Setelah naik ke kamar, aku merutuki diriku sendiri dan memukul-mukul kepalaku.
“aish, apakah dia melihat lekukan tubuhku? Argh, yang benar saja. aku merasa telanjang di depannya. Phaboyaaa..”
Saat ini aku sudah berganti baju, aku turun lagi ke ruang tamu. Tentu saja dengan perasaan malu yang masih melekat kuat di wajahku.
Ahjussi itu sudah sepenuhnya menatapku. Kemudian ia tersenyum kecil.
“ahjussi, ada perlu apa kau kesini?” tanyaku sedikit jutek untuk menyembunyikan rasa maluku.
“Yerin-a, tolong jaga etikamu. MJ kesini untuk mengajakmu makan malam”. Sahut ibu.
“mwo? Ahjussi, Kau tidak punya jam dirumahmu? Siapa yang makan malam dijam seperti ini?”. jawabku cuek.
“yerin-a. ibu bilang jaga etikamu” ibu yang lagi-lagi mengingatkanku.
“tidak apa-apa bu, kalau Yerin tidak mau di ajak keluar, saya akan pamit pulang”
Dia menatapku, membuatku tidak tega. Sebenarnya aku tidak serius dengan ucapanku tadi.
“tunggu, aku akan mengambil tasku. Ahjussi, kau tunggulah di mobilmu” aku yang sudah menurunkan egoku kemudian kembali lagi ke kamar untuk mengambil tas. Dia tersenyum dan kemudian mengangguk.
Aku menatap wajahku di cermin, dan mengambil liptint berwarna pink. Setelah selesai, aku segera turun dan pamit kepada ibu.
kubuka pintu mobilnya dan duduk di sampingnya, meliriknya sebentar dan berpura-pura melihat ke depan. Aku merasa dia sedang memperhatikanku, membuatku kikuk dan tidak tahu harus berbuat apa.
Tiba-tiba saja dia mendekatkan wajahnya ke arahku. Bola mata kami bertemu. Pupil mataku membesar, jantungku berdegup kencang, hidungnya yang mancung itu sedikit lagi mendarat di hidungku.
Aku menutup mataku.
“apa yang sedang kau lakukan?”. Sahutnya setelah memasangkan seatbelt untukku. Mataku terbuka lagi. Kata-kata itu berhasil menamparku dan membuatku sadar.
Shit ! apa yang sedang kupikirkan. Yerin, dia hanya memasang seatbelt, bukan ingin menciummu.
“emh? Aku hanya mengantuk” jawabku asal.
Ia menggelengkan kepalanya. Kemudian melajukan mobilnya.
Ditengah perjalanan, aku melihat mesin pencapit boneka, seolah-olah mereka memanggilku dan ingin ku ajak pergi.
“stop” sahutku tiba-tiba kepadanya, dia yang kaget itu langsung menepikan mobilnya.
“wae?” tanyanya.
“ayo turun”. aku membuka pintu mobilnya dan berlari kecil ke arah mesin pencapit boneka itu.
Diapun membuntutitu dari belakang. Kemudian kulihat wajah kesalnya, terlihat dari cara ia mengerutkan dahinya. Aku tidak memperdulikannya.
“aku pikir ada sesuatu yang penting”. Desahnya.
“ahjussi, dapatkan boneka-boneka itu untukku. Eoh?” rayuku, kini tanganku menggelayut manja di lengannya.
“kita bisa membeli boneka dan tokonya langsung, kenapa harus repot-repot mengambilnya disana?” sahutnya.
“eyh. Kau menyombongkan kekayaanmu? Ahjussi, Ini bukan tentang boneka yang ada didalamnya, tapi tentang bagaimana kita berproses untuk mendapatkannya”. jawabku dengan segala ke so tahuanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Angel? || Jinjin ✔
عاطفيةChoi Ae-ra tak menyangka, hubungan yang sudah berlangsung selama 5 tahun dengan Park Jin-woo (Jinjin) harus berakhir dalam hitungan menit. Bagaimana tidak, pria yang ia sebut sebagai "malaikat" selama 5 tahun terakhir itu tega berselingkuh dan menci...