✨17

7.6K 1.7K 164
                                    

"Yak! Yak!" Lisa sontak bangkit dari posisinya, masih menghunuskan tatapan galak pada Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yak! Yak!" Lisa sontak bangkit dari posisinya, masih menghunuskan tatapan galak pada Jungkook. "Apa-apaan ini?! Jadi kau ingin pergi begitu saja setelah hampir membuatku mati karena penasaran?!"

"T-tidak-tidak!" Jungkook membelalak, mengibaskan tangannya dengan panik. "Bukan begitu. Maksudku--"

"Duduk!" perintah Lisa. Jungkook harus tahu bagaimana kemarahan Lisa. Ya, gadis itu sedang benar-benar diselimuti jengkel dan angkara meski masih tampak menggemaskan.

Jungkook lantas menurut. Ia mengerut ngeri seperti seekor kucing kecil yang sedang diceramahi oleh Tuannya. Membuat Lisa nyaris terenyuh, namun sekuat tenaga tetap meneguhkan tekad untuk memberi pelajaran pada pemuda bermarga Im ini.

"Kau ingin dimaafkan? Ingin tetap menjadi temanku?" tanya Lisa. Kedua tangannya kembali dilipat angkuh di depan dada.

Jungkook mengangguk polos. Matanya bahkan memancarkan kemurnian, tanpa ada sirat hipokrit sedikit pun. Sial, sangat tidak sinkron dengan tubuh kekarnya yang sempat membuat Lisa nyaris salah fokus.

"Kalau begitu, sebagai hukuman atas semua kesalahanmu, kau harus merapikan seisi apartemenku selama satu bulan," ucap Lisa dengan mantap. "Aku sedang ingin bersantai-santai ria bulan ini. Tidak ingin menyentuh alat penyedot debu ataupun bersinggungan dengan sabun pencuci piring. Apa kau bersedia?"

Kemudian, sepasang netra legam itu tampak berpendar terang seketika, mengundang terbitnya senyum manis pada belah bibir yang mencapai mata dan hati. Jungkook lantas mengangguk patuh tanpa berpikir panjang. "Ya. Aku bersedia!"

"Bagus!" Lisa tersenyum puas, seolah ia baru saja berhasil membodohi seorang murid taman kanak-kanak. "Sekarang sudah pukul dua dini hari. Jadi, kembalilah ke apartemenmu sebelum Ayahmu terbangun dari tidurnya. Kau bisa melaksanakan hukumanmu mulai pukul delapan pagi, atau setelah Ayahmu berangkat mengajar ke kampus."

"Baiklah." Jungkook kemudian bangkit dari posisinya. Wajahnya masih tampak berseri-seri, merasakan debaran di dalam hati. Titah Lisa adalah hal yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya. Ia sangat bahagia karena pada akhirnya, ia bisa mengungkapkan semua rahasianya dan Lisa bersedia untuk memaafkannya. Dan yang paling membahagiakan adalah, Lisa juga setuju untuk tetap berteman dengannya.

Entah malam ini merupakan kenyataan atau mimpi semata. Sepertinya setelah ini Jungkook harus mandi dengan air dingin untuk memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi.

Saat Jungkook hendak melewati tubuh Lisa, gadis tersebut tiba-tiba menahan pergelangan tangannya. Jungkook refleks menoleh. Tapi ia tak menyangka bahwa satu detik setelah itu--tubuhnya sontak membeku, yang disusul dengan terbelalaknya mata bersama rona merah di pipi yang perlahan menjalar sampai ke daun telinga.

Lisa ... Lisa mengecup pipi Jungkook.

Gadis itu hanya menyunggingkan segaris senyum disana, berusaha untuk tidak menariknya lebih lebar lagi meskipun ia ingin. Tentu ia masih diselimuti gengsi, masih ingin terlihat garang dalam situasi ini. "Pergilah. Selamat tidur," ucapnya, singkat.

Jungkook meneguk saliva, lantas berkedip-kedip beberapa kali dan membuang pandangan ke arah lain--merasa gugup setengah mati. "A-ah, ya. Baiklah. Aku pulang sekarang."

Sumpah demi dunia dan seisinya, kaki Jungkook sudah terasa seperti jelly sekarang. Ia tak bermaksud untuk bersikap berlebihan. Hanya saja, menerima kecupan untuk pertama kali dalam hidupnya, terlebih lagi dari seorang gadis yang ia sukai tentu menghasilkan afeksi yang luar biasa bagi tubuhnya. Serius, Jungkook ingin pingsan saja rasanya.

 Serius, Jungkook ingin pingsan saja rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cryptic | lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang