Aera POV
Tepat pukul 03.00 sore, kami sudah sampai di kota Gyeongpo, tepatnya di Golden Tulip Skybay Hotel. Hotel ini memiliki view langsung ke arah pantai.Jinwoo segera turun dan membuka bagasi mobilnya, kemudian seorang porter datang dan membantu menurunkan barang-barang yang kami bawa.
Aku menyerahkan Yoona kepada asisten kami, dan segera melakukan check in ke meja receptionist. Setelah semua selesai, kami langsung naik ke lantai 10 menggunakan lift.Ku berikan satu key card kepada asisten dan supir kami, yang kebetulan mereka adalah pasangan suami istri juga. Kamar kami berhadapan dengan kamar mereka.
Kamar yang memiliki nomor 1011 itu adalah kamarku dan Jinwoo. setelah pintu terbuka, mataku langsung tertuju pada balkon yang ber-view pantai, seketika rasa lelah itu hilang. kamar ini adalah kamar Royal Suite yang memiliki satu king bad dan satu single bad.
Yoona sangat berantusias, ia berlarian kesana kemari mengelilingi seluruh penjuru kamar. Anak kecil itu tidak mengenal lelah. Aku dan Jinwoo hanya tersenyum melihat kegembiraannya.
“kau senang?” tanya Jinwoo setelah kami duduk di ruang TV.
“emh. Terimakasih sudah mengajak kita berlibur” jawabku lalu tersenyum.
“malam ini sepertinya kita harus menitipkan Yoona kepada asisten kita” bisik Jinwoo.
“wae? kau punya rencana?” tanyaku penasaran.
“emh. dandan yang cantik ya”. Ia mengangguk dan tersenyum dengan matanya yang sipit itu. setiap dia tersenyum, aku selalu jatuh cinta.
“Jinu-ya. Tetaplah tersenyum seperti itu”. sahutku sambil menatapnya.
“emh. Senyum ini milikmu” ia pun menatapku, dan memberikan senyum lagi.
***
Pukul 07.00 malam.
Aku sudah menitipkan Yoona kepada asisten kami. Kemudian Aku bersiap untuk pergi mandi, terlihat Jinwoo sedang berbaring di ranjang king bed yang berwarna putih itu. ia berbaring dengan menopangkan tangan ditelinganya, matanya melihatku dengan tatapan penuh cinta.
“ada apa dengan tatapan itu?” aku yang hendak masuk ke kamar mandi menghentikan langkahku.
“aku hanya merindukan istriku” jawabnya masih dengan tatapan yang sama.
Aku terkekeh. “kau mau ikut ke kamar mandi bersamaku?” godaku.
“jinja?” dia langsung merubah posisinya dan air mukanya berubah kegirangan.
“eyh. Andwae. Kau sudah mandi tadi” jawabku.
Ia mengerucutkan bibir tipisnya itu. “aku menyesal mandi duluan”
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan memakai dress, aku duduk dan berdandan. Dress yang kugunakan adalah dress berdesain open soulder printed bell sleeve chippon blouse yang berwarna hijau tosca dan rok putih di bawah lutut. Sedangkan Jinwoo mengenakan Jas suit berwarna hitam yang di padu padankan dengan kaos polos. Aku sudah menyelesaikan aktifitas make-upku, kemudian beranjak dari kursi dan membalikkan badanku, kulihat Jinwoo yang sedang memperhatikanku.
“beautiful” satu kata yang diucapkan Jinwoo berhasil membuatku tersipu.
“Gomawo, kau juga tampan” jawabku.
“kita akan kemana?” tanyaku
Ia hanya mengulurkan tangannya ke arahku, aku menerima tangan itu dan berjalan membuntutinya. Jinwoo membawaku ke lantai paling atas, disana terdapat swimming pool yang menghadap langsung ke arah pantai.Jinwoo kemudian menutupi mataku dengan kedua tangannya. Aku tersenyum, ku biarkan ia menyelesaikan niatnya itu tanpa bertanya apapun. lalu ia menuntuntunku dengan instruksinya untuk melangkah maju.
Jinwoo menurunkan tangannya perlahan, aku membuka mataku dan kulihat di depanku terdapat sebuah meja berbalut sprei putih lengkap dengan makanan dan minuman yang sudah tersaji disana, tak lupa juga candle light yang menjadi actor utama dalam makan malam kali ini.
Aku merasa terharu dengan apa yang disiapkan Jinwoo, walaupun ini bukan pertama kalinya ia melakukan itu. kali ini terasa berbeda, terselip perasaan sedih di antara rasa bahagia itu.
“taraaa…” sahutnya dengan senyuman manis yang dimilikinya.
Mataku sudah berkaca-kaca, tanpa mengucapkan apapun, aku memeluknya. Dia yang sedikit kebingungan karna aksi tiba-tiba itu. perlahan, ia membalas pelukanku.
“wae? kau sangat terharu karena aku menyiapkan ini?” tanyanya sambil mengelus punggungku.
“emh. Aku terharu. Gomawo, sudah menyiapkan ini” jawabku yang saat itu sedang menangis di pundaknya. Aku tidak ingin dia melihat kesedihan di mataku. Segera kuhapus air mataku. Dan kulepaskan pelukannya.Jinwoo kemudian menarik satu kursi dan mempersilahkanku duduk disana.
Setelah aku duduk, ia melepaskan jas suit itu dan memakaikannya di pundakku.
“angin malam ga baik untukmu” sahutnya kemudian ia duduk di depanku.
“mian. Sepertinya aku salah costum”. Jawabku.
“gwaenchana. Ayo kita makan” ajaknya, kami makan sambil membicarakan keindahan pantai yang kami lihat dari tempat kami duduk.
Setelah selesai makan, Jinwoo memegang tanganku. Ia menatapku sangat dalam.
“Aera-ya, aku pernah bilang, kita akan melakukan apapun yang belum pernah kita lakukan. Sekarang, aku akan mewujudkan itu satu persatu”
kata-katanya terdengar sangat serius. ia kemudian beranjak dari tempat duduknya, mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.Ia menjongkokkan satu kakinya, dan membuka kotak cincin yang sudah dikeluarkannya. aku terperangah melihat ia melakukan itu.
“aku tahu, ini sangat terlambat, tapi aku sangat ingin melakukannya. Karena hal ini belum pernah kita lakukan sebelumnya”. Ia mulai berkaca-kaca sembari memperlihatkan cincin itu didepanku.
“Aera-ya, will you marry me?”Jinwoo mengucapkannya dengan sangat lembut, membuat hatiku kehilangan kekuatannya. Bibirku tiba-tiba saja kaku, entahlah, aku hanya ingin menangis saat ini. dua bulir air mata itu akhirnya jatuh secara bersamaan.
“yes. I will”akhirnya, kata-kata itu berhasil keluar dari mulutku, walau terdengar sangat parau.
Dia tersenyum bahagia. lalu ia memasangkan cincin berlian itu di jari manisku.
“gomawo, selalu menjadi bidadari dalam hidupku. Sarange”jawabnya, kemudian Ia memegang tanganku, mengelus lembut dan menciumnya.
Jinwoo perlahan berdiri, mendekatkan bibirnya dan melumat bibirku. Mata kami sama-sama terpejam dan menikmatinya. Setelah beberapa menit dia menciumku, kami terdiam, nafas kami tersenggal-senggal. Ia menatapku.“Ayo, kita selesaikan di kamar kita”
***
Yerin POV
Sudah jam 08.00 malam. Beberapa kali ku cek handphoneku, dia sama sekali tidak menghubungiku setelah mengirimkan screenshoot tadi siang.
Kulihat lagi pesan terkahir yang kuterima, namaku di kontaknya tetap Yerin, tetapi ditambahkan bentuk hati setelahnya. Aku tersenyum lagi. Saat ini aku sangat ingin mendengar suaranya, tapi enggan untuk menghubunginya lebih dulu.
Lebih baik aku tidur saja, daripada menunggunya yang membuatku kesal sendiri. 10 menit darisana, aku terbangun, kerongkonganku terasa sangat kering. Aku turun dari kamar untuk mengambil minum, dengan memakai baju tidur transparan berwarna biru muda, sudah menjadi kebiasaanku memakai baju tipis ketika tidur.
Kubuka kulkas secara perlahan dengan mataku yang masih ngantuk, padahal baru jam delapan lewat sepuluh malam.Samar-samar ku dengar suara ibu sedang bercengkrama dengan seorang laki-laki di ruang tamu. Tunggu, suara itu?
Aku mengintip dari dapur, mataku menangkap seseorang yang tengah duduk di kursi tamu, aku melotot, mulutku menganga. Kenapa dia disini?Kulihat lagi baju yang kupakai. Aku tidak mungkin menemuinya dengan pakaian haramku ini.
Aku harus mengganti baju, perlahan ku langkahkan kakiku seperti maling untuk segera naik ke kamarku lagi.
“yerin-a..” tiba-tiba saja ibu memanggil.Aku menghentikan langkahku, dan melihat ke arah mereka berdua. Dua wajah itu terperangah kaget melihatku. Terlihat ahjussi itu menundukkan pandangannya dengan cepat.
Ibu berlari menghampiriku.“baju apa yang kau pakai ini? kau tidak lihat ada MJ disini?” gertak ibuku namun dengan nada yang berbisik.
“ibu kenapa tidak bilang jika ada orang itu disini?” sahutku sambil bersembunyi di badan ibu.
“aku sudah bilang kepadamu di balik pintu kamar, kau tidur tadi?” tanya ibuku memastikan.
“aish.. iya, Yerin ketiduran tadi”. Sesalku.
“cepat naik dan ganti bajumu” perintah ibu. Aku mengangguk dan segera naik ke kamarku.
Bersambung...
***
Hallo Roha..
Hallo everyone..
Welcome back..
Happy reading..
Enjooyy 💃💃Jangan lupa vote, comment and follow yaaaa..
Gomawoo..N S J
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Angel? || Jinjin ✔
RomanceChoi Ae-ra tak menyangka, hubungan yang sudah berlangsung selama 5 tahun dengan Park Jin-woo (Jinjin) harus berakhir dalam hitungan menit. Bagaimana tidak, pria yang ia sebut sebagai "malaikat" selama 5 tahun terakhir itu tega berselingkuh dan menci...