HONEYMOON?

185 36 20
                                    

Aera POV :

setelah acara selesai, aku dan jinwoo menginap di hotel tempat kami melangsungkan acara pernikahan. Kamar hotel ini adalah salah satu include dari package pernikahan yang MJ pilih.
Ya. Seharusnya MJ yang berada disini.

Ketika kami masuk, aku tercengang dengan decorasi kamar itu. taburan bunga mawar merah membentuk sebuah jalan layaknya red carpet, yang disekelilingnya terdapat lilin-lilin aroma theraphy. Sudah bisa ku tebak, ini adalah wangi green tea kesukaanku. Aku melangkah perlahan. Jinwoo mengikutiku dari belakang.

Setelah kami masuk, aku melihat sebuah kado yang tergeletak di atas meja. Aku dan Jinu saling menatap, kemudian aku membuka kado itu.

Didalamnya kutemukan 2 kalung puzzle yang berbentuk hati, kalung itu saling terikat satu sama lain. Aku mengambilnya, aku tahu betul siapa yang mempersiapkan ini. Kutemukan juga sebuah surat di dalamnya.

"Aera-ya.. Ini adalah kado pernikahanmu dariku. aku sudah mempersiapkan ini untuk kalian. Ibarat hati puzzle ini, Hatimu tahu kemana cintanya harus pulang. Adikku adalah tempat pulang itu. Selamat datang di keluarga kami. Sekarang, kamu adalah adikku. Jangan merasa bersalah apapun kepadaku. Berbahagialah".

Begitulah surat itu tertulis. Aku tertegun membacanya.

Jinwoo yang juga membaca surat itu, ia memelukku. Kemudian, Jinwoo memasangkan satu kalung itu kepadaku.

"Kakakku memiliki selera yang bagus, kalung itu begitu cantik jika kamu yang memakainya" Sahut Jinwoo setelah memasangkan kalungnya. Ia tersenyum.

"Chagiya, aku berjanji.. aku tak akan mengecewakanmu dan menyia-nyiakan pengorbanan kakakku"
Setelah mengatakan itu, Jinwoo mencium keningku. Aku mengiyakannya, kemudian kupasangkan juga satu kalung yang lain kepada Jinwoo.

***
Saat ini aku sudah berganti pakaian, aku sedang menghapus make up yang seharian menempel diwajahku.

Jinwoo mengenakan baju piama berwarna merah maroon polos. Ia tersenyum ke arahku yang masih duduk di meja rias. Kemudian ia datang ke arahku dan memelukku dari belakang.

"Mengapa aku sangat merindukanmu, padahal kau ada di pelukanku" Jinwoo berbisik di telingaku.

Jantungku berdetak hebat, aku tidak mampu berkata-kata. Dia melepaskanku perlahan, kemudian ia mengulurkan tangannya ke arahku, aku menerimanya. Kami berdua menuju ranjang yang di balut dengan sprei putih itu. Di atasnya, bertabur mawar merah yang berbentuk hati.

Kami berbaring berhadapan, ia merentangkan satu lengannya agar aku bisa tidur disana. Jinwoo menatapku dengan penuh kasih sayang, dia mengelus rambutku dengan lembut.
Kemudian ia memberiku satu kecupan di kening. Kami saling menatap. Jantungku kembali berdetak cepat.

Bahkan semakin cepat.

Aku memejamkan mataku lagi.

Selang beberapa saat..

"Apa yang kau lakukan?" Jinwoo mencolek hidungku dan terdengar tertawa mengejek.

"Ne?" Kataku salah tingkah. Kenapa dia bertanya seperti itu. Bukankah perilakunya sudah jelas bahwa dia memang akan menciumku?

"Aku hanya mengantuk, aku akan tidur" jawabku sambil menutup mataku lagi.

Dia terkekeh lagi. Kenapa dia membuatku seolah aku yang agresif? Argh.

Dia berbisik ditelingaku.. "aku akan melakukannya jika bayi kita sudah lahir".

Jawabannya membuatku terperangah.

Is He Angel? || Jinjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang