Before D-Day

280 65 2
                                    

Kezia menghirup aroma makanan dalam sebuah kotak makan berwarna biru yang sudah dia buat. Dia tersenyum dan menutup kotak makan tersebut.

"Duh, anak mamah lagi berbunga-bunga, ya." Dari arah belakang, mamah menghampiri Kezia dan merangkul lengannya. Kezia tersenyum malu.

Sudah lima hari ini Fenly bersikap manis kepada Kezia. Mulai dari menjemput dan mengantarkan pulang, menemani saat Kezia ingin bepergian, memastikan keadaan Kezia baik-baik saja, hingga mengiriminya makanan ke rumah saat mereka tidak pergi bersama. Perhatian kecil itu yang membuat Kezia menikmati hidupnya, tanpa sadar dia sudah bisa melupakan Fiki sedikit demi sedikit. Di sisi lain, Abelle semakin hari semakin menceritakan kedekatannya dengan Fiki. Dan tanpa Kezia sadari, sudah lima hari pula dia tidak berkomunikasi dengan sahabat kecilnya, Fajri.

"Udah pergi sana, itu Fenly udah siap di depan." Mamah mengelus pelan lengan Kezia sembari tersenyum bahagia.

"Kezia ke depan dulu ya, mah." Kezia tersenyum lebar dan meninggalkan mamahnya di dapur.

҉҉҉

"Lain kali lu main ke sini jangan cuma anter jemput Kezia doang, kapan-kapan bisa lah kita nongkrong bareng." Shandy merangkul pundak Fenly.

"Iya siap, bang." Fenly tersenyum tipis.

"Udah kali, jangan diajak ngobrol terus." Kezia menghampiri Shandy dan Fenly di ruang depan.

"Ya, habisnya lu lama. Kan gak mungkin kita diem tatap-tatapan doang." Shandy mendesah kesal. Fenly terkekeh kecil.

"Ya udah, kita duluan ya, bang." Fenly berdiri dan memberikan fist bump kepada Shandy.

"Siap." Shandy membalas fist bump Fenly.

"Nih, sarapannya." Kezia menyodorkan kotak makan kepada Fenly.

"Thank you, Zi." Fenly mengambil kotak makan tersebut sembari tersenyum.

"Kapan lu bakal nyiapin sarapan buat gue?" Shandy melipat kedua tangan di depan dadanya.

"Bikin sendiri lah, atau cari pacar gitu biar kagak sendiri mulu." Kezia menjulurkan lidahnya meledek kepada Shandy.

"Sombong banget lu udah punya Fenly." Shandy mengacak-acak rambut Kezia.

"Ish." Kezia mendengus kesal dan merapihkan rambutnya.

"Kita duluan ya, bang. Takut telat." Fenly tersenyum dan langsung menggenggam tangan Kezia berjalan keluar rumah.

҉҉҉

Baru saja keluar dari pintu utama, terlihat Fajri -dengan sweater biru yang membalut seragamnya berdiri di ambang gerbang rumah Kezia. Refleks, Fenly dan Kezia menghentikan langkahnya.

"Aji?" Tanpa sadar, nama itu keluar perlahan dari mulut Kezia. Fajri terdiam menatap genggaman tangan Fenly dan Kezia.

"Gue mau ketemu Bang Shan, ada?" Tanya Fajri datar.

"Ji..." Kezia tak menyelesaikan kalimatnya.

"Eh, Ji. Kemana aja lu?" Shandy keluar dengan senyum yang merekah.

"Eh iya, bang. Ada kok." Fajri mengalihkan pandangannya kepada Shandy dan tersenyum.

"Sini." Shandy melambaikan tangannya meminta Fajri mendekat.

Tak menghiraukan Fenly dan Kezia yang berdiri di samping pintu utama, Fajri berjalan mendekati Shandy yang berada di ambang pintu.

"Sehat lu?" Shandy menepuk pundak Fajri.

"Jelas dong, bang." Fajri menunjukkan gigi kelincinya.

"Ada apa, Ji? Bawa makanan lu?" Shandy menunjuk totebag yang dibawa oleh Fajri.

Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang