Hari ini, Syila sedang menunggu Lino di depan toko buku, beberapa hari yang lalu mereka telah selesai berjuang untuk ujian kelulusan. Jadi sekarang Syila sedang ke toko buku untuk membeli beberapa novel dan komik, ia sekarang tengah menunggu Lino yang setengah jam lalu berkata bahwa dia akan menjemputnya. Tapi sejak tadi ia menunggu kedatangan Lino ditemani oleh hujan yang lumayan deras.
"Lino mana sih, dingin gue disini." gumam Syila seraya mengusap lengannya yang hanya memakai lengan pendek tersebut.
Beberapa saat kemudian ada notif chat terdengar dari arah hpnya.
Linooo😐
Laaa
Sori banget gue ada acara mendadak sama ortu ni
Lo bisa kan pulang sendiri?
Atau perlu gue suruh Arel buat jemput lo?
Melihat chat dari Lino membuat Syila agak kecewa, tapi ia sadar acara dengan orang tua Lino lebih penting saat ini.
Gausahh
Gue bisa pulang sendiri kok
Pesan yang ia ketik tersebut hanya dibaca oleh Lino dan tidak dibalas.
"Kok perasaan gue gak enak ya."
••••
"Linoooo lo kemana aja sih?" Tanya Syila saat sampai dirumah Lino.
"Habis dari kantor papa, yaudah ya Syil gue tidur dulu capek banget ni."
Kemudian tanpa mengatakannya apa-apa lagi Lino langsung masuk ke kamarnya. Syila merasa ada yang aneh dengan kelakuan Lino tadi.
"Apa dia ngehindarin gue?" batin Syila.
Tak mau berprasangka buruk akhirnya ia masuk ke dalam kamarnya dan segera membaca buku yang telah ia beli tadi dan berhenti memikirkan apa yang terjadi kepada Lino.
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
"Ck, ganggu pikiran gue banget. Tu bocah kenape sih."
Segera ia meletakkan pembatas di bukunya dan mengambil ponselnya. Tertera nama Lino yang sedang online, buru-buru ia mengetikkan pesannya.
Linooo😐
Lino?
Lo kenapa?
Lo sakit?
Lino yang dulunya online tiba-tiba menjadi offline, bahkan pesan yang dikirim oleh Syila pun belum ia baca.
"Plis jangan bikin gue khawatir"
••••
Pagi ini mereka akan pergi ke rumah Arel sebelum mereka menerima surat kelulusan mereka.
"LINOO, LO UDAH SIAP BELOM." Teriak Syila dari lantai bawah. Lino sama sekali tidak menjawabnya, akhirnya ia memutuskan untuk memasuki kamar Lino.
"Lino?" Ucapnya agak berbisik.
"Hm?" Sahut lelaki itu dengan wajah datarnya.
"Lo ikut kerumah Arel kan?"
"Enggak"
Syila mengerutkan alisnya, tak biasanya Lino menolak ajakan temannya.
"Kenapa? Lo sakit?"
"Hm"
"Yaudah kalo gitu gue temenin lo aja disini."
"Gausah" sentak Lino yang membuat Syila terkejut.
"Lo pergi aja, gue gapapa sendiri."
Karena tidak mau terjadi pertengkaran Syila lebih memilih mengalah dan pergi sendiri ke rumah Arel.
Sesampainya di rumah Arel ia di tatap aneh oleh Rara, Clara, Arel, dan Daren.
"Kenapa?" Tanya Syila kepada mereka.
"Lo sendiri? Lino mana?" Ucap Rara.
Syila mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu milik Arel.
"Dia gak enak badan." Sahutnya singkat.
"Kirain lo lagi marahan sama dia." Ucap Arel santai.
Syila hanya tersenyum singkat menanggapinya. Disana mereka mengobrol dan bernyanyi bersama.
"Eh btw Gilang mana?" Tanya Daren.
Clara yang sedang mengunyah keripik kentangnya pun menjawab, "katanya mau nyari pelet."
Arel yang mendengar itu pun menyemburkan minuman yang ada di mulutnya.
"Gilaaa, Gilang mau ngepelet siapa woyy." Ucap Daren heboh.
Tiba-tiba sebuah tempe menyangkut diatas rambut Daren.
"Pelet tu pakan lele woyy, otak lo kemane sih." Sahut Syila tak sabaran.
"Ohhh kirainn." Ucap Arel dan Daren bersamaan.
Tiba-tiba pintu rumah Arel terbuka secara paksa dan menampakkan seorang laki-laki dengan hoodie hitam dan dengab rahang yang sudah mengeras. Matanya menyusuri rumah Arel seperti sedang mencari mangsa.
"Ni bocah baru dateng, lama bener lo nyet." Gurau Arel kepada Gilang.
"Diem lo, gue lagi gak mau bercanda." Sahut Gilang dingin.
Clara pun menghampiri Gilang dam mencoba menenangkannya. "Lang? Lo kenapa kok baru dateng udah emosi?"
Kemudian Gilang menggenggam tangan Clara, "salah satu temen lo ada yang gak beres disini."
Mereka yang mendengar perkataan Gilang pun hanya bisa mengerutkan alisnya, sebenarnya apa yang Gilang maksud.
Tak butuh waktu lama, Gilang pun menghampiri Syila dan menanyakan pertanyaan yang sama, "mana Lino?"
Syila yang mendengar itu pun menjawab seadanya, "lagi dirumah dia, katanya gak enak badan."
Gilang pun memegang pundak Syila dan melemparkan pertanyaan yang membuat Syila membisu karenanya.
"Lo yakin pacar lo sekarang lagi dirumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrelino Bagaskara
Teen FictionAdrelino Bagaskara. Seorang lelaki tampan dan dianggap berwibawa oleh orang-orang. Tapi dibelakang dia hanyalah seorang laki laki pengecut yang selalu melarikan diri dari suatu masalah. Dan pada akhirnya seorang perempuan datang untuk membantu menye...