Parte 1

3.5K 151 3
                                    

Anna's side...

Anna's home, Salita Serbeloni, Bellagio. 2021.

"Buongiorno, Bambina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buongiorno, Bambina.. " (Selamat pagi nak..)

"Buongiorno. Bisakah kau kondisikan sfogliatelle [1] mu itu Zio [2]. Baunya benar - benar serasa mengetuk jendela kamarku." Sahut Anna sambil memandang turun dari balkon kamarnya.

"Haha itulah caraku membangunkan mu, Cara [3]. Ricotta yang terpanggang tak pernah mengecewakan untuk membangunkan gadis manis sepertimu" Ucap Zio Carlo sembari membawa nampan rotinya kembali masuk ke dalam toko.

Boulangerie-Patisserie. Cat yang mulai memudar bahkan tak mengurangi betapa menariknya toko roti itu. Setidaknya untukku. Boulangerie-Patisserie menjadi saksi bisu betapa kuatnya kasih pria tua prancis itu pada istrinya- Zia Mariana. Zionya pernah berkata "Aku merasakan genggaman tangan istriku setiap aku membuat semua ini, Cara." Ucap Zio sambil mengaduk adonan rotinya. "Ia sangat suka memanggang dan memberikannya kepada orang - orang. Ia telah begitu lama meninggalkan ku. Dan caraku untuk tak melupakannya adalah dengan melakukan apa yang Ia sukai". Imbuhnya dengan tersenyum manis.

Jika ada Jane Eyre dan Mr. Rochester di dunia nyata mungkin itulah mereka. Saling menyukai dan mengasihi tanpa memandang apapun. "Tanpa memandang apapun? Ohhh...betapa indahnya kalimat itu." Batinku dengan penuh harap.

"Sbarazzati di quel cipiglio sulla tua fronte, Cara." (Singkirkan kerutan di dahimu itu, sayang.) ucap Zio Carlo sambil terkekeh.

Belum juga aku menjawab, Zio kembali bertanya "Apa yang kau pikirkan?"

"Tak ada Zio. Entahlah aku hanya merasa hari ini tidak begitu baik untukku. Lihatlah bahkan langit pun tak sabar untuk menurunkan pasukannya. Jangan coba - coba turun hujan menyebalkan" Ucapku sambil menggerutu.

"Tak ada hari yang buruk, Bambina. Itu hanya awan yang begitu berat menanggung beban tubuhnya" Sahut Zio Carlo dengan kekehan gelinya.

"Kau mau ku buatkan sesuatu untuk menghilangkan aura suram yang ada di sekitarmu itu?" Lanjut Zio.

"Ah...tak perlu Zio, aku hanya perlu membuat espresso dan memanaskan biscotti yang kau berikan kemarin" Ucapku sambil menyeret kaki dengan malas.

-------------------------------------------------
Anna's side...

Bellagio. 08.00 AM.

Anna melangkahkan kakinya menyusuri jalanan Bellagio sambil bersenandung kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna melangkahkan kakinya menyusuri jalanan Bellagio sambil bersenandung kecil. Bellagio. Meskipun tak semewah Milan atau seindah Tuscany, Bellagio tetaplah kota yang sangat menakjubkan untuk dijadikan sebagai destinasi. Untuk kesenangan, kedamaian, atau bahkan pelarian.

Lihatlah betapa banyaknya pengunjung yang datang. Entah untuk berfoto, melihat kerajinan tangan yang digantung di depan toko, atau menikmati jamuan yang akan membuat siapa saja meneteskan air liurnya. Ohhh lihatlah risotto itu. Bayangkanlah, perpaduan risotto dengan daging dan keju di atasnya. Dan jangan lupakan segelas barolo dengan warna merah nya yang memikat pasti akan sangat memanjakan lidah.

Apa tadi.

Barolo?

"Yang benar saja. Kau adalah peminum yang payah, Anna" Ucap Anna mengejek dirinya sendiri.

Anna pun berhenti berjalan dan menatap sisi kanan arahnya berjalan.

"Lihatlah toko itu, menurutmu apa yang bisa kau minum dari barisan wine yang ada di dalam sana. Cannonau?. Franciacosta?. Barbaresco?. Lambrusco?. Hah bahkan white wine saja kau tak mampu meminumnya walaupun hanya satu sloki." Desis Anna meringis. Ketika Ia akan melanjutkan langkahnya, tiba - tiba...

Tunggu.

Sejak kapan ada bar disini?

-----------------------
Lucas's side...

La Dolce Vita. 08.15 AM.

"Apa yang kau pikirkan dengan membuka bar di kota sekecil ini Mr. Montez?" Cibir pria kekar dengan kacamata yang setengah menutupi mata tajamnya itu.

"Mencari wanita mungkin? " Sahutnya sambil tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mencari wanita mungkin? " Sahutnya sambil tertawa.

"Semua wanita menyukai keindahan Salvestro, dan Bellagio adalah kota yang indah. Kurasa aku akan menemukan wanita yang sangat indah disini" Kekehnya.

"Oh ayolah... Apa yang kau maksud dengan wanita yang indah Mr. Montez? Wanita dengan dada penuh dan kencang? Atau wanita dengan kaki jenjang dengan kuku yang panjang dan merah mengkilap? Kau bisa mendapatkannya dimana saja Luke. London. Sanremo. Bahkan Milan punya lebih banyak stok dibandingkan disini" Ucap Markus dengan masih memejamkan mata malasnya.

"Bagaimana dengan wanita seperti itu?" Sahut Lucas santai sambil menerawang jauh keluar barnya.

Mendengar Lucas yang mengeluarkan pertanyaan. Markus dengan enggan membuka kacamatanya dan mengikuti arah pandang Lucas. Bloody hell. Seriously!.

"Jangan bercanda, Luke. Mafia seperti kita tak pantas mendapatkan seperti itu. Badan kecil dan mungil. Kulit seputih susu. Rambut pirang dengan wajah polos seperti bayi? Dia bahkan lebih pantas menjadi keponakanmu dibandingkan kekasihmu." Sahut Markus setengah mencibir.

"Aku belum setua itu Markus dan aku bukan mafia. Aku hanya... pengusaha. Pengusaha wine yang sedang mencari peruntungan dengan membuka bar di tepi Italia." Ucap Lucas.

"Aku menemukan mu, Gadis London."

[1] Pastry khas Italia (Campania) berbentuk sepeti cangkang. Biasa diisi dengan ricotta sebagai bahan isian.

[2] Paman.

[3] Sayang

***

To be continued...

FATED : When Love Finds a Way [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang