Hari Jumat setelah selesai PTS...
"AKHIRNYAAAAA, ANGIN SEGARRRR" Ucap Arel seraya merentangkan tangannya
Hari ini adalah hari terakhir PTS mereka dan setelah itu mereka bebas dari segala pusing pelajaran.
"Akhirnyaaaaa terbebas dari ulangan, gada lagi acara deg deg an" Ucap Syila di depan pintu kelasnya.
"Yoi" Ucap Arel yang tampak sedang merenggangkan tubuhnya.
"Belom selesai, belom juga keluar nilainya" Ucap Lino yang baru saja keluar dari kelas dan menyugar rambutnya kebelakang. Ucapan Lino membuat Syila dan Arel menatap nya ngeri.
"Bisa gak gausah ingetin gitu, baru aja gue semangat gegara ulangan selesai. Eh malah suruh mikir nilai" Ucap Syila seraya menatap datar Lino
"Kan ngingetin sayang"
"Kin ngingitin siying, gampol aja La palanya. Uwu kok depan orang jomblo wuuu, panas dah gue" Ucap Daren seraya menirukan gaya bicara Lino.
"Dih iri makanya cari pacar, Rara tu suka sama lo malah lo cuekin. Mampus Rara cari yang lain" Ucap Lino
"Yahhh boss, lu mah gitu. Gue dah lupa malah diingetin" Ucap Daren dengan wajah memelasnya.
"Hiyaaaaa mampusss, nyesel kan lo. Kalo kata Kaleb J itu, aku salah tlah mengacuhkanmu, sampai kau lelah sendiri dan memilih tu pergi" Ucap Syila dan teman-temannya seraya menyanyikan lagu Kaleb J.
"Dahlah gue diejek mulu disini, mending gue balik" Ucapnya seraya mengambil tasnya dan berpamitan kepada teman-temannya.
Setelah itu satu persatu dari mereka pun ikut pulang. Termasuk Lino dan Syila.
••••
"Eh La nanti malem ke rumah gue ya" Ucap Lino seraya membantu Syila melepas helmnya.
"Ngapain?"
"Bantuin bersihin rumah, soalnya Bi Surti lagi ga dirumah"
"Ohhhh okehhh, entar gue ke rumah jam 6 an dah"
Jam 19.00
Ketika Syila masuk ke dalam rumah Lino ia dikejutkan dengan keadaan rumah Lino yang super berantakan, entah habis ngapain sampe kek gini.
"LINOOOO WOYYYY GUE UDAH DISINI"
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Tidak ada jawaban sama sekali dari Lino.
"Kemane tu bocah, katanya suruh bantuin beresin rumah"
Karena penasaran Syila pun menaiki tangga yang menuju ke kamar Lino. Setelah ia memasuki kamar Lino betapa terkejutnya dia melihat Lino yang sedang menangis di lantai."Lino" Lirih Syila kemudian ia mendekati Lino.
"Hiks... Byy" Ucap Lino disela tangisannya. Syila yang mendengar di panggil "by" itu pun terkejut tapi tetap menunjukkan ekspresi tenangnya.
"Ehh kok nangis kenapa?" Ucap Syila selembut mungkin untuk menenangkan Lino.
"Hiks... Sakittt" Ucap Lino seraya memeluk Syila erat.
"Sakit kenapa?"
"D-dicakar byy, s-sakittt hiks"
"Dicakar siapa?"
"L-lila hiks..."
"Lila kabur lagi?"
"I-iya byy, hiks... Lila nakal byy pukul ajaa" Ucap Lino sesengukan
"Iya nanti dipukul ya"
"Tapi Lila balik lagi gak ya?" Ucap Lino seraya kembali duduk dengan posisi semula dengan mata sembab.
"Pasti bakal balik lagi kok, jangan nangis" Ucap Syila seraya menghapus air mata Lino yang terus menetes di pipinya.
"Byy, masih sakitt"
"Aku bersihin dulu ya?"
Kemudian Lino menggeleng gemas dan berkata, "gamauuu, sakitt byy"
"Bisa ye kulkas jadi manja banget begini" Batin Syila.
"Yaudah bersihinnya nanti, sini peluk dulu" Kemudian Lino kembali memeluk Syila, ia selalu merasa hangat setiap Syila memeluknya.
Tak lama akhirnya mereka turun untuk membersihkan luka Lino.
"Sshhh, perih banget"
"Tahan dulu namanya juga habis dicakar pasti perih, dikit lagi selesai kok"
Keheningan muncul diantara mereka berdua, kemudian Syila bertanya untuk mencairkan suasana.
"Lila kabur sejak kapan?"
Lino pun menatap wajah Syila dan berkata, "dua hari yang lalu, makanya rumahku jadi gini. Udah orang tua gada dirumah, Lila ilang juga. Sepi tau rumah gada orang"
"Iya sih, lah emang Bi Surti kemana?"
"Bi Surti ambil cuti, anaknya sakit jadi balik ke kampung dulu sampe anaknya sembuh"
"Oalaahhh gitu"
Entah ini ada apa tiba-tiba malam itu rumah Lino mati lampu dan hujan deras disertai petir.
CTARRRRR
"AAAAA LINOOO" Teriak Syila histeris seraya memeluk erat Lino. Syila dari kecil sangat takut dengan petir, tapi setiap ada petir mamanya selalu memeluknya dan menenangkannya.
"Hey, kenapa takut?" Ucap Lino lembut kepada Syila yang sedang memeluk erat tubuhnya.
"Takut hiks..., dulu kalau ada petir mama yang selalu peluk Syila jadi Syila gak takut lagi. Sekarang mama lagi gak disini, siapa yang mau nenangin Syila" Perkataan itu membuat Lino teringat akan suatu pertanyaan yang mengganjal di hatinya, tapi ia simpan pertanyaan itu karena ini bukan saat yang tepat untuk bertanya kepada Syila.
"Gapapa, jangan nangis. Kan ada aku yang sekarang bisa nenangin kamu, gausah takut petir lagi, kalau masih takut coba panggil nama aku 3 kali aku pasti langsung ada buat meluk kamu"
Dengan sesengukan Syila menatap Lino dan menodongkan jari kelingkingnya gemas, "janji ya?"
"Iya sayang janji" mereka pun saling menautkan kelingking mereka.
"Yaudah sini peluk lagi biar gak takut" Setelah mendengar perkataan Lino tersebut Syila langsung memeluk tubuh Lino dengan erat.
(Bayangin aja lampunya mati ya ges)
Mereka begadang sampai jam 12 malam dah akhirnya Syila mengantuk dan ingin tidur.
"Lino"
"Hm?"
"Syila tidur dulu ya, ngantuk"
"Iya, tidur yang nyenyak ya"
Setelah mengucapkan itu Syila pun tertidur, kemudian Lino menggendongnya menuju kamar tamu. Ia menaruh badan Syila perlahan diatas kasur kemudian mengecup singkat dahi Syila sebelum ia menuju ke kamarnya dan berkata,
"Good night, and happy birthday my girl"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrelino Bagaskara
أدب المراهقينAdrelino Bagaskara. Seorang lelaki tampan dan dianggap berwibawa oleh orang-orang. Tapi dibelakang dia hanyalah seorang laki laki pengecut yang selalu melarikan diri dari suatu masalah. Dan pada akhirnya seorang perempuan datang untuk membantu menye...