BY YOUR SIDE

118 37 31
                                    

Setelah duduk selama beberapa menit, aku di arahkan oleh seorang suster untuk melakukan pendaftaran dan administrasi lainnya, aku membiarkan supir kami untuk menunggu Jinwoo disana.

Kini, aku kembali lagi ke ruang tunggu IGD. pintu IGD itu terbuka, terlihat beberapa tenaga medis membawa brankar yang ternyata itu adalah Jinwoo. aku langsung berdiri menghampirinya.

"maaf, suami saya akan di bawa kemana?" tanyaku kepada salah seorang tenaga medis itu.

"pasien mengalami penurunan kesadaran. Kami akan memindahkannya ke ruang ICU". Jawabnya dengan berusaha tenang.

"ne?" dadaku sesak mendengar jawaban dari tenaga medis itu, kakiku dengan gontai mengikuti Jinwooo dari belakang.

Saat ini, aku hanya bisa melihatnya di balik kaca ICU, melihat Jinwoo dengan selang oksigen dan beberapa alat medis lainnya. Ku angkatkan tangan kananku ke atas kaca dengan gemetar, seolah mengelusnya dari kejauhan. Wajahnya terlihat sangat lemah dan pucat. Air mataku saat ini tak berhenti berproduksi, ia semakin deras dan mengalir tanpa henti. "kuat ya sayang" bibirku dengan lemah mengucapkannya.

***
MJ POV

Pagi ini, senyumku sangat cerah. Teringat kembali kejadian semalam yang kulakukan dengan Yerin, membuatku tidak focus.

Aku tersenyum sendiri dalam perjalanan menuju ruanganku setelah melakukan meeting bersama para staff. Beberapa staff melihatku dengan tatapannya yang aneh. Aku tidak memperdulikannya.

Setelah sampai diruanganku, tak sengaja ku senggol sebuah bingkai photo di atas meja kerjaku. Aku berjongkok untuk mengambilnya, pecahan kaca itu saat ini berserakan di lantai. Kubalikkan bingkai photo itu, terlihat photoku bersama Jinwoo yang sedang sama-sama tersenyum.

Tiba-tiba saja aku memikirkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba saja aku memikirkannya. Aku mengambil kantong plastik dan memasukkan pecahan kaca dari photo itu kedalamnya.

ku ambil handphoneku di atas meja dan memanggil nomor Jinwoo. handphonnya tidak aktiv. Beralih kepada nomor Aera, selang beberapa detik, Aera mengangkatnya.

"Yoboseyo?" tanyaku

"ne, oppa" suaranya terdengar lirih, dibarengi dengan isakan tangisnya.

"Aera-ya, wae geurae?" aku yang kaget mendengarnya menangis.

"kau bisa ke gyeongpo sekarang?" tangisannya semakin pedih.

"apa yang terjadi?" tanyaku yang mulai khawatir.

"Jinu sedang berada di rumah sakit. Akan kukirimkan lokasinya dan kujelaskan detailnya setelah kau sampai". Sahutnya lirih.

Aku tercengang mendengarnya. Setelah panggilan itu berakhir, tanpa pikir panjang, ku ambil tas dan mantelku dan segera pergi meninggalkan ruanganku.

Is He Angel? || Jinjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang