlanjur berkecil hati, ingatlah pada ratusan gunung yang pernah dan sudah berhasil kau daki sebelumnya. Tidak ada yang mudah, memang. Tapi percayalah, kau pasti mampu melewatinya walau harus tertatih-tatih dan beristirahat berulang kali.

Jika manusia memiliki seribu alasan untuk menyerah, maka setidaknya mereka juga harus menggenggam satu harapan untuk dapat bertahan, 'kan?

Terkadang jika menoleh ke belakang sejenak, kau pasti akan takjub dengan dirimu sendiri. Kau hebat. Kau berhasil melalui banyak hal, agar bisa berdiri di tempat yang kau pijak sekarang.

Sekiranya, hal itu pula yang sedang Lisa rasakan saat ini. Teringat akan memori yang masih melekat meski telah sepuluh tahun berlalu, nyatanya tetap mampu menciptakan cairan bening yang mengalir dari pelupuknya.

Banyak sekali kejadian yang terekam dalam ingatannya. Tapi kendati begitu, Lisa tetap sangat bersyukur dan bangga pada dirinya sendiri, karena ia masih bisa berdiri kokoh hingga saat ini.

Menatap langit cerah yang menaungi semesta, Lisa memasang senyum kecil sembari mengusap air matanya. Ternyata ia sudah melangkah jauh sekali, meninggalkan masa lalu yang cukup menyisakan bekas di dalam benaknya.

Benar. Sepuluh tahun telah terlewati. Kini badai sudah sirna. Lisa tak perlu lagi terseok-seok sampai kehilangan arah, sebab cahaya terang sudah menyinari seluruh jalannya. Ditambah lagi, dengan sepasang tangan kokoh yang selalu menjaga dan menggenggamnya dengan erat.

Lisa lantas bangkit dari posisinya. Ia melangkah maju, kali ini memeluk sebuah presensi yang sedang sibuk menyirami pot-pot berisi tanaman hias di halaman rumah.

Harum tubuhnya masih sama. Pundak tegapnya masih serupa. Hanya saja, ada lebih banyak senyum tulus yang menghias wajahnya. Lisa senang, ia masih bisa mendapatkan semua itu.

"Ow, kau mengejutkanku, sayang~" Jungkook memegangi dadanya sendiri. Tiba-tiba mendapatkan tubrukan dari belakang sungguh membuatnya kaget setengah mati.

Lisa tersenyum, mendengarnya. Nada bicara ini selalu menciptakan afeksi membahagiakan di dalam hatinya. Ia selalu rindu, walau Jungkook berada di sisinya setiap hari. "Tanaman terus yang disayang-sayang. Aku bagaimana?"

Jungkook terkekeh di sana. "'Kan setiap malam sudah aku sayang-sayang. Memangnya kurang?"

"Kurang," kata Lisa. Suaranya dibuat merajuk. "Tadi pagi tidak dicium."

Kali ini Jungkook tergelak pelan. Ia segera mematikan kran air dan meletakkan selang yang semula dipegangnya, kemudian beralih pada satu-satunya wanita yang ia cintai. "Mau berapa banyak ciuman, hm?" tanyanya sembari memeluk pinggang Lisa.

"Hemmm, yang banyak?"

"SIAPPPPPPP~" Jungkook segera mengangkat tubuh Lisa ala bridal, kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cryptic | lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang