Anna's side...
4, Rue Saint Maurice, Sathonay-village, Metropolis Lyon. A week later.
Hari demi hari telah berselang namun pencarian tak menemukan jawaban. Beberapa saat setelah Paolo menerima panggilan, pria itu lantas memerintahkan banyak soldiers untuk menjaga rumah. Ia dan Marc akan pergi pagi itu juga untuk mendapatkan laporan langsung mengenai kejadian yang menimpa Lucas. Anna ingin menangis, namun entah mengapa satu titi di hatinya mengatakan jika Lucas masih ada di dunia. Dan dengan keyakinan itu, Ia ikut terbang bersama mafioso lainnya untuk menjemput suaminya.
Hanya perlu beberapa jam berselang, Anna telah tiba di lokasi taman bermain terbengkalai si sudut kota Sathonay-village. Marc cukup terkejut dengan Paolo yang pasti sudah mengumpat hebat di dalam hati. Mereka berdua membawa Anna pada tiga jasad yang telah terpanggang di dalam bangunan dan satu jasad lagi adalah Anthony yang tewas tertembak peluru Silvano saat berusaha melarikan diri dari kobaran api.
Flashback...
"Jangan dibuka." Kata Marc tegas. "Bagian kulitnya terlalu hancur. Mereka sudah tak dapat dikenali."
"Lantas bagaimana kalian yakin jika salah satu diantara mereka adalah suamiku?" Tanya Anna nanar. Seluruh soldiers dan telah membentuk benteng di sekitar gedung dengan caporegime yang sedang membicarakan sesuatu. Tak ada yang benar-benar bisa menjawab pertanyaannya.
"Mantel, jam, dan pistol Don Lucas ada di salah satu jasad. Hanya ada empat orang yang masuk ke dalam sana, Signora. Kita akan melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi mayat yang ada." Balas Silvano dari samping Marc.
"Manakah yang kau sebut sebagai Lucas?" Tanya Anna menantang. Ketiga pria di sana tampak frustasi dengan pertanyaan nya.
"Signora." Balas Paolo memohon.
"Apa yang terjadi jika salah satu dari mereka bukan Lucas? Kau akan membiarkan Lucas terlunta-lunta di dalam hutan sementara aku harus menunggu dengan tenang di atas sofa?" Tanya Anna berusaha menahan desakan air mata yang hendak meluncur turun dari manik matanya.
"Ku mohon. Aku hanya membutuhkan tangannya saja. Hanya tangan." Tatap Anna pada Marc dengan penuh permohonan.
Dengan berat hati Marc menganggukkan kepala dengan Silvano yang bergerak secara pasrah. "Saya hanya akan membuka bagian tangan, Signora." Jawab Silvano sembari membuka tepi kain putih yang membungkus mayat.
Anna meraih tangan yang telah penuh luka dan menghitam tersebut. Ia merabanya beberapa saat, merasakan perasaan menggelitik perut saat dirinya bersentuhan dengan Lucas. Tangan nya yang lebar, kuat namun hangat, dan mampu memberikan ketenangan yang luar biasa kala jari jemari itu merengkuh dirinya.
Namun, tak ada perasaan apapun yang terasa di hatinya. Percikan itu tidak ada, atau bahkan perut penuh bunga - bunga meskipun mereka telah lama hidup bersama. Hanya ada rasa dingin dan hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED : When Love Finds a Way [END]
RomantikKalian tau apa yang paling ku benci dari hidup ini? Perpisahan. Namun sekarang aku disini. Memandang ratusan orang yang siap berpisah dan bertemu dengan orang yang mereka kasihi. Tapi tidak denganku. Orang yang mengasihi? Haha jangan konyol, aku ta...