Parte 19

836 66 0
                                    

Happy monday and happy reading!

Lucas side...

Guest room veranda, Montez's Mansion, Catania. 03.30 PM.

Sinar matahari menyelinap melalui celah pergola, menerangi Anna yang masih terdiam di bawah sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari menyelinap melalui celah pergola, menerangi Anna yang masih terdiam di bawah sana. Lucas berjalan mendekat, berharap Anna akan segera membalik tubuhnya sebagai tanda jika Ia baik - baik saja. Namun tidak. Derap kaki dan dentingan cangkir pada meja kaca tetap tak membuatnya bergeming. Anna seolah tersorot ke dimensi lain.

"Sente pesante?" (Terasa berat?)

Anna mengangguk. Ia lantas mendongakkan pandangan, menatap netra biru Lucas yang begitu menyejukkan. Ia lanjut membalik tubuhnya dan balas memeluk Lucas erat. Berusaha mengumpulkan kata dan mengenyahkan gumpalan kekhawatiran.

"Aku... mulai takut, Luke. Aku takut ketika aku mulai mencari tau dan tiba-tiba semua terbuka menjadi suatu bentuk yang tak ku inginkan."

Lucas balas memeluk Anna lebih erat. Ia lantas menarik Anna ke salah satu sofa di belakang meja, meminta nya duduk dan kembali menyandarkan kepala gadis itu di dada bidang miliknya. "Apapun yang kau inginkan, Amore. Aku akan melakukan apapun untukmu." Kata Lucas.

Meski aku akan tetap menyeret kakinya dan menjadikannya seolah Ia masuk ke dalam neraka tanpa kau minta. Aku akan menghancurkan orang yang membuatmu hancur sayang.

"Aku... benar - benar tidak tau apa yang aku inginkan. Mencari apa yang terjadi di masa lalu atau mengenyahkan semua itu dan hanya menjalani apa yang ku ketahui selama ini."

"Apa kau tak ingat masa lalumu, Tesoro?" Tanya Lucas meskipun Ia tau dengan benar jika Anna tidak mengingat apapun.

Lucas merasakan Anna mengangguk. "Aku pernah hilang ingatan. Mum mengatakan aku mengalami kecelakaan setelah menonton rugbi di Dean Rd. Saat itu, seorang pria yang tengah mabuk sedang melaju kencang hingga tak sadar menginjak pedal gas dibandingkan rem. Aku tertabrak dan terpental beberapa meter hingga aku tak bisa mengingat kembali apa yang terjadi." Anna menggenggam kaus Lucas lebih erat.

"Dad adalah pekerja pergudangan dan pelayanan kargo. Kami selalu bermain kriket di Carlisle Park setiap akhir pekan. Kami sangat menyukai cottage pie buatan Mum. Dad adalah penggemar berat Chelsea. Ia pernah pulang dari Stamford Bridge pukul dua pagi hingga mendapatkan tiga pukulan payung dari mum." Terang Anna sedikit tertawa.

"Dan... Kemudian secara mengejutkan dad mengalami serangan jantung. Ia meninggal saat itu juga. Itulah yang selalu dikatakan mum."

"Apa kau pernah bertanya lagi mengenai kematian ayahmu?" Tanya Lucas.

Anna menggeleng. "Mum selalu berkilat setiap aku bertanya tentang detail kematian dad hingga pada akhirnya aku berhenti membahas masalah itu. Karena... tiap aku menanyakannya, aku akan mendengar rintihan penuh kepiluan dari kamar mandi meski mum membiarkan keran menyala kuat - kuat." Ucap Anna kembali terhenti.

FATED : When Love Finds a Way [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang