Bab 11

20 5 0
                                    

"Kalian itu ya, kalau ibu bilangin ngejawab aja" Ucap Bu Susi yang sedang menghukum Arel, Gilang dan Daren yang ketahuan memanjat tembok belakang sekolah karena terlambat.

"Ya tadi kan ibu tanya kita habis dari mana, ya kita jawab aja habis dari rumah" Ucap Daren

"DIAM KAMU, KALAU DIBILANGIN ITU DIAM DIDENGERIN BUKANNYA MALAH BALIK JAWAB" Ucap Bu Susi dengan nada tingginya.

"HEH KALIAN DENGER GAK MALAH DIEM AJA"

"Salah lagi salah lagi, lama lama gue bekep ni guru" Gumam Gilang

"BILANG APA KAMU GILANG"

"Enggak bu, saya bilang ibu cantik deh kalau marah" Ucap Gilang dengan malas

"Iya kah? Ibu cantik gitu kalau marah?" Tanya Bu Susi seraya menampakkan wajah senangnya
Arel, Gilang dan Darenpun saling berpandangan, dan melempar kode satu sama lain.

"Iya bu, Pak Budi pasti kesengsem deh sama ibu" Ucap Arel menahan tawanya

"Oiya bu, tadi Pak Rudi titip pesan katanya kalau ketemu Bu Susi bilang kalau ditunggu Pak Budi di kantin" Ucap Gilang

"Iya bu, lebih baik ibu ke kantin sekarang. Nanti kalau ibu kelamaan Pak Budi bisa lumutan nunggu ibu" Ucap Daren menambahkan

"Ooo gitu ya, kalau gitu hari ini kalian saya bebaskan. Cepat masuk kelas, ibu mau ketemu my baby Budi dulu" Ucap Bu Susi seraya berjalan kearah kantin.

"PFTTTT, AHAHAHAAH" Ucap ketiganya tertawa lepas seraya bertos ria, akirnya misi mereka berhasil mengelabuhi Bu Susi. Merekapun langsung berjalan ke kelas sebelum guru lain mengetahui bahwa mereka terlambat.

••••

"Buset seneng bener, habis dapet nasi kotak lu pada?" Ucap Syila setelah melihat Arel, Gilang dan Daren masuk ke kelas dengan senyuman bahagia.

"Woiya donkk, lu tau kagak tadi gue, Gilang sama Daren kan telat trus ketahuan ama Bu Susi. Jadi kita bilang aje Bu Susi ditunggu Pak Budi di kantin, trus kabur dah" Ucap Arel menduduki bangkunya seraya bercerita tetang kejadian tadi sambil merangkul pundak Syila.

Syila terkikik geli dengan kelakuan teman-temannya itu, mereka memang terlalu unik untuk dideskripsikan. Disebelah ada Clara yang melihat Lino menatap datar Arel yang sedang merangkul Syila, seraya bercanda gurau.

"YANG PANAS YANG PANAS, KIPAS KIPAS DULU MAS BIAR GAK PANAS" Ucap Clara seraya melirik ke arah Lino. Arel yang sadar langsung melepas rangkulannya dari pundak Syila.

"Et et et, tenang bos cuma bercanda. Mukanya jangan kayak mau nerkam saya gitu bos." Ucap Arel tertawa melihat ekspresi Lino.

"Diem lu, duduk sana" Ucap Lino masih setia dengan tatapan datarnya dan suara khasnya, yang menurut Arel menakutkan.

"I-iya bos, tenang. Tarik napas buanggg, tarik napasss, jepit jangan buang bos sampe pulang sekolah" Ucap Arel kemudian berlari mendahului Lino ke mejanya.

••••

Pulang sekolah kali ini Syila membonceng motor milik Lino yang baru dia beli.

"Makasih ye" Ucap Syila seraya tersenyum. Yang disenyumipun membalasnya dengan senyuman tipis.
"Oiya Lino" Ucap Syila. Yang dipanggil pun hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Mami lo tadi bilang ke gue katanya mereka pulang telat, tapi tumben banget mami lo ngasih taunya ke gue kenapa gak ke lo langsung?" Tanya Syila

Sedangkan Lino hanya diam dan mendengarkan perkataan Syila tanpa mau menjawab pertanyaannya.
Syila menghela napas panjang.

Ia lelah dengan temannya yang satu ini, bukannya ia menyelesaikan masalahnya, ia malah kabur dari masalahnya. Satu kata untuk Lino Aneh.

"Denger ya no, gue saranin kalau lo ada masalah tu cerita, siapa tau gue bisa bantu"

"Oiya dan satu lagi" Ucap Syila sebelum ia masuk kerumahnya, membuat Lino menoleh kearahnya.

"Kalau lo ada masalah mending selesaikan baik-baik, bukannya kabur gitu aja. Lo itu cowok, masa kalah sama cewe yang masalahnya berat banget tapi ga pernah mundur atau melarikan diri dari masalah itu." Ucapan Syila membuat Lino tertegun, ia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu.

"Gak capek lo melarikan diri terus dari setiap masalah lo?" Ucapan Syila membuat Lino terdiam.

Adrelino BagaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang