MJ POV :
Me time's day. Finally, setelah 3 hari beruturut-turut bertemu gadis limited itu, hari ini aku bisa bebas. Saat ini aku sedang berada di pantai untuk melihat matahari terbenam. Entahlah, aku selalu ingin pergi kesini jika sedang merindukan Aera, wanita yang saat ini sudah bahagia dengan keluarga kecilnya.
Tempat ini, selalu membawaku kepada kenangan itu. Orang lain mungkin saja akan menjauhi hal-hal yang membuatnya terluka, tapi tidak denganku. Kenangan itu terlalu berharga untuk dilupakan. Aku akan tetap mengenang kebersamaan dan kebahagiaan ketika bersamanya, walaupun terasa menyakitkan. I know its so hard for me, but i love that moment.
Aku duduk di bibir pantai dengan memeluk kedua kakiku. Menikmati deburan ombak yang seakan mememani kesendirianku. Sesekali, ku lemparkan batu kerikil ke arah pantai. Ku hirup angin pantai dengan memejamkan mataku, kunikmati sejuknya angin yang berhembus.
"Sajang-nim?" Tiba-tiba saja suara itu terdengar jelas ditelingaku. Argh, bahkan setelah aku bersusah payah untuk healing darinya, suaranya masih saja menghantuiku.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Ini hanya suara angin yang menyerupai suaranya. Abaikan saja.
"Sajang-nim, ini aku" suara itu terdengar lagi. Ku buka mataku perlahan, dadaku mencelos. aku melihatnya lagi. Ini bukan suara angin yang menyerupai suranya, ini benar-benar dia. Gadis yang sedang ingin kujauhi saat ini.
"Kebetulan sekali bertemu denganmu disini" sahutnya dengan antusias, ia menampilkan lesung pipinya yang saat ini terlihat jelas di pipi sebelah kirinya.
"Kenapa aku harus bertemu denganmu dari sekian banyak perempuan disini?" Kataku sembari menghembuskan nafas berat.
"Mungkinkah.. kita jodoh?" Jawabnya sangat asal. Kemudian ia terkekeh.
"Ya! Jangan asal bicara. Kau pikir aku mau berjodoh denganmu? Kau bukan kriteriaku". Aku yang langsung menepis argumennya.
"Ahjussi ! Haruskah kubelikan kaca untukmu? Apakah kau terlihat seperti kriteriaku juga? Akupun tidak mau berjodoh dengan ahjussi kulkas sepertimu". Dia mengatakannya dengan suara cempreng yang dimilikinya.
"Too ahjussi. (Lagi-lagi om). Sudah kubilang jangan panggil aku ahjussi" bentakku.
"Ahjussi kau lupa. Ini bukan di kantor, aku berhak menyebutmu dengan sebutan apapun". Lagi-lagi dia menaikkan nadanya.
Aku menghela nafas, perdebatan unfaedah ini tidak akan menang jika melawannya.
Biarkanlah, dia hanya anak kemarin sore."Arasso. Kau pergilah dari pandanganku". Aku mengusirnya lagi dengan mengibas-ngibaskan tanganku. Setiap bertemu denhannya, aku selalu melakukan hal yang sama.
"Tanpa kau suruhpun, aku memang akan pergi. Aku menyesal menyapamu" jawabnya ketus.
Ia membalikkan badannya, tiba-tiba saja aku melihat sebuah bola volley melayang ke arahnya, dengan sigap aku meraih badannya untuk menghindari bola itu. Kami berdua terjatuh ke pasir pantai, aku menahan kepalanya dengan lenganku agar tidak terbentur. Dia yang masih shock itu menutup matanya, kemudian ia buka perlahan, dan menatapku.
"Gwaenchana?" Tanyaku kepadanya.
Dia hanya menatapku dengan tatapan aneh yang baru pertama kulihat.
"Ya ! Kim YeRin!" Aku sedikit membentaknya agar dia tersadar.
"Ah, ne.. mianhaeyo". Dia yang mulai sadar kemudian merubah posisinya.
Dia terlihat salah tingkah dan kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Angel? || Jinjin ✔
RomanceChoi Ae-ra tak menyangka, hubungan yang sudah berlangsung selama 5 tahun dengan Park Jin-woo (Jinjin) harus berakhir dalam hitungan menit. Bagaimana tidak, pria yang ia sebut sebagai "malaikat" selama 5 tahun terakhir itu tega berselingkuh dan menci...