Kezia terus memandangi dirinya di depan cermin. Rambut hitamnya yang terurai. Dress hitam pendek selutut yang membalut tubuhnya. Heels hitam yang membuatnya elegan. Tas tangan senada yang melengkapi penampilannya. Kezia mengakhiri make up pada wajahnya dengan liptint yang memberikan efek gradasi pada bibirnya.
"Kezia." Terdengar ketukan dan panggilan lembut seorang wanita paruh baya dari luar kamar Kezia.
"Iya, mah. Masuk aja." Pandangan Kezia masih tak lepas dari cermin.
Terdengar suara pintu dibuka. Mamah terdiam membeku di ambang pintu melihat penampilan Kezia pada malam hari ini.
"Mah, Kezia gak cocok ya?" Refleks, Kezia mengeluarkan ekspresi khawatir. Kezia kembali memperhatikan dirinya dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
"Ini bener anak mamah, Kezia, kan?" Mamah menghampiri Kezia dengan senyum lebar. "Kezia cantik banget, mirip mamah waktu muda." Mamah mengelus rambut Kezia pelan.
"Ih, mamah." Kezia menunduk malu.
"Kezia udah siap?" Kezia kembali menatap cermin. "Udah cantik kok, sayang. Ke depan sana, Fenly udah nunggu." Mamah mengelus lengan Kezia lembut.
"Hah?! Udah ada Fenly, mah?" Kezia menoleh ke arah mamah dengan cepat.
"Iya, sayang." Jawab mamah lembut.
"Ya udah, Kezia ke depan sekarang ya, mah." Kezia mengambil smartphone miliknya yang tergeletak di atas kasur dan berjalan keluar kamar.
҉҉҉
"Eh, lu bakal pulang jam berapa nanti?" Shandy mengambil gelas di hadapannya dan meneguknya.
"Kurang tau, bang." Fenly duduk di depan Shandy dengan kemeja putih polos dan celana hitam panjang -dilengkapi dengan jas hitam yang tersemat di bahunya.
"Jangan terlalu malem. Masih gadis dia, gak enak pulang kemaleman." Shandy meletakkan kembali gelas di meja depannya.
"Siap, bang. Paling telat jam 11 udah sampe rumah." Fenly terkekeh kecil.
"Em, sorry, lama." Suara perempuan dari arah belakang Fenly mampu mengalihkan pandangan Shandy dan Fenly. Detik selanjutnya, Fenly terpaku menatap Kezia yang berdiri tepat di hadapannya.
"Wih, tumben banget nih adik gue cakep begini." Shandy tersenyum lebar.
"Ih, Kezia emang cakep dari dulu." Kezia menjulurkan lidahnya mengejek kepada Shandy.
"Iya, lu cakep, Zi." Tanpa sadar, kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Fenly dengan suara pelan.
"Hah?" Refleks, Kezia menoleh ke arah Fenly.
"Eh, ka... kagak" Fenly menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan alam bawah sadarnya.
"Jaga adik gue, bro. Udah cakep gini, jangan sampe diambil orang." Shandy menghampiri Fenly dan menepuk pundaknya.
"Em, iya." Dengan cepat, Fenly berdiri dan merapihkan penampilannya. "Pergi sekarang?" Fenly menawarkan lengannya. Kezia tertunduk -senyum malu, melingkarkan tangannya di lengan Fenly.
"Kita pergi dulu ya, bang. Salam ke tante." Fenly tersenyum lebar.
"Siap, hati-hati, bro!" Shandy melipat kedua tangan di depan dadanya.
Fenly dan Kezia berjalan keluar rumah. Fenly membukakan pintu mobil untuk Kezia, sebelum dia masuk ke dalam jok pengemudi. Fenly segera menyalakan mesin mobil dan melajukannya menjauhi pekarangan rumah Kezia.
҉҉҉
"Happy birthday, Chel." Zidan menghampiri Chelsea dengan sekantong hadiah. "Ini dari gue." Zidan menyodorkan kantong tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]
Fanfiction"Bisakah kita memandang langit yang sama, pada waktu dan tempat yang sama, dengan perasaan yang sama?" -Kezia Lizina Alexandra "Entah memang dirinya yang menarik, atau hanya hatiku saja yang tertarik." -Fenly Christovel Wongjaya "Hanya senyum itu ya...