BAD DAY

150 33 54
                                    

"kau masih belum bisa melupakan Aera?" lanjutku.

Pertanyaanku itu berhasil membuatnya terperangah, kemudian ia berusaha terlihat baik-baik saja.

"pertanyaan macam apa itu, aku sudah melupakannya sejak lama". Jawabnya dengan membuat senyuman palsu dibibirnya. Aku sangat tahu, jika dia sedang berbohong.

"mianhae hyeong" sahutku kemudian sedikit menunduk.

"kenapa kau minta maaf, aku bilang aku sudah melupakannya. Kau tak percaya?" dia terlihat meyakinkanku.

"aku berharap kau menemukan kebahagiaanmu hyeong". Sahutku.

"ya ! berhenti memperlakukanku seolah aku tidak bahagia. I'am single and very happy, you know.. !"
serunya dengan mengangkat kedua alisnya, kemudian ia tertawa. Dia selalu berkamuflase kepada siapapun, tapi tidak berlaku untukku. Aku terlalu mengenalnya.

***
MJ POV :

Playlist now : can you see my heart-Heize

Aku kembali ke ruanganku setelah mendapat pertanyaan yang membuat dadaku mencelos.

Aku duduk dikursiku, terdiam beberapa saat. ku buka laci mejaku, laci rahasia tempatku menyimpan photo-photo kenangan masalaluku bersama Aera.

Dulu, kemanapun kami pergi, aku selalu mengajaknya melakukan selca. Photo-photo itu aku abadikan dalam sebuah album. Hari ini, aku melihatnya lagi. Aku tersenyum pahit.

"Aera, kau tahu.. kau masih menjadi satu-satunya wanita yang kucintai"
"belum ada yang mampu menggantikanmu sebagai ratuku"
"sihir apa yang kau berikan, sehingga tak kutemukan jalan untuk pulang"
"seberapa kuatpun aku melupakanmu, semakin kuat kenangan itu menghujaniku"
"aku hanya bisa menikmatinya"
"menikmati luka dan rindu yang menggebu"

Tak terasa, air mata itu menetes.

***
Keesokan harinya ...

YeRin POV

Hari ini kakiku sudah sembuh. Aku bisa masuk sekolah dan kerja lagi. Sejak kejadian di pantai hari itu, aku tidak bisa tidur. Bayangan ahjussi itu begitu jelas menghantuiku. Ada yang salah denganku. Perlukah aku berobat ke rumah sakit?

"hooaaammm.." aku sangat mengantuk saat ini.

"YeRin-a, ada apa dengan matamu?" tanya ibu sembari menyiapkan sarapan.

"sudah dua malam aku tidak bisa tidur" jawabku, kemudian menguap lagi.

"ada yang sedang kau pikirkan?" tanya ibu.

"eomma, sepertinya aku harus ke rumah sakit" sahutku asal.

"kakimu sakit lagi?" ibuku yang mulai khawatir.

"anieo. Sepertinya ada yang salah dengan otakku".

"Wae?"

"Otakku tak bisa di kendalikan, ia terus saja berkelana menggambarkan bayangan seseorang" jawabku.

"kau jatuh cinta?" tembak ibuku.

"Mwo? Anieo" langsung ku tepis pertanyaan itu.

"Bukankah itu terlalu jelas? Bagaimana bisa kau tidak peka terhadap signal yang diberikan oleh otakmu" sahut ibu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Makanlah, nanti kau terlambat" lanjutnya. Aku masih mencerna perkataan ibu sambil menyernyitkan dahiku.

Benarkah aku jatuh cinta? Apa aku terlalu cepat untuk jatuh cinta lagi? Tapi anehnya, ini berbeda dengan terakhir kali aku putus dengan pria brengsek yang selingkuh denganku itu.

Is He Angel? || Jinjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang