Satu minggu sudah Kezia menjalani hubungan dengan Fenly. Sejak hari foto Fenly dan Kezia tersebar di mading sekolah, Kezia makin mendapat banyak cibiran, khususnya dari para siswi. Entah siapa yang memasang foto tersebut, tidak ada satupun yang mengetahuinya atau mungkin tak ada yang ingin memberitahunya. Beruntungnya Kezia, Fenly selalu ada di sisinya. Fenly makin tak peduli untuk mengumbar hubungan mereka. Fenly sadar, mau bagaimana dia menutupinya, pasti akan terungkap. Tak ada yang tidak mengenali mereka berdua.
Satu minggu pula Kezia tak bercanda gurau dengan Abelle, bahkan mengobrol santai pun tak bisa, pembicaraan mereka hanya sebatas masalah tugas sekolah. Kezia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya jika Abelle terus menghindarinya. Kezia kehilangan seorang sosok sahabat yang sangat dia sayangi di saat Kezia sangat butuh support system lebih.
"Gimana hari ini?" Fenly tersenyum tipis menatap Kezia dengan satu tangan memegang ransel yang tersemat di salah satu bahunya dan tangan lainnya dimasukkan ke dalam saku celananya. Kini, mereka berjalan berdua di tengah lapang menuju tempat parkir.
"Capek banget." Kedua tangan Kezia memegang lehernya, dia sedikit memutar kepalanya. "Pak Danu tadi suruh kita lari keliling lapang ini." Jari Kezia menunjuk tiap sudut lapang. Fenly terkekeh kecil.
Dari kejauhan, terlihat seorang laki-laki dengan seragam sekolahnya berlari ke arah Kezia dan Fenly. Laki-laki itu berhenti tepat di depan mereka. Kezia dan Fenly menatapnya heran.
"Fe..." Laki-laki itu mengerutkan dahinya berusaha mengingat nama Fenly.
"Fenly." Jawab singkat Fenly.
"Nah iya." Laki-laki itu mengangguk pelan. "Gue..."
"Iya, lu Fiki." Fenly memotong ucapan Fiki.
"Lah? Lu masih inget gue?" Fiki menatap kaget Fenly yang masih mengingat dirinya.
"Gue kagak pelupa kyk lu." Fenly menghela nafas.
"Gue juga kagak pelupa, cuma buat apa gue inget lu." Fiki memutar bola matanya.
"Lu mau ngapain ke sini?" Fenly mengalihkan pembicaraan. "Bolos sekolah ya lu?" Fenly menatap Fiki dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Fitnah mulu lu dari tadi." Jawab Fiki malas.
"Ya, terus lu kenapa di sini?" Fenly mendesah pelan.
"Gue mau pinjem Kezia." Fiki melirik Kezia. Orang yang dilirik hanya terdiam, menatap kaget Fiki.
"Buat apa?" Tanya Fenly cepat.
"Mau gue sewa." Jawab Fiki kesal. Fenly manatap tajam Fiki. "Ya gue mau ngobrol bentar doang, pake nanya segala lu." Lanjutnya cepat.
"Ya, tinggal ngobrol aja." Fenly membuang pandangannya santai.
"Gue butuh privacy kali." Fiki melipat kedua tangan di depan dadanya. Fenly menoleh ke arah Kezia.
"Ya udah, lima menit, jangan lebih." Fenly menatap malas Fiki.
"Dih, disangka gue lagi rental PS kali ya dikasih waktu begitu." Ucap Fiki cepat.
"Jangan banyak protes lu, masih untung gue izinin." Jawab Fenly datar. "Aku tunggu di tempat parkir ya." Fenly menoleh ke arah Kezia, tersenyum tipis. Kezia mengangguk pelan.
"Aku tunggu di tempat parkir ya." Bisik Fiki dengan ekspresi mengejek Fenly. Refleks, Fenly menatap Fiki kesal. Dengan sigap, Fiki mengubah ekspresinya datar.
"Awas aja lu kalau aneh-aneh sama Kezia." Fenly melewati Fiki begitu saja.
"Ck. Laki-laki aneh itu siapa lu sih?" Tanya Fiki kesal saat Fenly sudah berjalan cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]
Fanfiction"Bisakah kita memandang langit yang sama, pada waktu dan tempat yang sama, dengan perasaan yang sama?" -Kezia Lizina Alexandra "Entah memang dirinya yang menarik, atau hanya hatiku saja yang tertarik." -Fenly Christovel Wongjaya "Hanya senyum itu ya...