Bab 18

17 5 3
                                    

Pagi ini rumah Syila yang biasanya sepi sekarang terasa ramai karena ada Dewa dan juga mamanya. Mama Syila dan Dewa kemungkinan akan menetap di rumah Syila itu semua karena permintaan Syila agar mereka bisa berkumpul kembali setelah sekian lama. 

Sekarang mama Syila tidak perlu berobat lagi ke luar negeri, karena dokter mama Syila mengatakan bahwa mamanya sudah 90% pulih dari penyakitnya. 

"Ma, obat yang Syila taruh di meja kamar mana ya"

"Ini?" Ucap mamanya seraya mengambil obat itu, tapi sebelum Syila mengambil obat tersebut mamanya bertanya, "ini obat apa?"
Karena ia tidak bisa berbohong kepada mamanya ia mengatakan itu adalah obat pereda nyeri.

"Itu obat pereda nyeri"

"Iya mama tau ini obat pereda nyeri, tapi apa yang nyeri." Mamanya memang dulu menggeluti bidang ini jadi ia benar benar memperhatikan jika anaknya meminun suatu obat, jadi Syila akan sulit berbohong kepada mamanya.

"Dada Syila yang kiri kadang nyeri, makanya Syila minum itu"

"Siapa aja yang tau ini?"

"Syila sama mama"

Mamanya menghela nafas panjang entah sudah berapa lama anaknya yang satu ini merahasiakan semua ini.

"Kenapa gak kasih tau abang?"

"Gak mau ngerepotin"

Tak mau membalas perkataan Syila, ia pun segera melanjutkan acara memasaknya. Syilapun lalu mengambil obat itu dan mengambil air kemudian meminumnya.

••••

Hari ini cuaca sangat bagus untuk menjemur pakaian, Syila menjemur semua pakaiannya di teras dan saat ia menoleh ke samping terlihat seorang laki-laki yang sedang membaca buku di kamar. Terlihat tampan, mempesona, dan juga berwibawa. Idaman para perempuan pastinya.

Lino yang sadar sedang di perhatikan ia pun menoleh dan mendapati Syila sedang menatapnya dan tersenyum seraya melambaikan tangannya kearah Lino. Lino pun tersenyum kearah Syila seraya mengetuk jendela kamarnya dan menunjukkan sebuah kertas dengan tulisan,

Malming nih, mau jalan gak?

Syila yang melihat itu ingin membalasnya tapi tidak menemukan kertas, sampai akhirnya ada buku bekas coret coretan matematika yang tergeletak di kursi kemudian ia mengambilnya dan menuliskan,

Mau kemana?

Kemudian Lino pun mengetuk dagunya seraya berpikir, kemudian menuliskan sesuatu.

Night ride mau?

Syila pun tersenyum senang dan menulis,

Mauuu, aku ganti baju dulu okee

Setelah mengatakan itu ia langsung menuju kamarnya dan segera berganti baju.

••••

"Jangan pulang malem-malem ya, mama nanti jadi nyamuk"

Syila pun bingung dengan perkataan mamanya dan bertanya, "lha emang kenapa ma?"

"Itu abangmu bawa cewenya kerumah, nanti kalo mama jadi nyamuk kan gak seru"

Syila pun terkekeh seraya manggut-manggut dan berkata, "tenang aja ma gak malem kok, yaudah Syila berangkat dulu ya dadaa"

Tak lama Lino datang menggunakan motornya seraya mengambil helm dan memasangkannya ke kepala Syila. 

"Ayo naik"

Malam itu banyak bintang yang menemani mereka di jalan membuat suasana lebih romantis. Mereka membeli banyak makanan seraya mengobrol.

"Oiya gue kepo ni, lu suka gue dari kapan sih?"

Lino yang mendengar itu pun langsung menghentikan aktivitas makan ciloknya.

"Sejak lo gak jadi makan malem sama orang tua gue"

"Hah? Kok bisa?"

"Gatau"

"Kenapa gatau? Emang gada alesannya?"

Kemudian Lino menoleh menatap Syila lembut dan berkata, "apa cinta harus dijelaskan dengan kata kata?"

"Udah ayo pulang dah gerimis nanti kamu sakit" Ucap Lino kemudian memberikan jaketnya untuk dipakaikan ke Syila agar ia tidak kedinginan. 

Diperjalanan pulang hujan semakin deras, tapi itu malah membuat kesan romantis diantara kedua remaja tersebut.

"DIPAKE YANG BENER JAKETNYA BIAR GAK SAKIT"

"IYA INI UDAH BENER DIPAKENYA, MALAH KAMU YANG GAK PAKE JAKET"

"GAPAPA, AKU KEBAL KOK. ASAL JANGAN KAMU AJA YANG SAKIT, ITU YANG BIKIN AKU GAK KEBAL"

"TERUS KALO KAMU YANG SAKIT, KAMU PIKIR AKU BISA KEBAL?"

"LINO"

"IYAAA"

"JANGAN PERNAH TINGGALIN AKU YA"

"GAK BAKAL SAYANG, AKU BAKALAN TETEP DISINI BUAT KAMU. TAPI KAMU JUGA JANGAN NINGGALIN AKU"

"KALO ITU AKU GAK BISA JANJI"

"HAH? KENAPAAA"

"HATIKU EMANG MAUNYA SAMA KAMU, TAPI KALO TUHAN BERKEHENDAK LAIN SOAL AKU, AKU BISA APA"

"JANGAN PERNAH NINGGALIN GUE SETELAH LO TAU APA YANG TERJADI SAMA GUE, TETEP SAMA GUE, TETEP JADI LINO YANG GUE KENAL. KALO SUATU SAAT GUE GAK BISA LAGI DISAMPING LO, GUE MINTA TOLONG YA, JANGAN PERNAH LUPAIN GUE DAN JANGAN PERNAH SINGKIRIN GUE DARI HATI LO."

"SIAP IBU NEGARA, GUE BAKAL BERDOA SAMA YANG DIATAS SEMOGA LO SELAMANYA SAMA GUE"

"AMIN, SEMOGA DOA LO DIKABULIN"

"LOVE YOU SYILAAA"

"LOVE ME TOO AHAHAHAHAHA" 

Malam itu mereka menikmati masa indah mereka, malam yang sangat sangat indah buat mereka, ditemani hujan yang menjadi saksi cinta mereka berdua.

Berteriak satu sama lain, Syila yang semakin mengeratkan pelukannya kepada Lino, dan tangan kiri Lino yang setia menggenggam erat tangan Syila. 

"Berikan yang terbaik aja ya Tuhan, aku bakal nerima semuanya"

Adrelino BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang