Votmen dulu janlup. Part selanjutnya bener-bener part ending, akhir dari cerita SyiNo. Aku usahain buat up itu secepatnya okeyy see you 👋
••••
Dirumah Lino sekarang sedang terjadi pertengkaran antara Lino dan Stella.
"Maksud lo? Dia cewe lo?" Tanya Stella dengan wajah menahan marah.
"Iya, dia cewe gue."
Stella menatapnya tak percaya, benar-benar cowo brengsek pikirnya.
"TERUS LO NGAPAIN PACARAN SAMA GUE." Sungguh amarahnya tidak bisa ia tahan lagi.
"Gue cuma mau kerjasama, dan itu syarat yang dikasih papa lo."
"OTAK LO DIPAKE, GUE MASIH ADA SATU PERUSAHAAN LAGI. KALAU LO MAU KERJASAMA MENDING SAMA GUE, JANGAN SAMA PAPA GUE. LO BENER-BENER GAK PUNYA HATI NO."
Lino yang mendengar caci maki itu pun hanya diam. Ia sadar bahwa yang ia lakukan itu salah besar, seharusnya ia bisa meminta tolong kepada orang tuanya, tapi apalah daya gengsinya terlalu tinggi.
"No, sorry. Tapi kita harus putus, gue gak bisa jadi orang ketiga diantara hubungan kalian. Oiya, gue mau minta nomer Syila, mau minta maaf karena udah ngerusakin hubungan kalian."
Tak butuh waktu lama Lino pun memberikan nomer Syila kepadanya.
"Makasih, gue pergi dulu. Oiya, soal kerjasama bakalan gue batalin aja. Kalau butuh apa-apa telfon gue aja, bakalan gue bantu." Setelah mengatakan itu dia kemudian berjalan meninggalkan Lino sendirian, tapi sebelum itu ia sempat mengatakan sesuatu.
"Dan satu hal lagi, gue harap lo bisa balikan sama Syila. Dia tulus banget sama lo, dan bilang ke dia kalo gue dateng ke rumah lo cuma buat ngomongin pekerjaan, gak lebih. Thanks." Setelah itu ia benar-benar meninggalkan Lino pergi.
Lino termenung sendirian disana, menyadari kesalahan fatal yang telah ia buat.
"Gue bener-bener harus ketemu sama lo sekarang. Tapi lo dimana."
••••
Disisi lain semua sahabatnya sedang berkumpul di kos-kos an Dewa. Mereka telah menceritakan semua yang terjadi kepada Dewa.
"Bego, gue harus ketemu Lino sekarang." Ia bersiap mengambil kunci motornya, tapi Arel menghadangnya.
"Gak ada gunanya lo kesana sekarang bang, yang harus kita pikir sekarang Syila ada dimana. Kalo kita disini aja ga akan ada yang tau kemana Syila, kita harus mencar buat nyari dia."
"Gue setuju, adek gue harus ditemuin sekarang. Gilang, Daren, Arel kita mencar, kalo perlu satu Bandung kita kelilingin buat nyari adek gue. Clara, Rara kalian tetep disini jagain kalo Syila tiba-tiba kesini."
Mereka semua setuju dengan apa yang di katakan Dewa. Tanpa berlama-lama mereka langsung mencari Syila.
"Lo dimana, jangan bikin kita semua khawatir."
••••
Dijalan terlihat seorang perempuan meringis kesakitan. Sepertinya nyeri di dadanya kambuh lagi.
"Shhh, sakit banget. Ck mana gue lupa bawa obat pereda nyeri lagi. Tahan Syila tahan, ini bentar lagi juga ilang sakitnya."
Memang tak mudah menjadi Syila, ia menghadapi semua ini sendiri. Tidak ada orang yang tau tentang ini kecuali mama, bang dewa dan juga sahabat-sahabatnya. Lino bahkan tidak tau, tapi kalau ia memberitahukannya sekarang juga.percuma, sekarang Lino sudah tidak memperdulikan dia lagi.
Perlahan-lahan rasa sakit di dada kirinya mulai menghilang. Ia sudah mulai menetralkan nafasnya. Tiba-tiba ia menjadi gelisah entah karena apa.
"Kok perasaan gue gak enak ya, kayak ada yg mau terjadi ke gue. Mungkin udah saatnya gue bener-bener pulang kali ya."
Tak lama ia menyebrang sebelum ada kendaraan yang melintas. Di tengah jalan tiba-tiba nyerinya kembali menyerang, tapi yang ini benar-benar nyeri.
"Ashhh sakit banget, gue gak bisa nafas. S-sakit m-mama."
Dari arah kiri tiba-tiba terlihat cahaya yang menyilaukan.
Syila tersenyum tipis kemudian terkekeh, "mungkin ini saatnya sakit gue hilang, shhhh. S-selamat tinggal kenangan." Cahaya silau tadi meredup dari pandangannya. Setelah mengatakan itu pun dia pingsan di tempat.
"SYILA"
••••
Disaat semesta sudah tidak memperdulikanku, disitulah Tuhan mulai menggandeng tanganku~
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrelino Bagaskara
Teen FictionAdrelino Bagaskara. Seorang lelaki tampan dan dianggap berwibawa oleh orang-orang. Tapi dibelakang dia hanyalah seorang laki laki pengecut yang selalu melarikan diri dari suatu masalah. Dan pada akhirnya seorang perempuan datang untuk membantu menye...