“dan terakhir, setelah kontrak kerja selesai, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi disekitarku” lanjutku.
Dia hanya mengangguk pasrah. Kemudian kami sama-sama menandatangani kontrak tersebut.
“besok adalah hari pertamamu. Sekarang kau boleh pulang”. sahutku mempersilahkannya keluar ruangan, setelah dia menyelesaikan tanda tangannya.
“Ne”. dia beranjak pergi dari kursi.
“krubuuk…krubuukk…” suara perut gadis itu terdengar sangat nyaring. Dengan sigap dia menutupi perutnya.
“ah, josonghamnidaa” sahutnya kemudian menggigit bibirnya. Ia punya urat malu juga ternyata.
Aku menghela nafas.
“makanlah” dengan berat hati kusodorkan box makan siangku.
“jinja? kau akan merelakan makan siangmu untukku?” bukannya menolak, ia malah mengatakannya tanpa basa-basi ataupun tak enak hati. Memang dasar gadis limited !
“eoh. Makanlah”. aku merelakan box makan siangku hari ini. entahlah apa yang kulakukan.
Dengan semangat dia membuka box makan siang itu, aku meliriknya sekilas. Hari ini Aera memasak chicken katsu, beef teriyaki, egg roll dan juga kimchi serta salad sebagai pelengkapnya. Aku hanya menelan ludah.
“eemmm… masita (enak)” gadis limited itu sangat berantusias.
“Aera eonni benar-benar luar biasa, wajahnya cantik, masakannya pun lezat. Beruntungnya laki-laki yang menikah dengannya”. Sahutnya keceplosan.
Degh ! sindiran apa ini? menyesakkan sekali. gadis itu polos atau pura-pura bodoh? Haruskah mengatakannya didepanku?
“a, josonghamnida..” ia memukul bibirnya dengan pelan. Kau baru menyadarinya? Dasar gadis limited lamban. Gerutuku dalam hati. Sabar.. sabar…
Setelah selesai makan, dia menutup box makan siang itu. Kemudian melihatku.
“wae?” tanyaku heran.
“sajang-nim, kau tidak lapar?” pertanyaan absurd itu menyebalkan.
“haruskah ku jawab pertanyaanmu? bukankah itu sudah terlalu kadaluarsa untuk di tanyakan?” aku yang mulai geram.
“khaa…” aku mengusirnya dengan mengibas-ngibaskan tanganku ke arah pintu.
“Ne. neil bwayo..” (sampai jumpa besok). Dia membungkukan badannya kemudian pergi meninggalkanku.
Argh.. jinja, satu hari saja bersamanya aku sudah sangat depresi. Bagaimana dengan 3 bulan kedepan?
***
Jinwoo POV :Pukul 06.00 pagi.
Saat ini, aku sedang melihat bidadariku yang masih terlelap. Dia selalu cantik dalam kondisi apapun. Ku perhatikan dengan detail kedua mata indahnya, hidung mancungnya, dan juga bibirnya. Mataku berhenti disana. Ku dekatkan wajahku ke wajahnya, dan ku cium bibirnya.
Matanya terbuka, bidadari itu menatapku, lalu ia tersenyum. Manis sekali.
“hmm, pagi ini aku kecolongan”. Sahutnya dengan suara khas bangun tidur.
“aku hanya mampir untuk bersilaturahmi” jawabku lalu tersenyum.
“bagaimana jika YooNa melihatnya?” jawabnya dengan mencolek hidungku.
“dia tidak akan tahu, aku adalah pencuri waktu yang hebat” kataku percaya diri.
“benarkah?” sahutnya, kedua tangannya merangkul pundakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Angel? || Jinjin ✔
RomanceChoi Ae-ra tak menyangka, hubungan yang sudah berlangsung selama 5 tahun dengan Park Jin-woo (Jinjin) harus berakhir dalam hitungan menit. Bagaimana tidak, pria yang ia sebut sebagai "malaikat" selama 5 tahun terakhir itu tega berselingkuh dan menci...