Bab 20

18 6 5
                                    

Hari ini mood Syila hancur sehancur hancurnya. Satu minggu setelah mamanya datang ke rumahnya mamanya terbang kembali ke luar negeri untuk pemulihannya selama beberapa hari. Sebab itu Syila sendiri dirumah, tak berselang lama ayahnya datang memarahinya habis habisan. Ia mengatakan bahwa rumah Syila akan dibeli oleh seseorang, jadi Syila tidak bisa tinggal dirumah itu lagi.

Hari ini ia berniat mencari kos, tapi orang tua Lino berkata bahwa Syila boleh tinggal dirumah mereka sampai kapanpun yang Syila mau. Karena sebentar lagi akan diadakan ujian kelulusan Syila memutuskan untuk menetap dirumah Lino sampai ujian kelulusan berakhir.

"Itu dikali dulu bukan dibagi"

"LHA TADI LO BILANG SURUH DIBAGI"

"Ya tadi gue bilang dibagi nya habis di kali"

"MANA ADA, TADI LO GAK BILANG GITU YA" Ucap Syila emosi

Malam ini orang tua Lino ada urusan di luar kota, jadi mereka pun meninggalkan Lino dan Syila dirumah.

Lino menghela nafas panjang menetralkan emosinya, ia sudah cukup sabar menghadapi Syila yang tidak paham dengan matematika ini.

"Lo gobloknya kebangetan dah, ini pelajaran SMP lo ngapain aja sih pas di SMP" Ucap Lino seraya mengelus dadanya sabar.

"Ya gue aja setiap pelajaran matematika bolos, gimana mau pinter, ya masuk pas mood doang. Paling terus tidur"

Lino membulatkan matanya, bocah satu ini gila. Bagaimana bisa disetiap pelajaran matematika dia bolos dan tidur dikelas. Lino memijat pangkal hidungnya, lelah ia menghadapi anak satu ini.

"Yaudah gausah belajar aja lah kalo gitu" Sahut Lino kemudian menutup bukunya.

Syila yang merasa bersalah pun bertanya, "Lino marah ya?"

"Ya menurut lo?"

Ya oke kesimpulannya Lino lelah dengan Syila.

"No jangan marah, gue minta maaf deh" Ujarnya kemudian memegang telinganya.

"Lo harusnya belajar dari dulu bukannya bolos"

"Tapi No, gue cuma gak bisa di matematika. Bukan di semua pelajaran"

"Tapi ada baiknya kalau lo bisa semua pelajaran"

"Gak semua orang sempurna No, mereka pasti punya kekurangan dan kelebihan. Gak bisa disamain semua"

"Iya gue tau, tapi gue bisa liat lo itu punya potensi yang lebih dari ini La"

"Asal lo tau No, gue udah berusaha semaksimal mungkin dalam pelajaran ini. Ya walaupun gue sering bolos, tidur di kelas, tapi setiap malem gue selalu ngejar materi yang gue lewatin"

"Bukan berarti kalo gue gak bisa matematika nandain gue goblok kan?" Ucap Syila sebelum akhirnya meninggalkan Lino sendirian di ruang tamu. Ia memang sensitif sekali jika membahas matematika, matematika bagaikan musuh buat Syila.

"Hadehhh salah ngomong ni gue"

••••

Seminggu kemudian...

"No jalan yok" Ucap Syila bersemangat.

"Hah jalan? La besok kita ujian kelulusan"

"Terus apa masalahnya? Gue barusan aja selesai belajar, sekarang gue capek. Ayo jalan bentar aja, kalo udah terserah lo mau lanjut belajar apa gimana habis jalan"

Lino kemudian menatap Syila yang sedang memohon kepadanya. Ia menganggukkan kepalanya, jika Syilanya yang meminta mana mungkin ia menolaknya.

"Yesss, oke gue ambil hoodie dulu" Ucap Syila seraya mengambil hoodie dilemarinya.

Adrelino BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang