Bab 23

19 6 30
                                    

Heyoww sebelum lanjut baca vote dulu sini.... Udah? Nahh udah siap ramein komennya? Udah siap baca kelanjutan kisah SyiNo?

Happy reading 😺

••••

Satu minggu sudah terlewati, mereka menghabiskan waktu bersama tanpa Lino.

"Udah satu minggu coy ini, mana surat kelulusannya, apa jangan-jangan kt kagak lulus." Ucap Daren yang sedang berada di depan kipas angin karena hawanya panas.

"Heh, kipas angin gue tu. Sembarangan aje lo pake kagak bagi-bagi." Sahut Arel yang sedang mencari mie instan di dapur.

"Ini lagi mie instan gue pada kemana, baru kemaren gue beli di warung depan ada 10 lagi, begimana ceritanya tinggal ada 5 biji, tikus mana lagi yang ngambil mie gue." Lanjutnya sambil uring-uringan.

Seketika mata mereka semua turun ke arah perut masing-masing.

"Mampus, udah ada di dalem perut gue." Batin mereka bersamaan.

"Eitsss tenang boss kayak gatau kelakuan tikus aje. Tuh sabun rumah gue ampe keropos digigitin tikus, heran. Tikus jaman sekarang pada maruk." Jawab Gilang sambil mengunyah onigiri ditangannya.

Sejak kejadian itu mereka perlahan-lahan mulai melupakan masalah yg tumbuh diantara Syila dan Lino. Mereka sangat kecewa karena kelakuan Lino.

"Oiya, Lino nyariin lo gak selama seminggu?" Tanya Clara ke Syila.

Syila yang sedang membaca komik pun menghentikan aktivitasnya. Dia menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Ia berpikir, sepertinya Lino memang sudah tidak peduli dengannya.

"Gue yakin sih gak bakal dicariin, bahkan jelas-jelas nomernya di blokir sama Syila aja dia gada nanya sama kita kan." Sarkas Rara yang sudah terlanjur emosi kepada Lino karena telah mengecewakan sahabatnya tersebut.

"Ck, biarin lah. Kan udah ada cewe baru, mesra-mesraan lagi, gimana mau dicariin pacarnya."

Seketika suasana menjadi hening, tiba-tiba terdengar suara notif dari ponsel Gilang. Sepertinya itu kabar buruk, terlihat wajah Gilang sekarang sudah mengeras.

"Lang, ada kabar apa?" Tanya Clara lembut yang membuat emosi Gilang netral kembali.

"Kita harus kerumah Lino sekarang. Gausah banyak tanya, Clara lo nebeng gue aja, Rara lo nebeng Daren, Syila sama Arel." Setelah mengatakan itu Gilang mendahului mereka, tak mau banyak basa-basi mereka pun bergegas menyusul Gilang.

••••

Dobrakan pintu terdengar dipenjuru rumah Lino. Benar, Gilanglah yang mendobraknya. Emosi Gilang sudah memuncak saat ini, tak mau membuang waktu lagi Gilang segera menghajar Lino dengan membabi buta.

Gilanglah yang datang pertama ke rumah Lino. Saat mereka sudah masuk Clara membulatkan matanya melihat keadaan yang terjadi didepannya.

Satu persatu temannya mulai datang ketempat tersebut. Semua tercengang melihat apa yang ada dihadapannya. Lino? Bersama dengan seorang perempuan dirumah, BERDUA. Perempuan yang diketahui bernama bernama Stella tersebut terkejut karena melihat perkelahian ini. Saat ia ingin melerai Gilang dan Lino ada yang menghentikannya.

"Diem lo disitu, sebelum gue bikin lo remuk juga." Ucap Clara penuh penekanan.

Lino benar-benar tidak membalas pukulan demi pukulan yang dilayangkan kepadanya. Karena sangat kesal Gilang pun mencengkeram kaos yang dikenakan Lino.

"APA MAKSUD LO NGEHIANATIN SAHABAT GUE ANJIR."

Lino hanya diam membisu sembari meringis kesakitan.

"GUE TANYA TU DIJAWAB. APA JUGA MAKSUD LO BAWA CEWE KERUMAH LO SENDIRI HAHH."

Lino kembali membisu membuat Arel dan Daren mendekatinya dan memberi pukulan keras pada rahangnya.

"Lo bukan Lino yang gue kenal, bukan... LO KEMANAIN LINO GUE ANJIR."

"LINO YANG LO KENAL UDAH HILANG, GADA DISINI. PUAS LO."

Syila kemudian maju meminta penjelasan kepada Lino.

"Gue udah tunangan sama Stella, tadi malem. Dia gue bolehin nginep disini dengan senang hati. Dia juga yang bakal nikah sama gue besok. Dia yang nemenin gue selama ini. Dan-"

"Dan lo cinta sama dia? Atau cuma paksaan pekerjaan?" Potong Syila yang air matanya tak bisa terbendung lagi.

Lino terlihat gugup menjawab pertanyaan tersebut, tapi jawaban yang ia berikan membuat air mata Syila terjun dengan bebasnya.

"Iya, gue cinta sama dia. Lebih dari gue cinta ke lo."

BUGH

Satu pukulan keras mendarat di pipi kiri Lino. Dengan cepat ia memutuskan kalung yang pernah Lino berikan kepadanya.

"Lo emang cowo brengsek ternyata, mungkin gue dibutakan oleh cinta gue ke lo selama ini jadi gue gak bisa liat keburukan lo."

Ia kemudian melempar kalung itu tepat diatas dada Lino kemudian berjalan keluar rumah Lino.

"Makasih untuk semuanya selama ini, gue pergi. Bahagia terus sama yang baru." Setelah mengucapkan itu Syila bergegas pergi dari rumah Lino.

••••

Selamat tinggal kenangan, semoga bahagia bersamanya~

••••

Gimana perasaan kalian setelah baca part ini? Marah, kesel, emosi? Komen yakk

Yok sini komen yang mau marah marah sama Lino sama Stella 👉

Ada pesan buat Lino? 👉

Ada pesan buat Syila? 👉

Ada pesan buat Stella? 👉

Sampai ketemu di part selanjutnya, see you later👋

Adrelino BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang