Jangan lupa vote & comment kalo kalian suka.
Have a great day and happy reading!Guest Room Corridor, Montez's Mansion, Catania. 11.30 PM.
"Anna. Buka pintunya. Aku bisa menjelaskan semuanya." Pekik Lucas. Pria itu sungguh khawatir jika Anna kembali tak dapat mengontrol dirinya.
Pria itu masih berusaha membujuk dirinya untuk berbicara. Anna terlalu kalut. Ia juga begitu takut mengetahui fakta jika Lucas telah membunuh seseorang tepat di depan matanya. Anna masih menangis di balik pintu. Ia rasa dirinya tak mampu untuk berdiri atau sekedar mengeluarkan muntahan di kloset kamar mandi. Mengingat darah yang terpercik ke segala arah membuat perutnya kembali terasa teraduk.
"Che cos'è?" (Ada apa?) Tanya Luisa berlari menggunakan kimono tidur miliknya. Wanita itu mungkin mendengar teriakan Lucas dari lantai bawah.
"Anna. Dia melihatku membunuh seseorang." Kata Lucas frustasi.
"Bagaimana... astaga. Baiklah aku akan..." Perkataan Luisa terhenti ketika Marc dengan sigap membalut kimono tipis Luisa dengan mantel tebal miliknya.
"Jaga matamu, Luke. Astaga Luisa kau tak dapat berlari dengan baju seperti itu." Decak Marc kesal. Keindahan tubuh Luisa hanya miliknya dan Ia tak ingin Lucas bermain mata.
"Hentikan, Marc. Kau sangat kekanak-kanakan. Ini adalah masalah yang penting dan..." Perkataan Luisa kembali terpotong dengan Marc yang kembali berbicara.
"Apa yang lebih penting dari..." Ucapan Marc akhirnya terpotong juga.
"Pergilah jika kalian ingin bertengkar!" Bentak Lucas.
"Kepalaku sudah hampir pecah tanpa teriakan kalian." Tukas Lucas marah. Tak ada seorangpun yang mengerti posisinya.
"Anna menangkap basah ketika Lucas membunuh seseorang. Jadi sekarang pergilah. Ku rasa ini tugasku sebelum membiarkan Lucas berbicara." Kata Luisa padat. Ia pernah di posisi itu dan Ia tau bagaimana rasanya dibohongi oleh orang yang begitu kau cintai.
"Apa?" Pekik Marc. Segala umpatan yang dikeluarkan pria itu terhenti ketika suara mual kembali terdengar dari kamar tamu yang dimasuki oleh Anna.
"Anna. Buka pintunya. Jika kau tak membukanya aku akan mendobrak pintu ini." Teriak Lucas.
Tiba - tiba pria itu merasakan usapan lembut dari kakak iparnya. Luisa masih di sana dengan senyum malaikat yang sering Lucas dengar dari Marc.
"Pergilah minum dengan Marc. Dia perlu menenangkan diri. Aku akan ada disini." Ujar Luisa halus. Lucas sadar jika dalam beberapa kesempatan Luisa bertindak sebagai istri seorang kepala klan. Persis seperti madre.
Luisa yang telah sendirian beranjak untuk duduk dan bersandar di daun pintu.
"Sei seduto qui dietro, Bellissima?" (Apa kau duduk di balik sini, gadis cantik?)
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED : When Love Finds a Way [END]
RomanceKalian tau apa yang paling ku benci dari hidup ini? Perpisahan. Namun sekarang aku disini. Memandang ratusan orang yang siap berpisah dan bertemu dengan orang yang mereka kasihi. Tapi tidak denganku. Orang yang mengasihi? Haha jangan konyol, aku ta...