SYILA berdiri sendiri di tepi jalan, saat itu hujan sangat deras mengguyur perkotaan yang sunyi di malam hari. Malam itu perasaannya campur aduk sedih, kecewa, marah semua ia rasakan saat itu.
"Hidup gue berat banget ya, apa gue gak bisa lepas dari semua masalah yang mengikat gue ini". Ucapnya sambil mengusap air mata.
Malam itu jalanan sangat sepi, dengan hati-hati Syila menyebrang jalanan itu. Saat menyebrang tiba-tiba Syila merasakan dadanya yang terasa nyeri, tetapi Syila tetap berjalan tanpa mempedulikan keadaannya saat ini.
Ia dengan susah payah menyebrang, dadanya terasa sangat nyeri, rasanya untuk bernapas saja sulit. Saat ia hampir sampai di trotoar tiba-tiba ada cahaya yang sangat menyilaukan dari arah kirinya.
"DUARRRR"
Seorang laki-laki berlari menyusuri koridor rumah sakit, suara derap langkah ada dimana mana. Decitan suara brankar rumah sakit membuatnya semakin gelisah.
"Kenapa gue tadi gak ngelarang waktu lo keluar sih". Ucap Lino dengan gelisah.
Rasa bersalah? Tentu saja pasti ia merasa bersalah karena sudah mengabaikan perempuan itu. Entah apa yang ada di otaknya saat itu sampai tidak berpikir bahwa perempuan tersebut akan pergi. Ia menunggu kabar Syila sambil duduk di kursi tepat di depan ruangan perempuan itu. Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Syila dan berkata sesuatu yang membuat laki-laki tersebut terkulai lemas dilantai.
"Maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrelino Bagaskara
Teen FictionAdrelino Bagaskara. Seorang lelaki tampan dan dianggap berwibawa oleh orang-orang. Tapi dibelakang dia hanyalah seorang laki laki pengecut yang selalu melarikan diri dari suatu masalah. Dan pada akhirnya seorang perempuan datang untuk membantu menye...